4. I'll be Ready

1.9K 265 86
                                    

Sweet creature
Sweet creature
When i run out of rope
You bring me home
You bring me home

Ed melepaskan senar gitar dari tarikan jari-jarinya, setelah dia selesai menyenandungkan lagu milik penyanyi baru yang sedang naik daun, bernama Harry Styles.

Aku langsung tepuk tangan paling cetar, ketika dia turun dari panggung kecil kafe yang dia hibur dengan suara serak-serak basahnya.

"Suara Edward bagus. Kukira, bakatnya hanya membenciku. Ternyata, dia punya bakat nyanyi juga."

Marc nyeletuk di sampingku dan menampilkan tampang datar, kini mengetuk gelas mini di meja. Sedangkan, aku menahan perasaan sabar akan ucapannya barusan.

"Aku sudah tahu dia pintar nyanyi. Hanya saja, baru sekarang aku tahu dia selalu ngamen di kafe seperti ini," sahutku, seraya sibuk celingak-celinguk mencari keberadaan Ed.

Marc merangkul pundakku, hingga kepalaku langsung bersandar nyaman di lengan kekarnya. Sudah sebulan kami tidak menikmati quality time seperti ini, lantaran kesibukan dan jarak membentang di antara kami yang memanglah jahat.

Kenyataan menyenangkan lainnya ialah besok aku akan pindah ke Barcelona. Setidaknya, tinggal di satu negara yang sama, bisa membuatku layaknya rumah bagi Marc. Ke mana pun dia pergi balapan, akulah tempatnya pulang.

"Lagu yang Edward nyanyikan terlalu mellow. Tak bisakah dia menyanyikan lagu yang buatku ikut bergoyang, agar penampilannya senada dengan tato-tatonya yang cukup garang?" kata Marc lagi, masih saja dia mengkritik penampilan Ed.

"Marc, dia—adikku. Kau—tidak—lupa, 'kan?" tanyaku penuh penekanan.

Jelas saja aku tersinggung, walau yang dikatakan Marc ada benarnya. Kini, dia malah terkekeh riang setelah mendengar ucapanku.

"Maaf, Sayang, aku hanya bercanda. Lagi pula, Edward tidak mendengarku. Ke mana bocah itu pergi?"

"Aku di sini dan mendengarmu."

Marc terlonjak kaget setengah mati, saat menyadari Ed tiba-tiba menguping tepat di belakang kami, sambil merangkul seorang gadis cantik. Sedangkan, Ed memasang tampang dingin seperti tokoh karakter 'pembunuh berdarah' di sebuah film. Tentu saja tatapan itu melesat pada kekasihku.

Aku menahan tawa melihat ekspresi malu dan terkejut Marc. Selama ini mereka memang tidak cukup bersahabat, dan bicara pun seperlunya. Ed membenci Marc, karena dia sudah tahu gangguan seks yang diderita Marc. Bahkan, tak ayal dia selalu menjelma jadi jin penghasut diriku untuk mengakhiri hubungan kami.

Marc menggaruk kepalanya sekilas dan terkikik sumbang. "Kau luar biasa, Ed. Sungguh...," ujarnya salah tingkah.

Ed mendengkus tak peduli akan kibulan yang dilontarkan Marc. Dia memutar bola matanya, merasa jengkel, barulah melihatku.

Dasar si keriting! Biar bagaimanapun, Marc adalah pacarku. Tak bisakah dia menunjukkan sedikit sikap sopan santunnya?

"Marc hanya bercand—"

"Aku akan pergi dengan pacarku."

Betapa tidak sopannya, Ed memotong ucapanku. Mendengar itu, gadis di sampingnya melirik, sambil mengerutkan dahi—entah apa tujuannya.

"Malam ini aku akan nginap di rumah temanku," izinnya, sembari mengacak kurang ajar rambutku.

Segera kutepis tangan nakal Ed. Kami memang sangat dekat, saking dekatnya dia suka lupa diri dan terkesan kurang ajar. Kadangkala, dia lebih menyebalkan dari si Tom—kucing biru kurus. Namun, terlepas dari sikapnya yang menyebalkan, dialah Doraemon untukku, yang selalu ada ketika aku berada di titik terbawah hidup.

Bad Reputation [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang