[11.Explaination]

37 5 11
                                    

.

.

Beberapa panitia dikumpulkan dalam suatu ruangan, dan terpaksa meninggalkan jam pelajaran karena ada panggilan tiba tiba dari kantor guru. Bukan terpaksa, tapi bagi murid murid ini namanya rezeki. Karena akhirnya otaknya bisa sedikit bernafas. Dan yang lebih memilih harus ikut audisi, hanya bisa pasrah dan tetap mengikuti pelajaran.

Dan tak Nabila kira, ia memilih untuk menjadi panitia juga sama persis seperti Rion. Dia benar benar tak menyangka, tangannya bergerak sendiri untuk mengisi formulir bagian panitia.

Dan lebih parahnya, saat dikumpulkan dikelas XI.5, ia duduk bersampingan dengan Rion, Oh, lebih buruknya, sebangku. Rion mengajaknya duduk bersampingan, ditolak gak enak sekaligus rugi akan kesempatan duduk disamping doi. Dan selama dua jam itu paling menyiksa bagi Nabila, bukan karena penjelasan kakak kelas dalam membentuk bagian-bagian panitia, tapi baginya berada disamping Rion itu membuat dirinya membara. Kadang, ia menenggelamkan kepala untuk menahan rasa malu.

Namun, selama itu ia bisa kontrol diri dan itulah yang paling menyiksa. Mengontrol pikiran, hati, dan sikap.

.

.

Anggia sedang ikut perkumpulan panitia itu juga. Namun, ia tak berani menyapa ataupun menghampirinya. Kejadian beberapa hari lalu saat Nabila sengaja mengecek perban ditangannya, membuat Anggia enggan menghampirinya. Lagipula, ini momen yang dinantikan Nabila, akhirnya setidaknya ia bisa dekat dengan Rion walaupun harus berstatus teman.

Yang Anggia pikirkan dari sudut pandangannya adalah, kenapa tiba tiba Nabila mengecek tangannya? Ia tau darimana? Padahal Anggia susah payah menyembunyikannya didalam saku jaketnya.

Lalu satu lagi yang ia pikirkan, siapa pria culun ganteng disampingnya itu? Tiba tiba pria itu duduk disamping Anggia tanpa izin ataupun peringatan. Lagipula, Anggia takkan memperdulikannya. Baginya, orang asing adalah biasa baginya dari dulu. Termasuk pacar kakak-nya yang ia benci.

Namun, Anggia menoleh sesaat pada pria disampingnya itu.
















Namun, Anggia menoleh sesaat pada pria disampingnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pria itu sedari tadi hanya diam. Fokus menatap ke-depan. Lalu kenapa Anggia memikirkannya? Ia terlalu tampan untuk menjadi asing.

"Nama lo siapa?" Tanya Anggia.

"Maaf?" Tanya orang itu lalu menoleh ke-arah Anggia.

"Gue tanya, Nama lo siapa?" Tanya Anggia dan pria itu hanya diam.

"Umm..gue nggangu ya duduk disini?" Tanyanya ragu.

Demi John sama Nina yang merupakan calon pasangan pacaran, pria ini aneh, kurang nyambung, kurang fokus atau bagaimana?

"Eh, ngg..nggak kok. Lagian gue cuma nanya nama lo, nama lo siapa?"

Pria itu menunduk dan memainkan jari-nya,
"Niel.." Ucapnya pelan.

Eight✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang