[25] The Bad Birthday.

761 45 0
                                    

"Eh! Tunggu!" teriakku ketika mereka mau pergi.

Tapi mereka malah pergi begitu saja, tak memedulikan panggilanku. Terpaksa kukejar mereka dengan tenagaku yang mulai menipis ini. Kuraih tangan Arbani dan Arvan bersamaan.

"Tunggu."

"Tadi kamu usir kita, sekarang kamu tahan. Mau kamu apa?" tanya Arbani yang masih belum membalikkan tubuhnya menghadapku.

"Sorry. Gue cuman mau pinjam handphone buat telepon sepupu gue."

Akhirnya Arvan yang berbalik. "Nih, pakai hp gue. Tapi dengan syarat." Katanya.

"Apa?"

"Setelah lo pakai ponsel gue, lo taruh nomor telepon lo, yang asli." Ucapnya seraya tersenyum miring. Mau tak mau aku mengangguk, karena ini keadaan darurat, dan aku benar-benar sedang membutuhkan Juan.

Aku langsung meraih ponsel Arvan dan langsung mengetikkan nomor Juan yang benar-benar kuhafal.

"Halo, Juan."

"Halo. Ini siapa ya?"

"Juan, ini aku, Tania. Masa lupa sama suara aku?"

"Oh iya, iya. Kenapa telepon pakai nomor orang lain?"

Juan banyak tanya -_-

"Nanti kujelaskan. Sekarang jemput aku di Jalan Bunga Sakura 3."

"Jauh, Tan."

"Gak mau tau! Cepat!" teriakku lalu memutus teleponku dengan Juan.

Kemudian aku langsung mengetikkan nomor teleponku di ponsel Arvan. Setelah selesai, aku mengembalikan ponselnya. "Udah selesai. Makasih buat pinjamannya. Kalian boleh pergi." Ucapku seraya berjalan kembali ke tempatku duduk tadi.

Keduanya mengangguk lalu pergi dari hadapanku.

45 menit kemudian, Juan datang dengan mobil pribadi milik Kak Wena.
"Ayo masuk, gembel!" teriaknya dari dalam mobil.

"Enak aja, aku bukan gembel!" aku balas berteriak. "Lalu? Apa sebutan untuk orang sepertimu tadi? Wajah pucat pasi namun sedikit kemerahan, mata sembab, dan duduk di pinggir jalan."

"Aku orang gila!" ketusku. Sepupu lagi kena musibah bukannya dikasihani atau dihibur, ini malah di katain gembel.

Dia tertawa, "Iya, iya, yaudah ayo kita pulang! Ada yang menunggu kamu di rumah." Ucapnya seraya mengusap lembut puncak kepalaku dengan satu tangannya.

◽◽◽

Sesampainya kami di rumahku, aku berjalan mengekori Juan yang langkahnya lebih lebar dariku.

"Kamu lama! Mau aku gendong?" tawar Juan, aku mengangguk, lagian aku sedang malas berjalan karena lelah.

"Baiklah, naik!" perintahnya yang kini tengah jongkok di hadapanku, aku langsung naik ke punggungnya.

Lalu dia berjalan sambil menggendongku menuju rumah. Sampai akhirnya Juan membuka pintu, dan ruang tamu di rumahku benar-benar gelap. Dan aku takut gelap!

"Juan.." panggilku ketakutan, aku memejamkan mataku dan menaruh kepalaku di tanganku yang tengah memeluk lingkar leher Juan.

"Tenanglah, tak akan terjadi yang aneh-aneh." Dia berusaha menenangkanku.

"Kita gak usah masuk aja ya." Bisikku, lalu dia menggeleng, "Ayo masuk, Ayah dan Bunda kamu pasti menunggu kamu."

Aku dapat merasakan, Juan tengah melangkah ke tengah ruang tamuku.

Dan tiba-tiba lampunya menyala, membuatku langsung membuka mataku.

"SELAMAT ULANG TAHUN, TANIA!" seru semua orang yang ada di ruang tamuku, termasuk Kak Ferdinan, Salya, Arvan, dan Arbani.

Aku melompat turun dari gendongan Juan, dan berjalan mendekat ke arah Kak Ferdinan. Aku menunjuk wajah keempat orang asing yang tadi kusebutkan satu persatu, "Kalian, mau apa di sini?" tanyaku dengan suara serak disertai nada tak suka.

Tiba-tiba suasananya menjadi hening.

Sampai Salya angkat bicara, "Kami ingin ikut merayakan ulang tahun Kakak yang ke-17." Jawabnya penuh kegembiraan.

"Iya, Tania. Dan soal tadi, maafkan Kakak. Tadi Kakak hanya berniat untuk mengerjaimu saja, lagi pula ini ide dari sepupumu itu." Ucap Kak Ferdinan menatapku serius, sesekali melirik Juan di belakangku.

"Bercanda Kakak, gak lucu! Kakak gak tau gimana sakitnya aku waktu Kakak bilang 'putus', dan sekarang kita sudah PUTUS!" ucapku dengan nada datar namun berteriak ketika mengatakan kata 'putus' di akhir kalimatku.

"Ta-tania, maafkan Kakak. Kakak sangat menyayangimu!" teriaknya ketika aku berlari masuk ke dalam kamarku.

Sesampainya di kamar, aku tak jadi menangis, karena mendapat sebuah pemandangan yang 'Wah!'.

💦💦💦

Tbc.

16 Feb '18

Pura-Pura MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang