.
.
John susah payah mengejar Nina, dan langkah Nina terhenti, dan otomatis langkah John berhenti.
"Lo napa sih, lari lari?! Kalo kepeleset gue ketawain loh!!" Teriak John.
"John..Mar..shel.."
"Marshel? Dia kenapa?" Tanya John bingung. Nina diam. John lalu mengikuti arah pandangannya.
"Gue mau lo balikan sama kakak. Kakak udah putus sama Amanda."
John melihat kepalan tangan Nina, dan giginya mengertak. John memegangi bahu Nina dengan tangan kirinya,
"Dia bakalan baik-baik aja. Marshel itu orangnya berpikiran positif akan resiko yang akan terjadi. Jadi dia bakalan baik baik aja."Nina menghela nafasnya pelan, kepalan tangannya meregang. Kepalanya tertunduk,
"Tapi, John..dia itu sahabat gue. Gue gak bisa diam.""Dan karena itu, sebagai sahabat, lo harus percaya dia. Dan bantu dia saat ia bener bener butuh bantuan kita. Hal sepele ini bisa dia atasi sendiri kok."
Nina menahan tawanya dan membengkap mulutnya sendiri,
"Pfft..tumben bijak lo satang cina."John melepaskan tangannya dan menatap Nina sinis,
"Diem lo, bantet.""Iya, gue mau. Asal kakak sudah berubah, gak egois, manfaatin orang sembarangan, atau...gak main-main soal perasaan yang merupakan rencana kakak sama Amanda, supaya ujung-ujungnya kakak mau gue jauhin Anggia karena dia dulu itu pem-bully? Dan Amanda ingin kami berdelapan hancur gitu? Sudahnya kakak mau putusin gue gitu?"
"Maaf, kakak salah orang. Ini bukan Marshel yang kakak cari, tapi Marshel yang lain, bukan Marshel yang suka dijadiin robot pengerjaan tugas kakak."
Gotcha.
Rayhan terbungkam. Dan Marshel serta Ria senyum sumrigah. Masa bodo. Nabila beberapa hari yang lalu menceritakan hal ini saat berkumpul di UKS setelah upacara senin lalu. Walaupun begitu, Anggia mendengarkan walaupun sampai sekarang keadaan Anggia dan Nabila sedikit ada jarak.
Saat sesudah menceritakannya, Anggia mengambil waktu pribadi agar bisa mengajari cara menyindir Rayhan sewaktu-waktu mengajaknya balikan. Karena, Anggia yakin pria sialan itu akan kembali untuk menyusun rencana licik lainnya. Serta, Anggia juga mengajarinya cara berbicara menyindir dan kasar agar ia tak mudah luput dari perkataan Rayhan semanis apapun.
Lagipula, saat Anggia melewati kelasnya sehabis dari kantin saat pulang sekolah, ia mendengar sedikit percakapan Amanda dan Rayhan ditangga sekolah. Dan Anggia tahu mereka ingin menghancurkan persahabatan mereka. Karena, Amanda itu benci dengan mereka, dan Rayhan yang memiliki perasaan pada Amanda, akan melakukan apapun.
Dan sejak itulah, mereka merombak rencana agar membalas balik. Walaupun, begitu, mereka membelakangkan urusan Nabila dan Anggia yang masih dalam kondisi canggung atau menjaga jarak.
.
.
Amanda menerobos kerumunan itu dengan silangan didepan dadanya dengan dihiasi wajah angkuh-nya.
"Bagus, Marshel. Lo pinter banget nuduh-nuduh. Liat kan? Pantesan kak Rayhan cuma manfaatin lo, lo itu baginya cuma cewek lugu yang nuduh nuduh. Dia manfaatin lo, supaya bales kelakuan lo ini."Bisik bisik sana-sini mulai panas dan gaduh.
Sial. Salah rencana. Batin Ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eight✔
ChickLit[Apapun masalahnya, apapun keadaannya, kita akan selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain -Eight, 26 Sep 2016-] Sahabat, musuh, perselisihan, masalah, trauma, cemburu, cinta sudah biasa disini. Saling menasihati, memotivasi sesama adalah k...