Bab 37

23K 1.5K 101
                                    

Karena gw sayang kalian







Jadi gw kagak lanjutin cerita ini:v










































































Happy reading~
***

"Aku tidak akan berhenti sampai aku melihat sendiri jasad mereka, Kennard!" Ramon membentak Kennard dengan nada yang keras.

Suasana semakin menegangkan, bahkan Rika sudah memeluk kakaknya karena takut melihat pertengkaran mereka berdua. Beberapa anggota sign yang sudah berada di apartemen hanya bisa menatap mereka berdua dengan tatapan datar. Mereka tahu, pertengkaran ini tidak akan pernah berhenti sampai salah satu dari mereka mengalah.

"Buka matamu, sialan! Alex terjebak di gedung itu bersama mereka berdua dan tidak mungkin mereka masih hidup sampai sekarang! Ledakan itu sudah pasti menghanguskan mereka bertiga, Ramon!" Kennard mengetatkan rahangnya saat melihat Ramon masih keras kepala.

"Kami tidak akan berhenti sampai menemukan mereka bertiga." Ramon masih tetap pada pendiriannya, mencari mereka bertiga, Alex, Alula dan Leslie.

"Apa? Kami?" Andromeda merasa bahwa pendengarannya salah.

"Ya, kami. Aku dan Ramon." Azka memasuki ruang tengah apartemen dengan gaya angkuh dan bossy.

"Azka?! Untuk apa kau juga ikut membantu, Ramon?! Kau tahu bahwa jasad Alula sudah berubah menjadi abu!"

"Aku memang melihat abunya, tapi aku tidak akan pernah percaya bahwa abu itu milik Alula sebelum aku membuktikannya sendiri." Azka menatap Kennard dengan tajam, dia tidak akan pernah menyerah sebelum menemukan Alula, baik hidup maupun mati.

"Kalian gila!"

-TRUE-

Ramon memasuki ruangan kelasnya dengan wajah datarnya. Semenjak kejadian itu, Ramon memilih untuk pindah sekolah daripada bersekolah di tempat yang membuatnya mengingat Alex.

Ramon duduk di bangkunya dan memasang earphone-nya. Dia memilih untuk melihat keluar jendela dan mengabaikan semua orang yang sudah datang. Beberapa gadis ada yang sedang bersolek, memeriksa penampilan sebelum mendekati Ramon.

"Ramon, kamu kok lihat keluar terus, sih?"

Ramon tidak menjawab, mungkin dia tidak mendengar. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, mencoba untuk terlihat imut di depan Ramon, tapi Ramon sama sekali tidak tertarik untuk melihat gadis itu. Dia sedang mengingat kenangannya bersama Alex.

Bruk!

"Woi, gurunya datang!"

Mendengar hal tersebut beberapa murid langsung kembali pada bangku masing-masing. Ramon melepaskan earphone dan memasukkan barang-barangnya ke kolong meja. Dia mengeluarkan buku lalu pulpennya.

Guru itu datang dengan wajah yang berseri-seri. Dia tersenyum menatap murid-muridnya.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru. Ayo, Nak, masuklah."

Seorang gadis memasuki ruang kelas yang langsung membuat kelas tersebut menjadi hening. Ramon menajamkan pandangannya saat melihat wajah gadis itu.

Apa aku mengenalnya?

"Perkenalkan dirimu, Nak."

Gadis itu mengangkat wajahnya dengan ekspresi datar namun terlihat tajam. Gadis itu tanpa sengaja sekilas menatap Ramon, dia tersenyum kecil yang mungkin tidak disadari oleh yang lain, tapi Ramon menyadarinya.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang