.
.
Ruangan bernuansa putih dengan aroma lavender dihuni beberapa orang disana. Buku buku tersusun rapi di sebuah rak dan terdapatlah seorang dokter pria muda yang tengah duduk berhadapan dengan salah pasiennya.
"Bagaimana keadaan anakku? Setiap malam ia selalu susah bernafas,"
Dokter tersebut mengulum senyum dan melihat hasil laporan X-Ray yang baru ia dapatkan dari suster tadi.
"Begini, bu. Ini baru tahap awal, belum melalui keadaan kritis. Untuk menghindari keadaan kritis tersebut, lakukan check-up setiap minggu dan terapi setiap bulannya. Untuk rasa sakit, bisa kami berikan obat pereda rasa sakitnya."
"Usahakam jauhkan ia dari beberapa jenis asap, seperti asap rokok dan polusi udara."
Sang ibu mengernyit heran dan menoleh ke anak gadis disampingnya,
"Tetapi anakku tak pernah sama sekali merokok,""Bukan begitu. Ia kesusahan menetralkan apa yang ia hisap dan hembuskan. Jika ada asap disekitarnya, karbon dioksida yang masuk akan menganggu penghirupan oksigen. Itulah yang terjadi."
Dokter tersebut mengeratkan kedua tangannya,
"Bisa jadi karena dia perokok pasif,""Terima kasih, dokter." Sang ibu dan gadis itu menunduk dan keluar dari ruangan tersebut.
Tak selang beberapa menit seorang gadis berambut sedikit pirang memasuki ruangan dokter tersebut. Dan mendapati sang dokter tengah mengelap lensa kacamatanya. Sang gadis lalu mendekati dokter tersebut dan memeluknya,
"AYAHH!!"
"Bella? Sedang apa kau disini?"
Yang dipanggil 'Bella' pun melepaskan pelukannya dan mengerucutkan bibirnya.
"Ayah..tak suka aku datang kesini?""Tidak, ayah hanya akan banyak perkerjaan dan meladeni banyak pasien,"
"Kenapa tidak paman Oliver saja yang menggantikan ayah? Aku juga butuh waktu bersama ayah," Ucap gadis tersebut dan duduk ditempat duduk yang barusan diduduki oleh pasien tadi.
"Paman Oliver sedang berada di Los Angeles. Ibumu juga ikut kesana. Karena katanya ada acara keluarga."
"Kenapa kita tidak ikut?" Sentak gadis itu dengan mata yang mulai berkaca kaca dan memegang erat rok yang ia pakai.
Sang ayah tersenyum dan mengelus rambut gadis itu pelan,
"Kau sudah SMA, sibuk belajar. Dan ayah? Ayah dibutuhkan setiap hari oleh para pasien. Kita berdua sibuk."Sang gadis berdiri dan satu tetes air matanya mengalir, ia mengebrak meja.
"Tidak! Walaupun aku liburan sekolah dan ayah sedang tidak ditengah kesibukan untuk menghadapi pasien paman dan ibu takkan mengajak kita ke LA!""Walaupun saat paman Oliver menikah, hanya ibu yang diundang! Seolah olah kita tak dianggap! Ayah.. bahkan saat..hiks.."
"BAHKAN SAAT AYAH MENIKAH DENGAN IBU ITUPUN DI INDONESIA DAN TAK PERNAH DILAKSANAKAN DISANA!"
"Aku benar benar berharap andai waktu bisa diputar dan tak menikah dengan wanita itu! Kerjanya bolak balik bandara dan memberi kabar bahwa dia baik baik saja!"
"Bel--"
"Aku sangat berharap aku tak lahir dikeluarga seperti ini!!"
Tok tok
Cklek
"Dokter, ada pasien no.24 yang akan masuk, apa tidak keberatan?"
Sang dokter menghela nafasnya dan menatap sekilas putrinya, lalu kembali melirik suster tersebut.
"Biarkan dia masuk lima menit lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eight✔
Romanzi rosa / ChickLit[Apapun masalahnya, apapun keadaannya, kita akan selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain -Eight, 26 Sep 2016-] Sahabat, musuh, perselisihan, masalah, trauma, cemburu, cinta sudah biasa disini. Saling menasihati, memotivasi sesama adalah k...