.
.
Sepulang sekolah, Nabila berniat menemui Anggia yang sudah duluan pergi ke parkiran. Namun, sayangnya, niatnya terhalangi oleh seorang wanita yang menghancurkan pertemanan Nabila dan Anggia yang menyebabkan perasaan tak enak dengan Anggia dan ingin menemuinya.
"Apa sih mau lo Amanda?" Kesal Nabila merendam amarah.
"Kok lo betah amat sih temenan sama tuh anak?" Tanya Amanda dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada dengan wajah yang terlihat angkuh.
"Siapa? Anggia?"
"Ya iyalah."
Nabila tak tahu apa maskud Amanda, tapi Nabila lagi-lagi berfirasat buruk dengan gadis dihadapannya itu.
"Dia berubah. Dia baik. Dan gak seperti dulu. Kalaupun, dia balik kayak dulu, itu karena ada yang mancingnya." Jelas Nabila tenang.
"Oke, terserah. Tapi gue mau ngomong sesuatu, lo tau tentang..err..Satria?" Tanya Amanda.
"Emang kenapa?" Tanya Nabila.
"Kira-kira lo ndukung gak sih hubungan Satria sama Vella? Mereka kelihatan cocok tuh,"
Nabila meremas jarinya sendiri dan menggertakkan gigi-nya,
"Heh, mau lo itu apa sih? Kerjaannya mau bikin masalah terus sama kita-kita. Lo nggak capek ngurusin hidup orang? Apa urusan hidup lo belom bener?"Jujur, Amanda sedikit tersindir, namun ia meneguhkan dirinya.
"Kenapa lo jadi baperan sih? Gue kan cuma nanya. Dan terlebih lagi gue ogah ngurusin hidup kalian. Hidup gue lebih bermakna, darpada hidup kalian yang gak bener."
"Gak bener?"
Rion mengernyit heran saat ia ingin menghampiri Nabila. Wajah Nabila sudah memerah, tangannya terkepal kuat. Rion melirik gadis didepannya, Amanda. Rion berusaha tak peduli dan memegang pundak Nabila.
"Lo ditungguin Anggia di parkiran."
Amarah Nabila turun seketika saat menemukan Rion disampingnya. Ia lalu melirik lagi ke-arah Amanda.
"Lo anak dokter, tapi sikap lo nggak banget."
Setelahnya Nabila membalikkan badannya dan berjalan bedampingan dengan Rion menuju parkiran.
Dalam hati, Amanda tak sudah-sudah mengumpat dan merasa kesal. Memangnya Nabila tau apa soal dirinya?
Amanda lalu pergi dari tempat ia berdiri.
.
.
Rizki disuruh tutup mulut oleh Chintiya, Anggia, dan Vina beberapa hari lalu, dengan ancaman akan menyebarkan berita atau isu bahwa ia pernah menangis dan mengompol di UKS saat upacara hari senin waktu itu. Itu bisa membuat harga dirinya turun, masih mending Chintiya yang mengetahuinya mau tutup mulut saat itu.
Rizki lalu melewati koridor sekolah dan tak sengaja menubruk bahu seorang murid wanita.
Dan itu Amanda yang tengah merendam amarahnya.
"Ih, kalo jalan tuh liat!" Kesal Amanda lalu berlalu begitu saja.
Rizki tak habis pikir, ketua kelasnya sendiri bersikap seperti itu. Tak selang berapa lama, Rizki melihat Dion tengah menyandarkan punggungnya di-dinding depan kelasnya.
"Dion, lo belom pulang?" Tanya Rizki.
"Bukan urusan lo."
Rizki tak ingin bicara banyak, baru saja ia ingin berlalu begitu saja, tapi Dion menghentikan langkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eight✔
ChickLit[Apapun masalahnya, apapun keadaannya, kita akan selalu bersama dan saling mendukung satu sama lain -Eight, 26 Sep 2016-] Sahabat, musuh, perselisihan, masalah, trauma, cemburu, cinta sudah biasa disini. Saling menasihati, memotivasi sesama adalah k...