Seorang gadis dengan pakaian yang terlihat sangat kumal dan penampilannya yang kuno memasuki gedung yang berada di depannya. Sebuah gedung perusahaan milik keluarganya.
Gadis itu berjalan sambil menundukkan kepalanya. Dia memeluk beberapa buku yang tebal. Beberapa orang yang berpas-pasan dengan gadis itu menatap jijik pada gadis tersebut.
Gadis itu mengeratkan pelukannya pada buku-bukunya. Ia menaiki lift menuju ruangan paling atas. Setelah sampai, dia berjalan menuju ruangan sang ayah.
Gadis itu sesekali membenarkan kacamata yang sedikit menurun. Dia membuka kenop pintu lalu mendorong pintu tersebut agar terbuka.
Dia melihat kalau ayahnya sedang menatapnya dengan sorot tajam dengan di sampingnya terdapat kedua saudara tirinya yang sedang menatapnya dengan sorot mengejek.
Gadis itu mendekati sang Ayah dengan wajah datar. Dia sama sekali tidak merasa emosi dengan wajah yang ditunjukan oleh kedua saudara tirinya. Dia menatap ayahnya dengan tajam, sorot mata yang ia dapatkan dari Ibunya.
"Ayah ingin membicarakan sesuatu dengan mu,"
-TRUE-
"Ayah ingin membicarakan sesuatu dengan mu,"
Alex seakan-akan merasakan deja'vu dengan kejadian ini. Di sebelahnya terdapat Alula yang ikut menatap Ayahnya dengan tajam. Di sisi sang ayah berdiri Bryan dan Unna yang menundukkan kepala mereka.
Jujur, mereka berdua sangat takut dengan tatapan Alex dan Alula. Tatapan mereka benar-benar tajam, khas dari keluarga pihak Ibu alex.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Sang Ayah melirik Alula yang dengan santainya berkacak pinggang di depannya. Alula yang merasa di perhatikan mengalihkan pandangannya dan menatap Tuan Carmon dengan santai.
"Kenapa kau menatapku?"
"Bisakah kau keluar dari ruanganku?"
"Dan meninggalkan sepupuku bersama kalian? Tidak! Aku tidak mau pergi dari manapun!"
Tuan Carmon melirik kedua anak tirinya yang sudah menundukkan kepala mereka karena merasa takut. Dia menepuk punggung kedua anak tirinya sehingga mereka berdua menatap Tuan Carmon dengan bingung.
"Bisakah kalian juga keluar dari ruangan ini?"
Mereka berdua langsung menggeleng kencang. Mereka tidak mau bersama dengan Alula, walaupun sebenarnya Unna sudah ingin berteriak histeris karena dia sudah bertemu dengan seorang youtubers terkenal.
"Kami tidak ingin berada di luar ruangan ini bersama Alula!" Bryan menjawab dengan tegas
"Kenapa? Kalian takut?" Alula mengeluarkan ejekkannya dengan seringai di wajahnya.
"Ck, aku bahkan tidak takut padamu, Sialan!"
"Kalau begitu kita keluar dari ruangan ini, membiarkan sepupuku mengobrol dengan pamanku, bagaimana? Apa kalian takut Alex akan mengadu soal kelakuan kalian selama paman tidak ada? Tenang saja, Alex bukan gadis yang hanya bisa mengadu tanpa perlawanan" tantang Alula yang masih memasang seringainya.
"Baik, Unna ayo!"
"eh ... kita mau kemana?"
Bryan menarik Unna keluar dari ruangan itu. Alula menepuk bahu Alex lalu ikut keluar. Alula menutup pintu dengan pelan sehingga tidak terlalu terdengar suara bantingan.
Ekhem!
Alex memusatkan perhatiannya kepada sang Ayah yang sedang membersihkan tenggorokannya. Alex hanya menatapnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE [End]
ActionAlexandra Farzana Camron diasingkan dari keluarganya karena dianggap hanya memalukan nama keluarga. Dia berprofesi menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar didunia. Disampingi dengan profesinya sebagai model dan youtubers. Keluarganya t...