Bab 36

22.1K 1.5K 39
                                    

   Double update :v
   Mayan, sekalian kan:v

***

Alex mencoba untuk berdiri sambil memegang pinggangnya. Dia harus cepat keluar dari gedung itu dan menemui yang lain. Asap hitam mulai memenuhi seisi gedung. Alex mencoba untuk berlari dengan menahan rasa sakit yang berada di pinggangnya.

   Alex secara perlahan berhenti berlari karena merasa luka dipinggangnya semakin mengeluarkan darah. Dia berjalan dengan perlahan, saat di depannya terdapat sebuah pintu Alex langsung tersenyum bahagia. Sebentar lagi dia akan selamat dan bertemu dengan teman-temannya.

   Alex yang kembali berjalan langsung terdiam saat mendengar ada sebuah kayu yang terbakar. Ketika Alex melihat keatas dia mendapatkan sebuah kayu yang sedang terjatuh tepat di posisinya. Alex hanya bisa menutup mata dan tersenyum manis, mungkin senyuman terakhir yang bisa ia keluarkan.

Bruk!

-TRUE-

   Sementara itu, anggota Sign sudah berada diluar. Ramon menatap pintu gedung dengan penuh harap. Andromeda mengerutkan keningnya saat mencium bau aneh. Perasaan aneh langsung menyelimuti dirinya.

"Kenapa tercium bau terbakar?" Perkataan itu sukses terdengar oleh Ramon yang langsung menegang.

Apa? Batin Ramon kebingungan dengan dilingkupi rasa takut.

Bom!


  Suara ledakan benar-benar terdengar begitu keras sehingga membuat mereka terkejut. Ramon semakin menegang dan rasa takut sudah mengendalikan semua tubuhnya. Ramon tahu apa yang terjadi. Alex masih di dalam bersama dengan Leslie dan Alula. Mereka terjebak di dalam gedung tua itu.

Pujaan hatinya sudah meninggalkannya, untuk selama-lamanya. 

"Tidak ... tidak ... ALEX!!"

-TRUE-

    Archard masih menanti ayahnya untuk keluar dari gedung tersebut. Bau asap sudah tercium olehnya membuat Archard semakin ketakutan. Ayahnya sudah terlalu lama berada di dalam dan belum keluar. Archard yang ingin menyuruh beberapa anak buahnya untuk memasuki gedung itu terdiam saat mendengar suara ledakan yang berasal dari gedung itu.

   Archard langsung terjatuh dengan matanya yang terpaku menatap gedung yang sudah hampir terlahap oleh api yang membara. Dia tahu, ayahnya sudah meninggalkan dirinya.

"AYAH!!"

-TRUE-

2 tahun kemudian

Sudah dua tahun semenjak kejadian itu. Ledakan yang berada di pulau terpencil itu sukses membuat semua anggota sign terkejut dan dilingkupi rasa sedih yang membuat mereka menangis bersama. Ramon bahkan sampai hampir depresi karena kejadian itu.
  
  Mereka semua memilih untuk menempati apartemen Alex. Walaupun sudah dua tahun, mereka terkadang masih menangis saat memasuki kamar Alex yang masih memiliki wangi khas Alex. Bahkan, sepulang mereka dari ruangan itu. Ramon langsung memasuki kamar itu dan mengunci kamar itu. Dia tidak keluar selama 3 hari, tanpa makan dan minum.

   Anggota sign bahkan sudah berusaha untuk memaksa Ramon untuk makan. Berita tentang kematian itu langsung menyebar dan keluarga Camron langsung memberikan tindakan dengan cepat. Mereka beralasan bahwa Alex diculik dan dibunuh dengan cara dibakar tempat penyekapannya.

   Ditemukan banyak jasad manusia yang sudah mulai terbakar. Bahkan, jasad 3 perempuan ditemukan di antara banyaknya jasad itu yang diyakini salah satu dari jasad itu adalah jasad Alex. Pihak keluarga tidak melakukan otopsi dan milih untuk menguburkannya langsung.

    Sebulan setelah kabar itu tersebar, pengacara Alex mendatangi apartemen Alex. Dia memberikan wasiat tentang pengalihan perusahaan atas nama Ramon dan juga meminta agar salah satu dari anggota sign mau mengurus perusahaannya.

  Ramon kembali menangis dengan keras. Beberapa dari mereka bahkan ikut menangis saat melihat Ramon yang sangat terpuruk. Dia yang paling terpuruk atas kejadian ini. Ramon tanpa basa basi langsung mengambil alih perusahaan itu. Kedua orang tua Ramon yang tahu bahwa Ramon dekat dengan Zana membuat mereka mau mengijinkan Ramon untuk mengurus perusahaan Zana, sedangkan perusahaan mereka akan diberikan kepada kakak Ramon. 


  Ramon kali ini sedang membaca beberapa berkas yang harus ia tanda tangani. Dia masih sekolah dan dan saat ini dia sudah memasuki masa akhir sekolahnya. Kelas 3 SMA. Sebentar lagi dia akan memasuki masa perkuliahan.

    Ramon sebenarnya sempat berpikir bahwa dia mungkin tidak akan melanjutkan sekolahnya, tetapi dia ingin mempunyai gelas di namanya. Akhirnya dia berpikir untuk melanjutkan sekolahnya sampai masa kuliahnya.

   Ruangan tempat dia bekerja masih sama seperti dulu. Tidak ada perubahan sama sekali, Poto Alex terpasang Di sekitar ruangan itu. Ramon menyimpan pulpennya dan meminjam tengkuknya. Dia membereskan barang-barangnya dan membawa beberapa beberapa berkas untuk ia periksa di apartemen.

-TRUE-

  Ramon langsung memasuki ruang kerja yang berada di apartemen itu. Dia menyimpan berkas dan barang-barangnya di meja kerja. Dia keluar dari ruangan untuk mengambil minum. Dia melonggarkan dasinya.

   Tidak ada siapapun di apartemen karena hampir dari mereka masih memiliki kegiatan di luar rumah. Ramon menduduki dirinya di sofa yang berada di ruang tengah. Dia menyalakan televisi sambil meminum minumannya.

"Baik, berita selanjutnya. Di daerah *** ditemukan jasad seorang pria yang diperkirakan berusia 50 tahun dengan keadaan tertembak di kepala. Di pinggir jasad itu terdapat sebuah pin dengan pistol dan belati yang bersilangan lalu dilingkari oleh lingkaran berbintang. Pin yang sama yang dimiliki Leslie. Apakah pembunuh bayaran itu sudah kembali? Baik, berita selanjutnya, tiba ...."

    Televisi langsung dimatikan oleh Ramon. Tubuh Ramon menegang kabar tersebut. Ada harapan dan rasa bahagia yang berada di hatinya. Jika berita itu benar, jika Leslie masih hidup, itu berarti Alex masih hidup, kan?


***

End/TBC?
End aja, ya? :v
End aja? Ok:v
Kembali mungkin bulan mei (?)
April menyiksa bruh:'v
Ujian dan lain sekaligus dibulan April:"v
Mohon doanya semoga lulus dengan nilai baik:"v
Nanti balik lagi kok:'v
Dengan cerita yang baru:'v

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang