57. Trying to be Alright

846 158 154
                                    

Soundtrack for this part:
All Of Me - John Legend
I Don't - Sabrina Claudio

Aku menarik diri dari pelukan Marc yang langsung menatapku cemas. Sementara, mataku memilih menatapnya malas. Ini bukan hanya tentang kecemburuanku akan Starla mengantar lontong sayur ke rumahnya, atau memergoki mereka duduk berdua di ruang tamu untuk nostalgia. Tetapi, ini tentang dia yang tak menceritakan semua masa lalu sialannya.

"Aku muak, Marc! Tidakkah ini terlihat seperti lelucon?! Mengapa kau tidak menceritakan bagian yang itu? Aku yakin, ini bukan hanya tentang kau bersetubuh dengannya. Mungkin, ada hal sialan lain yang kau lakukan dengannya dan tidak ingin kau ceritakan semua padaku. Kau memang tidak berubah, kau masih seorang bajingan!" geramku.

Aku bangkit dari ranjang, seraya menatapnya sengit. Bahkan, aku tak peduli, jika tiga makhluk di luar sana mendengar pertengkaran kami.

Marc mengepalkan kedua jemarinya, tatapannya yang tadi cemas, berubah menjadi marah—sama sepertiku. "Adel, kau sudah melewati batasmu. Berhenti mengataiku bajingan, karena aku sudah berusaha berubah untukmu. Tidakkah kau ingin menghargai usahaku sedikit pun?!" tanyanya, masih duduk di ranjang. "Jika aku mengatakan semuanya, kau pasti akan membenciku, mengingat betapa sangat inginnya kau untuk kita menikah cepat. Lagi pula, saat itu aku masih polos, hanya seorang bocah berumur enambelas tahun. Aku hanya tidak ingin kau semakin terluka mengetahui masa lalu kelamku. Terkadang, kejujuran itu menyakitkan, Adel. Itulah sebabnya, mengapa sebagian orang lebih suka berbohong dan aku lebih memilih untuk tak menceritakan semuanya."

Aku tergelak, memalingkan wajah sesaat darinya. "Ya, kau benar, kejujuran memang menyakitkan, tapi mampu melegakan! Persetan denganmu dan Starla!"

Lantas, kakiku melangkah hendak masuki kamar mandi, membuat dia cekatan bangkit untuk menahan diriku dari belakang.

"Demi Tuhan, Adel, jangan menguji kesabaranku. Aku minta maaf. Katakan, apa yang harus kuperbuat untuk menebus segala kekecewaanmu? Pernikahan kita tinggal menghitung jari, dan aku tidak mau hanya karena kehadiran Starla, kita kehilangan segalanya. Tapi, begini caramu bicara padaku?!"

Dia menekan dengan geram setiap kalimatnya, membuatku memejamkan mata untuk berusaha menetralisir kemarahanku yang tidak seharusnya meluap seperti ini.

"Adel, apa yang kalian perdebatkan?!"

Lagi, suara Ed terdengar begitu penasaran. Aku tahu, dia pasti khawatir akan pertengkaranku dan Marc. Namun, aku tak peduli terhadap rasa penasarannya.

"Kau ingin tahu apa yang harus kau perbuat? Pergilah kembali dengan mantan terindahmu itu, atau kalau perlu kau bisa menyetubuhinya lagi semaumu. Persetan denganmu, bajingan!"

Aku menghempas kasar tangannya dari perutku, barulah berjalan mendekati pintu kamar mandi. Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk tidak perlu menangis, lantaran ini benar-benar menguras emosi.

Bagaimana bisa dia memperlakukan Starla dengan manis, saat sudah bersamaku?

Tiba-tiba, dia mendorong tubuhku hingga terpental di dinding dekat kamar mandi. Dengan refleks aku pun memukul lehernya, membuat dia langsung meringis kesakitan. Kemudian, dia menahan dan mengunci tubuhku di antara kedua tangannya yang bersandar pada dinding. Tatapanku nyalang dan mencoba menyingkirkan tubuhnya dari hadapanku.

"Apa yang kau lakukan, berengsek?! Aku mau man—"

Mulutku langsung bungkam, kala bibir tebalnya menciumi lembut bibirku. Dia memegangi kedua lenganku yang berontak masih ingin memukul lehernya. Aku tak peduli lagi, jika lehernya mungkin masih sakit karena cedera kemarin. Mata merahnya menatapku penuh kehati-hatian, napasnya menggebu di antara gigiku dengan terus memperdalam ciumannya. Sementara, aku hanya diam—tak membalas ciumannya, hingga perlahan dia pun melepas tautan bibir kami yang berlangsung selama beberapa detik.

Bad Reputation [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang