BAB 22

29.9K 1.8K 55
                                    

Alex dan yang lainnya yang berada di ruang tengah, menatap TV yang sedang menayangkan sebuah film kartun. Mereka semua hanya dia menatap layar TV.

Mereka semua fokus pada tayangan yang berada di TV. Tidak ada yang bersuara, hanya suara TV lah yang menjadi pengisi keheningan mereka.

Rika menghela nafas, "Alex, apa kita akan berhasil melewati hal ini?"

"Jika kita percaya satu sama lain, kita pasti bisa melewati hal ini. Memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu saja. Dulu, kita tidak pernah berada dalam posisi seperti ini. Kita juga tidak pernah menemukan kejadian seeperti ini, aku ... aku hanya mulai berpikir kalau ... kalau ini semua akan berakhir dengan mengenaskan."

"Rika!. Aku mohon, aku sebagai kakak mu memohon padamu untuk tidak pernah mengatakan hal seperti itu." Preston mendesis karena rasa geram yang berada di hatinya.

"Aku hanya mengatakan apa yang berada di kepalaku, pendapatku, Kak. Aku sama sekali tidak mencoba mengatakan hal yang buruk." Rika berusaha ubtuk membela dirinya.

"Dengan mengeluarkan kata-kata itu, kau sama saja mendoakan kita semua mati, Rika. Apa kau tahu maksud perkataan mu?! Apa kau mengerti?! Jangan coba-coba untuk mengeluarkan sebuah pendapat dengan kata-kata buruk seperti itu!"

"Hei, kenapa kalian berkelahi? Ini bukan waktunya berkelahi. Aku tahu situasi sedang tidak memihak pada kita, tapi kita harus terus berpikir positif. Kita tidak boleh mulai merasa putus asa dan memikirkan hal yang tidak-tidak," jelas Kennard, mencoba untuk memberi penjelasan pada duo Elvina.

"Kami tidak bertengkar, Ken. Aku hanya ingin memberitahu pendapatku,"bela Rika.

"Berhenti lah berdebat, kalian membuat leher ku semakin sakit,"pinta Alex.

Mereka semua langsung terdiam. Mereka menatap Alex yang terus menutup matanya sambil memegang belakang lehernya, tempat dimana tato itu berasal.

Mereka terdiam. Mereka tahu ada sesuatu yang besar sedang terjadi jika Alex sampai merasakan sakit di bagian tatonya.

Alex mengganti saluran TV menjadi acara berita. Saluran ditemukan dan bertepatan di tayangnya sebuah berita yang membuat mereka terkejut.

Sebuah van ditemukan dalam kondisi terbakar di Jln.***. Petugas pemadam kebakaran langsung mencoba untuk memadamkan kebakaran tersebut. Petugas dari pihak kepolisian menemukan mayat sekitar 8 pria. Tubuh mereka semua hangus terbakar. Pihak kepolisian juga menemukan sebuah pin yang menunjukkan bahwa yang menjadi penyebab kebakaran ini adalah Leslie. Apa yang terjadi sesuatu sehingga Leslie, yang merupakan seorang pembunuh bayaran harus melakukan ledakan ini atau apakah terjadi sesuatu pada Leslie?

Berita selanjutnya ...

Pip!

Alex mematikan TV lalu terdiam. Mereka juga ikut terdiam. Alula yang pertama kali sadar menatap Alex yang masih terdiam. Alula yang ingin memegang bahu Alex langsung berhenti.

Alula menarik tangannya lalu menunduk. Dia tahu, mereka semua pasti masih terkejut dengan berita tadi.

Ting Tong!!

Alula memilih membuka pintu. Dia membuka pintu dan terkejut dengan siapa yang menekan bel.

"Yo, Kyong. Kita perlu beberapa kola dan keripik kentang, kita akan bergadang untuk membahas beberapa hal dengan waktu yang terlihat akan cukup lama."

-TRUE-

Leslie di borgol lalu di bawa menuju sebuah van. Sebelum dia pergi, dia memasang sebuah pin yang tentunya tidak dicurigai oleh sang pria. Mereka berdua masuk ke dalam van tersebut.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang