BAB 33

23.7K 1.6K 26
                                    

Hari ini, anggota yang baru saja tertangkap sudah di bawa menuju sebuah pulau yang menjadi tempat penyekapan anggota sign. Pulau yang tidak berpenghuni di mana keamanannya begitu ketat.

Archard menyiapkan beberapa peralatannya dan memasukkan daam ransel hitamnya. Dia yakin bahwa sepupu-sepupunya itu akan berada di sana, menyelamatkan anggota sign dan itu tidak akan dibiarkan terjadi.

Archard menggendong tas tersebut lalu membawanya keluar, menemui ayahnya yang sudah bersiap-siap. Melihat anaknya sudah siap, Richard menyuruh Archard dan beberapa anak buahnya masuk ke dalam helikopter.

Perjalanan menuju pulau itu tidak memakan waktu yang cukup lama. Richard dan yang lain turun dari helikopter dan mendapati sebuah gedung tua di antara pulau tak berpenghuni itu.

Archard mengeluarkan pistol dari tasnya sebelum tas itu serahkan pada sekretaris pribadi ayahnya. Archard mengikuti langkah ayahnya, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah ruangan bawah tanah.

Ruangan itu terlihat remang-remang karena hanya diterangi cahaya lilin dan lentera. Archard bisa melihat sekumpulan orang dengan mata yang tertutup dan kaki beserta tangan yang terikat.

Archard tidak percaya bahwa dia bisa bertemu dengan anggota sign.

"Ayah, kenapa mereka tidak bergerak? Apa mereka sudah mati?"

"Tidak, mungkin ini karena faktor obat bius dan mereka yang tidak ku beri makan 3 hari."

Tidak diberi makan 3 hari tapi masih hidup?!

"Bersiaplah, nak! Malam ini sepertinya kita akan berperang."

-TRUE-

Malam harinya.

Leslie menatap gedung tua yang berada di depan mereka dengan sebuah teropong. Wajahnya terlihat kaku dan dingin. Tidak ada raut konyol atau idiot yang biasa ia keluarkan saat bersama anggota sign.

Sebuah truck terparkir di depan gedung itu. Leslie bisa melihat beberapa pria berkeliaran di sekitar gedung itu. Seakan-akan mereka tahu bahwa mereka bertiga akan datang ke sini.

Leslie menurunkan teropongnya. Dia melemparkan teropong itu pada Alula. Alula langsung melihat keadaan sekitar dengan teropong itu. Cukup lama dia melihat daerah sekitar hingga akhirnya dia menurunkan kembali teropongnya.

"Keadaan di sana begitu ketat. Tampaknya kedatangan kita sudah diperkirakan, Alex."

Alex mengangguk. "Kita masuk. Jangan sampai ketahuan!"

Leslie dan Alula mengangguk. Mereka mulai berlari secara perlahan. Saat mereka hampir dekat dengan gedung, Leslie maju lebih dulu. Dia mengeluarkan sniper-nya dan mengambil dua peluru bius dari saku celanannya.

Leslie mengarahkan sniper-nya pada dua pria yang menjaga pintu belakang gedung itu. Leslie menembakkan senapannya dan tepat mengenai kedu pria itu. Alula dan Leslie langsung menarik kedua pria itu jauh dari pintu belakang sedangkan Alex berlari untuk memasuki ke dalam gedung itu.

Alula dan Leslie sibuk menggeledah kedua pria itu. Mereka mengambil beberapa senjata yang disimpan oleh kedua pria itu. Cukup mengambil senjata, Leslie menarik kedua peluru yang berada di lengan mereka lalu memposisikan tubuh mereka seperti sedang berdiri.

Alula dan Leslie pun memasuki gedung tersebut. Mereka berdua melihat Alex yang sedang terdiam, terlihat sedang menilai keadaan sekitar.

"Tempat ini benar-benar gelap dan bau." Alula berkomentar dengan suara yang pelan.

"Terlihat seperti tempat sampah daripada tempat penyekapan." Leslie melihat sekeliling dengan senapan yang berada di tangannya.

"Kita berpencar. Temukan anggota sign lalu kita keluar dari tempat ini. Jika kalian terlihat berusahalah untuk berlari, jangan melawan!"

"Tunggu, jangan melawan?! Kau bercanda, aku menanti saat-saat seperti ini dan kau memintaku untuk tidak melawan?!" protes Alula.

"Ikuti perintahku, Jin-Kyong!" itu perintah mutlak, Alula dengan berat hati mengangguk.

"Jika keadaan mendesak kalian bisa melawan, tapi usahakan untuk tidak melukai siapapun!"

Alula menyeringai lalu dia mengangguk manis. Dia berlari mengambil jalur yang berbeda, dia sepertinya akan bersenang-senang. Leslie yang paham langsung berlari lurus sambil menggunaan topeng dan memasuki kegelapan. Hanya tersisa Alex di gedung itu, Alex kembali melihat sekeliling lalu berlari ke kanan dengan topeng yang berada di wajahnya.

Alula berlari tanpa suara, seringai masih menghiasi bibirnya. Dia mencari penjara bawah tanah yang berada di gedung itu. Saat dia berlari, dia berhenti di sebuah ruangan yang sangat terang.

Alula secara perlahan lalu masuk ke dalam ruangan itu. Dinding ruangan itu hanya berisi topeng-topeng yang mengerikan. Alula mengernyitkan dahinya, bingung karena terdapat ruangan seperti ini berada di gedung busuk tersebut.

Alula melihat sebuah meja dilapisi kain putih yang berisi topeng yang pernah ia lihat, topeng milik anggota sign. Tanpa banyak pikir, dia langsung mengambil topeng itu lalu melihat sebuah topeng yang menarik perhatiannya.

Dia mengambil topeng itu lalu keluar dari ruangan sambil memakai topeng tersebut. Cukup lama dia berlari hingga akhirnya dia menemukan sebuah tangga yang menuju lantai bawah.

Dia menuruni tangga tersebut dengan hati-hati, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Saat dia sampai di dasar, terdapat sebuah ruangan yang lumayan terang.

Alula mengintip dan melihat ada dua pria yang sedang berjaga di sebuah sel penjara dan Alula menebak bahwa sel itulah tempat di mana anggota sign tertangkap.

Tanpa takut, dia berjalan dengan tenang menghampiri mereka. Kedua pria itu langsung mengangkatkan kedua pistolnya dan mengarahkannya pada Alula. Alula menyeringai mengerikan, kedua pria itu bergemetar karena takut. Topeng itu tidak menutupi seluruh wajahnya sehingga seringainya bisa terlihat.

"Tidak sopan sekali mengarahkan sebuah pistol pada seorang anak perempuan. Apakah kalian tidak diajarkan tata karma oleh orang tua kalian?" Alula bertanya dengan nada polos.

Kedua pria itu terdiam, tidak menjawab pertanyaan Alula. Sebelah tangannya mengeluarkan dua belati dari sakunya sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk memegang topeng yang ia ambil tadi. Topeng itu tidak muat kedalam saku celananya dan dia tidak membawa tas.

"Kalian harus tahu." Alula dengan cepat melempar belati itu dan mengenai dada kedua pria tersebut sehingga merea langsung tumbang di tempat. "Aku paling tidak suka diacuhkan."

Alula berjalan dan melihat anggota sign yang sedang berdiri. Alula melempar topeng itu ke dalam sel penjara. "Aku tahu kalian tidak mau keluar dari tempat ini jika tidak menggunakan topeng."

Mereka semua langsung mengambil topeng itu lalu memakainya. Alula menggeledah kedua pria itu dan mendapati sebuah kunci dan barang-barang yang mungin akan berguna nanti.

Alula memasukkan kunci itu kedalam lubang pintu lalu memutarnya dia menarik pintu sel sehingga mereka semua bisa keluar. Alula memberikan beberapa senjata yang ia ambil dari pria yang berjaga pintu belakang dan pintu sel. Setelah memastikan anggota sign memegang senjata.

Alula langsung berlari, kembali menaiki tangga diikuti oleh anggota sign.

Tinggal Ramon dan yang lainnya.

"Well, biarkan Leslie yang menyelamatkan mereka."

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang