***
Cahaya matahari mulai menyengat, suhu yang membara, dan keringat menghiasi wajah mereka. Namun, mereka tetap bersemangat karena hal yang akan mereka lakukan nanti malam.
"Pesta piyama uyeyy!" seru Vina dengan meninju ninju tangannya ke udara.
"Harus banget dirumah gue, dirumah ada bokap gue, gue males." ucap Nina yang memutar-mutar kunci motornya ditangannya.
"Yaudah, deh. Dirumah gue aja." ucap Chintiya. Mendengar hal itu Anggia yang ada dibelakangnya merangkul Chintiya dan tersenyum.
"Eits..tapi gue gak mau ngeliat satu pil obat-pun dirumah lo, kecuali obat yang dianjurkan dokter."
Chintiya hanya terkekeh pelan,
"Iya-iya.""Gimana lo bisa baikan sama Vina sih?" tanya Anggia yang masih setengah mati penasaran akan hal itu.
"Gue gak suka musuh-musuhan. Apalagi sama sahabat sendiri, jadi gue ke rumahnya waktu itu."
"Cuma buat minta maaf?"
"Iya."
"Walaupun lo gak ada salah?"
"Eum..itu gak sepenuhnya salah dia."
Anggia menghela nafasnya pelan dan melepaskan rangkulannya,
"Kalo gue? Lo bakalan minta maaf ke gue walaupun lo gak salah apa-apa dan hobi nge-bully lo?""Dan..walaupun itu jadi trauma lo seumur hidup?" tambahnya.
Lama Chintiya terdiam lalu menyunggingkan senyumnya, menolehkan pandangannya kearah Anggia,
"Iya."Ingin rasanya Anggia menangis, kenapa Chintiya sangat baik akan perilaku buruk padanya dulu.
"Alasannya?"
"Lo berubah. Gue juga gak punya hak buat marah, kesal sama lo, karena perilaku buruk lo itu pasti ada alasan, lo berubah sekarang-pun ada alasan, gue memaklumi-nya. Dan lagipula kita ini kan teman, sahabat? Saling memaafkan itu biasa dalam pertemanan."
Anggia mengerti, ia mengangguk kecil dan tiba-tiba ia teringat sesuatu.
"Ah, Chin. Gue mau tanya satu hal lagi?""Hm?"
Anggia menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal dan meneguk salivanya sendiri. Ia berbicara sambil berbisik,
"Tapi plis, jangan kasih tau yang lain. Ntar gue dikatain.""Emang apaan sih?"
Anggia bingung ingin menyampaikannya atau tidak. Ini membuatnya bingung sama seperti ingin membocorkan rahasianya bahwa ia adalah seorang pem bully dulu ke Vina waktu itu.
"Me..menurut lo..gimana..kalo gu..gue..suka sama cowok?"
Chintiya berusaha menahan tawanya, dan Anggia malu sendiri. Ia memegangi pipinya yang mulai memerah menahan malu.
"Pftt..itu wajar kok. Emang siapa yang lo suka?" bisik Chintiya.
Anggia kembali berbisik, namun ia lakukan dengan segenap keberanian. Belum menyatakan dengan orang aslinya, dia sudah malu setengah mati seperti ini.
"Daniel Lange."
"Siapa nyebut nyebut nama gue?"
Anggia dan Chintiya menoleh kebelakang secara bersamaan, Anggia berusaha mengontrol raut wajahnya namun tidak bisa. Bagaimana tidak? Daniel terlihat sangat tampan dari hari biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eight✔
ChickLit[Apapun masalahnya, apapun keadaannya, kita akan selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain -Eight, 26 Sep 2016-] Sahabat, musuh, perselisihan, masalah, trauma, cemburu, cinta sudah biasa disini. Saling menasihati, memotivasi sesama adalah k...