BAB 10

42.8K 2.7K 55
                                    

Saat ini Alex sedang dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya. Dia sudah memberitahu Ramon bahwa dia akan mengunjungi rumah orang tuannya dan kemungkinan besar dia akan pulang terlambat.

Alex sudah dengan dandanan nerdnya. Beberapa kali dia mengeluarkan nafasnya melalui mulut. Alex menatap langit yang terlihat mendung.

Sepertinya mau hujan.

Alex kembali melanjutkan perjalanannya hingga akhirnya dia sampai di mansion keluarganya. Alex menarik nafas lalu mengeluarkannya secara perlahan. Dia mulai berjalan memasuki mansion tersebut.

Saat Alex membuka pintu mansion dia mendapati seluruh keluarga utamanya berkumpul di ruang tamu. Mereka tertawa riang setelah paman dari ayahnya melontarkan sebuah candaan.

Tante dan omnya yang berasal dari ibunya juga hadir. Bibi Emma menghampiri Alex yang masih bergeming. Bibi Emma tersenyum saat Alex menyadari kehadirannya.

"Non Alex mau ke ruang tamu?"

Alex tersenyum"enggak deh bi, Alex capek jadi mau istirahat dulu"

"iya non"

Alex berjalan menuju kamarnya. Tidak ada yang menyadari kehadirannya karena mereka terlalu sibuk bercanda. Alex masuk menuju kamarnya. Dia melepaskan kacamata lalu menyimpannya kacamata itu dimeja kasurnya.

Setelah kacamata, sekarang lensa dan wig yang ia buka sehingga ia kembali menggunakan penampilan aslinya. Alex duduk di kursi dekat meja, dia mengusap wajahnya.

"aku capek"

Dia berdiri lalu mengambil sesuatu di laci meja belajarnya. Alex menjatuhkan dirinya di kasur sambil memegang benda itu. Foto, yang sekarang Alex pegang adalah sebuah foto.

Terlihat seorang wanita paruh baya sedang tersenyum lembut dengan disampingnya terdapat soerang pria paruh baya yang juga sedang tersenyum. Di tengah-tengah mereka terdapat seorang gadis kecil dengan senyuman yang begitu lebar.

Alex membalikkan foto tersebut dan terlihat sebuah coretan yang berada dibawah foto itu.

Dad, mom and Alex

Alex merasa kalau telinganya basah. Alex memegang lehernya dan mendapati ada jejak air yang berasal dari matanya. Alex mengerjapkan matanya dan menyadari kalau dia menangis.

Alex menutup matanya dengan tangan yang memegang foto itu. Isak lirih mulai keluar dari mulutnya, tubuhnya juga ikut bergetar karena tangisan itu. Air mata semakin deras keluar dari matanya.

Alex menggigit bibirnya agar suara tangisnya tidak terdengar sampai keluar. Dia terus memanggil ibunya dengan suara yang begitu menyayat hati, mungkin Alex bisa terus berakting seakan-akan kalau dia baik-baik saja.

Nyatanya dia masih seorang gadis SMA yang masih membutuhkan kasih sayang. Dia ingin bercerita tentang sekolahnya, teman-temannya, dan kegiatannya. Dia ingin mengeluh soal orang yang membencinya, masalahnya.

Dia ingin bermanja-manja, dia ingin merajuk, dia ingin ada yang memarahinya, dia ingin ada yang selalu bisa memberikan pelukan untuk mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja.

Dia ingin ada yang mau menjadi pendengar isi hatinya, dia ingin agar ada orang yang selalu membangunkannya setiap pagi, dia ingin agar bisa memakan sarapan dari orang yang selalu membuatkan sarapannya dulu.

"mommy... hiks... hiks... mommy"

Dia selalu iri setiap dia datang kerumah ini dan melihat Unna yang begitu dimanja oleh ibunya. Ditambah ayahnya juga yang terlihat sangat menyayanginya. Keluarga besarnya yang benar-benar menaruh perhatian kepada Unna dan Bryan.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang