38. Hard Times

832 155 55
                                    

Soundtrack for this part:
Without You - Oh Wonder
Amnesia - 5 Second of Summer
Where Do Broken Hearts Go - One Direction
Until You Were Gone - The Chainsmokers ft. Tritonal, Emily Warren

"Bangun, pemalas! Ini sudah pukul dua siang!"

Mataku mengerjap beberapa kali saat suara teriakkan memekik, bersamaan dengan satu pukulan selimut di atas punggungku.

"Mierda!" umpatku, sambil membalikkan posisi tidurku yang tengkurap. "Bisakah kau tidak menggangguku, Lex?"

"Kau mau tidur berapa jam lagi? Sebaiknya, kau mandi dan makan," oceh Alex lagi. Kemudian, dia membuka lebar-lebar tirai jendela kamarku.

Sungguh, aku baru menikmati tidur dalam waktu yang tidak banyak, lantaran semalam kelelahan menghadiri acara FIM Award, merayakan pesta, dan pagi tadi baru kembali ke Cervera.

"Ibu saja tidak keberatan aku tidur seharian. Mengapa malah kau yang sewot?!"

"Ibu yang menyuruhku membangunkanmu untuk makan siang."

"Oke, aku turun lima menit lagi. Sekarang keluarlah!"

Aku mendengkus kesal, sembari menutup kepala dengan bantal untuk mengabaikan Alex.

"Marc, nanti malam Josep menyiapkan pesta kemenangan untukmu. Kita harus ke sana. Mungkin kau bisa dapat jalang untuk kau tiduri."

Ucapan Alex membuat napasku tertahan sejenak—berusaha keras mementralisir kejengahan.

"Aku tahu, kau sudah lama tidak meniduri wanita. Ya, hitung-hitung pengalihan perhatian dari kegalauanmu akan Adel."

"Jangan menghasutku untuk berbuat kotor! Aku tidak ingin lagi mendengar pengaduan burukmu tentangku pada ayah dan ibu. Jangan sok tahu, aku sungguh tidak galau seperti yang kau pikirkan," sahutku, tanpa berniat menilik ke arah Alex. Bayangan wajah menyebalkannya menyeringai puas di dalam otakku.

"Kau memang sudah kotor selama ini, Marc. Bangun sekarang! Galau atau tidaknya, aku sungguh tidak peduli. Ayolah, Ibu sudah ngomel di bawah, menyuruhmu untuk makan siang bersama!" geram Alex. Kali ini, dia mulai mengerahkan tenaganya untuk menarik kakiku hingga melorot ke bawah—nyaris jatuh dari ranjang.

"Ya, Alex. Aku akan turun sekarang."

Luapan amarahku tertahan dengan baik. Terlalu lelah untuk berdebat hal yang tidak penting seperti ini dengannya.

Akhirnya, aku bangkit dari pembaringan. Sedangkan, dia masih berdiri memerhatikanku dan tersenyum sinting. Melihat pergerakanku mencari baju di sekitaran ranjang, barulah dia mau keluar dari kamarku.

Aku beranjak dari ranjang, sambil mengenakan baju, lantas meraih ponsel di atas nakas. Tidak ada pesan penting yang masuk, hanya ada satu pesan dari Josep yang memberi tahuku tentang pestanya nanti malam, seperti kata Alex tadi. Napasku berembus kasar, melempar ponsel ke atas ranjang.

Memangnya, apa yang kau harapkan, Marc?

Batinku bertanya-tanya. Sisi lainku menjawab, bahwa aku berharap Adel mengirimiku pesan ucapan selamat atas kejuaraanku atau semacamnya, yang nyatanya tidak. Pun kini, aku sadar selamanya akan terbangun dari tidur tanpa ada dia di sisiku.

Membawa langkah gontai, aku keluar dari kamarku menuju kamar mandi, yang terletak tepat di bawah tangga. Sempat telingaku mendengar suara Ibu dan Alex mengomel menungguku di dapur.

Membasuh wajah di wastafel, aku berkumur dengan cairan penyegar mulut. Selama beberapa detik yang panjang, aku diam memandangi tetesan-tetesan air yang jatuh dari rambutku—berusaha memusatkan pemikiranku pada hal selain Adel.

Bad Reputation [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang