61. She's Coming Again?

1.7K 182 142
                                    

Soudtrack for this part:
Kindly Calm Me - Meghan Trainor

⚠: 18++

Aku terbangun dengan kondisi tubuh yang benar-benar pegal dan sakit, ketika jarum jam dinding berada di pukul setengah delapan pagi. Namun, aku bisa lihat tidak ada sinar mentari menembus masuk dari balik tirai jendela kamar yang masih tertutup rapi.

"Marc!!!"

Suara teriakkanku cukup memekik, lantaran tidak menemukan sosok suamiku. Bukannya merasa janggal akan ketidakhadirannya di sebelahku, hanya saja aku heran mendapati dia lebih dulu bangun dariku. Aku pun beranjak untuk duduk di tepi ranjang, lalu disadarkan oleh pemandangan tubuhku yang hanya tertutupi selimut tebal berwarna cokelat.

"Oh, ya Tuhan...."

Aku meringis pelan-selangkanganku benar-benar sakit disobek oleh Marc semalam.

Bagaimana tidak sakit, jika dia mengajakku bermain dari jam sembilan hingga nyaris pukul sepuluh malam? Meski ada jeda, tetap saja aku kewalahan.

Oh, aku tidak percaya gairah hypersex-nya masih meninggi drastis.

"Buenos días, Mi esposa."

Kepalaku menoleh ke arah pintu, mendapati sosok Marc datang dengan nampan di kedua tangannya dan menyengir lebar. Dia nampak tampan mengenakan kaos dan boxer berwarna biru dengan tulisan RedBull di dada kaos, serta ujung kanan boxer-nya.

Memang, ya, dia ini sponsor berjalan, segala sesuatu yang melekat pada tubuhnya pasti memakai barang dari sponsornya di MotoGP.

"Kukira, kau belum bangun. Aku buatkan susu dan roti bakar cokelat," Marc meletakkan nampannya di atas nakas sebelah ranjang dengan menatapku lekat. "Apa masih sakit?" tanyanya. Dia duduk di sampingku dan mengelus lembut suraiku.

Kucengkram kuat-kuat ujung selimut yang membalutiku. "Ya, masih. Tapi, sekarang aku hanya butuh mandi," sahutku-mengulas senyum.

Tiba-tiba saja aku dilanda gelombang kasmaran, merasa kian terbuai oleh perlakuan manis Marc pagi ini.

"Nanti saja mandinya. Kau sudah bangun, sekarang ikut aku nge-gym."

Alis kananku langsung terangkat memandanginya sarat akan ketidakpercayaan. "Nge-gym? Serius? Aku masih lelah, Marc, badanku lekat dan sakit."

"Maka dari itu, kau butuh olahraga untuk membugarkan tubuhmu, supaya tidak gampang lelah. Cuci muka, kenakan pakaianmu dan habiskan sarapanmu. Aku tunggu kau di ruangan olahraga," ujar Marc, lantas beralih menciumi bibirku seperkian detik. Napas hangatnya langsung mengalir dalam rongga mulutku.

"Sejak kapan kau peduli akan kebugaran tubuhku?" tanyaku, setelah bibir kami terlepas.

"Sejak semalam aku membuatmu lelah dan berteriak sakit."

Astaga!

Mataku berotasi jengah akan penuturannya barusan.

"Bisakah kita lakukan besok atau besoknya lagi?"

"Ya, tentu saja, Sayang. Kita bisa melakukannya besok atau kapan pun kita mau. Tak ada lagi Edward yang akan melarang kita untuk mela-"

"Tidak, Bodoh," potongku cepat, sebelum pikiran kotor Marc melambung jauh. "maksudku, nge-gym-nya. Otakmu terlalu kotor." Aku kembali memutar mata jengah nan kesal.

Mengapa suamiku harus semesum ini?

Marc terkikik, menggaruk-garuk kepalanya sebentar. "Astaga, itu karena pertanyaanmu yang ambigu. Ayo, tubuhmu akan gampang sakit, jika tidak banyak olahraga," Dia bangkit, seraya mengacak pelan rambutku dengan gemas. "Kalau kau tidak menyusulku dalam waktu lima menit, aku akan menghukummu," ancamnya dan berlalu melewati pintu dengan tawa cemprengnya.

Bad Reputation [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang