70. That's What You Get

1K 140 170
                                    

Soundtrack for this part:
Issues - Julia Michaels
I'm A Mess - Ed Sheeran

Hellooo, Hershel is back. It's been so long break ever since last update. Do u missing me, Adel and Marc? ha ha ha
FYI, I've been wrote this part until +3000 words. So please, give me ur feedback, leave a voments. ok?

HAPPY READING! :)

⚠: 18++

Kepalaku seakan terasa panas saat menekan kode pengaman untuk pintu apartemen, lantas masuk ke dalamnya, diikuti oleh Alex dan Jose yang mengekor di belakangku.

"Hai, Marc."

Itu suara Edward. Mataku langsung melesat ke arah jam dinding, mendapati ini masih pukul setengah sembilan.

Angin apa yang membawanya datang sepagi ini?

"Hey, apa kabar, Bung? Aku baru melihatmu lagi semenjak dari Granada," ucap Alex. Dia dan Jose menyusuli Edward duduk di sofa depan televisi.

"Aku sibuk magang, Lex."

"Di mana Adel dan Ibu?" tanyaku pada Edward, lantas membawa langkah mendekati kamarku dan Adel.

"Masih tidur. Jangan bangunkan dia. Bibi Roser sedang mandi."

Edward berujar padaku tepat di saat aku mendorong gerendel pintu. Jadi, aku mematung sebentar untuk melihatnya.

"Jangan marah atau berbuat hal kasar pada kakakku. Aku sudah tahu apa yang menimpanya semalam, tentang surat perjanjianmu dan masalahnya dengan Horan. Itu sebabnya keberadaanku di sini."

"Apa?"

Aku menyahutinya singkat, berusaha tidak mengerti ke mana arah pembicaraannya. Ditambah, aku merasa tersiksa harus menahan diri untuk tidak marah setiap kali mendengarnya menyebut nama keparat sialan itu.

"Kau tidak seharusnya melarang apa yang bisa dan tidak bisa aku lakukan."

Mendengar ucapanku, Alex dan Jose menatap kami bergantian, nampak kening keduanya mengerut bingung. Tentu mereka bertanya akan hal yang sedang aku dan Edward bicarakan. Namun, mereka hanya diam—tidak berniat ikut campur, Alex pun langsung bangkit menuju dapur dan Jose memilih untuk memainkan ponselnya.

"Oh, aku lapar!" seru Alex keras-keras. "Ibu... oh Ibu... anak bungsumu yang tampan ini sudah pulang."

"Tentu aku harus. Kau pun tidak bisa memarahi atau mengkasarinya saat ini. Kalian hanya perlu bicara baik-baik," kata Edward lagi.

Tak berniat menggubris ucapannya, aku langsung membuka pintu kamar dan kembali menutupnya dengan kasar—begitu geram mendengar kata-katanya. Dia tidak bisa ikut campur. Tidak untuk hal ini.

"Kau tidak bisa, Marc, sebab dia sedang mengandung anakmu!"

Apa?

Seruan Edward membuatku kaget dan batinku bertanya-tanya. Lantas, aku mendekati Adel yang masih terlelap, nampak selimut membaluti setengah dadanya, membuatku dilema untuk langsung memarahinya dan menanyakan hal sialan yang sudah dia sembunyikan di belakangku.

"Mierda!"

Aku mengumpat secara spontan. Mataku mengikuti pergerakan Mail yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar mandi. Seketika, aku loncat ke atas ranjang, membuat Adel terbangun dari tidurnya dengan mata yang terbuka lebih cepat dan lebar.

"Marc, apa yang kau lakukan?!"

Adel tmenatap ke arahku yang berdiri tak jauh darinya. Aku tahu, dia kaget bukan kepayang. Guncangan ranjang tentu saja membuat nyawanya terkumpul lebih cepat, seperti dibangunkan oleh gempa bumi. Namun, suara Mail mengeong membuat dia menoleh ke arah anaknya.

Bad Reputation [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang