78. Go to Find Other Ways

1.1K 122 138
                                    

Soundtrack for this part:
Everytime - Britney Spears
A Step Can't Take Back - Keira Knightley

Chapter ini panjang banget. Semoga kalian ga jenuh bacanya:'(

Selamat membaca🐜

"Adel, demi Tuhan, anakmu ini keluar dari kandang dan menggangguku!"

Sontak, langkahku terhenti saat mendengar Marc berteriak dan dia mematung di dekat pintu apartemen Ed, ketika sosok Mail hendak mendekatinya.

"Hus, hus, hus! Sana kau, Mail!" Marc kembali berteriak ketakutan. Nyaris saja dia jatuh mundur untuk menghindari Mail. Sementara, dua kardus lumayan besar memenuhi tangannya.

Buru-buru aku lepas kantong belanjaanku ke atas meja di depan sofa televisi. Menggendong Mail yang masih ingin mengelus celana Marc.

"Tak bisakah kau tidak mengganggu Ayahmu?"

Aku bertanya pada Mail, membuat dia hanya mengeong memerhatikanku dan Marc secara bergantian.

"Kalau begini, aku bisa mati mendadak!" sembur Marc galak. Dia mengembuskan napas, sembari menaruh dua kardus berisi pakaian kami ke atas meja. "Tak bisakah dia kalem seperti kucing yang ini?" Dia melirik pada Momot yang sedang berbaring manis di sofa dengan mata sayu— nampak tak peduli pada sekitar.

"Mail juga punya perasaan, tidak mungkin terus-menerus dikurung dalam kandang. Jangan terlalu membencinya, kau tahu aku sangat menyayanginya. Dia tak akan menyakitimu, bahkan dia saja tidak punya kuku untuk mencakarmu."

"Kau tahu aku phobia kucing. Aku tidak membencinya, aku hanya tidak suka dengannya."

Napasku berembus tak kuasa. Apa bedanya benci dan tidak suka? Bukankah dua hal itu memiliki makna yang hampir sama?

Cekatan, kumasukkan Mail ke dalam kandangnya di lantai dekat sofa, membuat dia berontak dan berusaha ingin lari dari tanganku. Setelah itu, aku melakukan hal serupa pada Momot di kandang berbeda.

Kami baru saja pulang dari apartemen kami di Pondok Indah Barcelona, setelah memutuskan untuk menjual apartemen itu serta barang-barang yang tidak muat ditaruh di sini. Tubuhku masih lelah, lantaran tadi harus membersihkan apartemen, sebelum kami tinggalkan. Lelahku sekarang bertambah, karena Marc selalu mempermasalahkan hal sepele seperti ini. Mengambil kantong belanjaan, aku berminat pergi dari hadapannya tanpa sepatah kata pun.

"Ada apa, sih? Kalian ini ribut sekali."

Ed menyusul kami, mengusap rambut basahnya dengan handuk dan dadanya pun begitu terekspos sempurna. Aku berlalu melewati dia tanpa berniat menjawab pertanyaannya.

"Eh, Horan datang ke kantorku tadi, memberi kita undangan pernikahan dia dan Carolina. Undangannya ada di kamarku. Kau bisa mengeceknya."

Ucapan lain Ed sukses membuat langkahku terhenti dan berbalik melihatnya. Sementara, di belakang punggung Ed, kulihat suamiku yang selalu menjengkelkan itu langsung memasang wajah ketus saat mendengar ucapan Ed. Rahangnya mengeras, alis tebalnya mengerut, serta mata kami bertemu pandang.

"Oh, Horan mendatangimu? Apa saja katanya?"

"Adel, cepatlah masak. Mengapa kau malah bergosip? Aku sudah lapar dari tadi. Jangan membuatku mati kelaparan, setelah anakmu tadi gagal membuatku mati mendadak." Marc melintasiku, masih mempertahankan wajah ketusnya.

Oh, ini dia, Marc pemarah Márquez.

"Horan bercerita banyak padaku. Yang jelas, dia sangat ingin kita menghadiri pernikahannya tiga hari mendatang. Aku, kau dan Marc, kita di undang. Terlepas dari dia mencuri surat perjanjian Marc, aku tak bisa ikut-ikutan membencinya. Dia sudah terlalu baik padaku selama aku di sini. Lagi pula, aku bisa bertemu Kenny di sana. Dia pasti datang ke pernikahan teman baiknya, aku akan menggunakan kesempatan itu untuk bicara dan bertemu dengannya," jelas Ed panjang lebar.

Bad Reputation [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang