.
.
Daniel duduk disalah kursi dikantin, kantin sekolah terasa sepi karena orang-orang sibuk menonton beberapa penampilan peserta audisi dipanggung. Daniel menghela nafasnya pelan saat seorang gadis berkuncir menghampirinya.
"Lala?"
"Lo liat Satria gak?" Tanya Lala tiba-tiba.
"Ng..nggak tuh." Jawab Daniel acuh tak acuh.
Lala geram dan menekan meja dengan tangan kanan-nya.
"Heh, sebagai mantan itu, cukup diem aja." Daniel hanya memutar bola mata-nya malas. Dan menaikkan bahu-nya."Ck.." Lala berdecak dan berlalu begitu saja.
Sangat dulu, Lala pernah menjalin sebuah hubungan dengan Daniel saat SMP, tapi karena Daniel jadi salah korban bullying, Lala memutuskannya dan merasa dia bukan tipe-nya dan selama ini semua perasaannya hanya bersifat palsu.
Untuk bullying, tentu-nya pasti premannya Anggia Adinda.
Baru saja dibicarakan dipikirannya, gadis bernama Anggia itu datang dengan berkacak pinggang.
"Hooh..ternyata lo disini, gue susah nyari lo tau, gak! Gue dimarahin kak Leon karena panitia pada gak bener! Lo jangan malas-malasan disini donk!"Dan Daniel sadar, bahwa gadis dihadapannya ini sudah sadar dan tak melakukan hal buruk itu lagi. Dia berubah.
"Santai, aja. Dekorasi udah semua, kok. Ngapain lagi diurusin? Dasar aja kakak kelasnya rempong." Ceplos Daniel dengan tampang tak berdosa-nya.
Anggia menghela nafasnya,
"Bukan, itu maksud gue---""Anggia Adinda." Ucap Daniel tiba-tiba.
"Apa?" Tanya Anggia bingung.
"Lo berubah." Senyum Daniel, dan mengeluarkan cahaya serta aura berbeda. Anggia heran, apa ini dinamakan cahaya surga? Astaga, dia lupa ini kenyataan dunia.
Ia baru sadar kalau Daniel sama sekali tak memakai kacamatanya sama seperti pertama kali mereka bertemu saat perkumpulan panitia.
"Kemana kacamata-mu?" Tanya Anggia tiba-tiba.
"Ah.. gue hanya makek-nya kalo lagi belajar. Kalo cuma segini mah, masih kelihatan." Jelas Daniel.
Setelahnya, canggung. Anggia memutuskan duduk karena lelah berdiri.
"Ja..jadi kak Leon tadi ngomong apa?" Tanya Daniel memecahkan suasana.
Anggia menjitak kepala-nya sendiri,
"Astaga! Gue lupa! Ayo ikut buruan, gue pasti kena oceh nih!"Anggia asal menarik tangan Daniel dan mengajaknya keluar kantin,
"Eh? Memangnya ada apa?""Nggak usah banyak tanya."
Daniel bingung dan berlari tertatih-tatih. Ia lalu merasakan sesuatu, suhu hangat di-telapak tangannya. Ia merasa berbeda. Seperti orang bodoh, ia memasati tangannya yang digenggam sambil berlari bertatih-tatih.
Ia menggeleng-gelengkan kepalanya! Ia tak mau jatuh cinta, ia takut akan hal itu. Karena itu sudah terjadi padanya dan Lala dulu, tapi Lala tak memperdulikannya. Semua yang ia berikan berupa kasih sayangnya sia-sia.
Tapi, ini berbeda. Nggak! Seorang Daniel Lange tidak akan pernah jatuh cinta lagi. Ia kapok, ia lelah, satu kali saja dan tidak akan terulang kembali.
"Kita sampai."
Saat dilepas tangannya pun, jantungnya berhenti berdetak. Seperti kecewa? Bodoh. Daniel menatap punggung Anggia, ia menggelengkan kepala-nya.
Apaan sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Eight✔
ChickLit[Apapun masalahnya, apapun keadaannya, kita akan selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain -Eight, 26 Sep 2016-] Sahabat, musuh, perselisihan, masalah, trauma, cemburu, cinta sudah biasa disini. Saling menasihati, memotivasi sesama adalah k...