[21] Kak Ferdinan's family

768 48 0
                                    

Setelah itu Kak Ferdinan mengajakku makan malam di luar karena mungkin dia ... terlalu senang.

"Bukannya tadi Kakak bilang setelah Kakak pulang kerja, Kakak akan mengajakku bertemu kedua orang tua Kakak." Dia mengerutkan dahinya.

"Kapan?"

"Tadi, sewaktu perjalanan menuju rumah sakit."

Dia menepuk dahinya, "Kakak lupa. Ah, biarlah, Kakak sedang berbahagia. Tak bisakah kita habiskan malam ini berdua saja?" Aku mengangguk mengiyakan permintaannya.

Kemudian kami sampai di salah satu restoran. Yang kutahu, itu adalah salah satu restoran termewah yang biasanya hanya dikunjungi para kolega-kolega besar.

"Kak?" panggilku, dia malah menggenggam tanganku erat. Lalu menarikku menuju salah satu meja yang tersedia.

"Apa? Tania, kita makan dulu ya. Baru bicara."

Ya sudahlah, kuikuti saja dulu kebahagiaan yang tengah Kak Ferdinan rasakan.

◽◽◽

"Tania! Ferdinan udah tunggu kamu di bawah!" teriakan cempreng seseorang yang tak lain adalah Kak Wena.

"Iya sebentar, Tania masih nata rambut." Aku balas berteriak dari kamar.

Duh, mana rambutku masih acak-acakan banget. Aku pasti bakal malu banget kalau ketemu orang tuanya Kak Ferdinan dengan rambut yang seperti orang bangun tidur. Uh! Memalukan.

Tok.. tok.. tok..

Siapa lagi sih! Ganggu aja, udah tau masih sibuk.

"Siapa ya?"

"Ini aku, Ferdinan."

What! Belum selesai! Mati aku!

"Se-sebentar, Kak."

Dia mengetuk pintu kamarku lagi, "Ayo Tania, orang tuaku tak punya waktu banyak. Dua jam lagi mereka akan kembali ke Singapura."

Alhasil aku mengalah dengan tatanan rambutku yang masih benar-benar bisa dibilang berantakan.
Mau tak mau aku keluar dengan keadaan rambut yang setengah kujepit dan setengahnya kubiarkan terurai.

"Ayo!" ajakku seraya menggandeng Kak Ferdinan menuruni tangga.

Kemudian kami berpamitan pada orang tuaku.

"Kak, rambut Tania masih acak-acakan banget ya?" Tanyaku memasang wajah cemberut.

Dia yang tengah menyetir mengalihkan pandangannya sekilas ke arahku, "Mau bagaimana juga, kamu tetap cantik." Katanya seraya mencubit pelan pipi kananku.

"Ah, Kakak bohong. Kalo Kakak mau bilang Tania jelek mah, bilang aja." Gerutuku yang masih kesal seraya membenarkan rambutku.

Ya, memang ku akui, aku memang cantik. Di tambah dengan polesan bedak tipis serta lip balm yang ikut mewarnai wajahku, membuat wajahku ini semakin terlihat natural.

"Tania, kan Kakak udah bilang. Kamu itu cantik. Malah dibilang bohong. Kamu gak dandan aja udah cantik banget, apalagi dandan begini." Dia mencoba merayuku.

Aku hanya mengangguk-angguk tak peduli dan mengarahkan pandanganku ke arah luar.

◽◽◽

Sesampainya kami di rumah Kak Ferdinan, aku di sambut hangat oleh kedua orang tua Kak Ferdinan, termasuk adiknya yang masih SMP.

"Pagi Om, Tante." Sapaku seraya mencium punggung tangan kedua orang tua Kak Ferdinan.

"Ayah sama Ibu jadi ke Singapura?" tanya Kak Ferdinan yang sepertinya tengah memastikan. Namun malah dijawab dengan tawa Adiknya. "Itu akal-akalan Ibu doang biar Kakak, cepat-cepat bawa Kak Tania ke rumah." Mendengar jawaban dari Salya, Adik Ferdinan, aku ikut tertawa kecil. Sedangkan Ferdinan, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Ibunya.

"Ibu.. Ibu.. Ferdinan pikir, Ibu sama Ayah bakalan pulang lagi ke Singapura. Kasihan Tania, gara-gara Ferdi bilang Ayah sama Ibu mau ke Singapura, dia jadi asal-asalan nata rambutnya." Ucapan Kak Ferdinan sukses membuatku malu di hadapan kedua orang tuanya.

Tante Adinda, Ibu Kak Ferdinan, mendekat ke arahku untuk merangkulku. "Kalau Ibu lihat-lihat. Kamu juga cantik tanpa bedak yang menghiasi wajah kamu ini." Kata-kata Ibu membuat pipiku merah merona.

"Benarkan Tania, kamu itu cantik. Ibu saja sampai mengakuinya." Celetuk Kak Ferdinan yang berada di sampingku.

Aku mengangguk malu mendengar pujian yang keluar dari mulut Ibu dan anaknya yang berada di sampingku.

"Tania," panggil Tante Adinda. Aku menolehkan wajahku ke arah Tante Adinda yang sedikit lebih tinggi dariku. "Iya Tante?"

"Jangan panggil Tante ya, panggil Ibu aja. Ibu udah cocok sama kamu."

💦💦💦

Tbc

13 Feb '18

Pura-Pura MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang