[22] Pramugari Cantik

785 47 0
                                    

Malu sekaligus senang bercampur jadi satu untuk satu hari ini.
Malunya, karena aku belum terbiasa bersama keluarga Kak Ferdinan. Dan senangnya, karena aku di terima baik oleh keluarganya.

Dan beruntungnya aku karena Salya pun menerimaku dengan baik. Bahkan ia juga telah menganggapku seperti Kakaknya sendiri.

"Tania, bagaimana dengan keluargaku?" bisik Kam Ferdinan ketika kami tengah duduk berdua di bangku halaman belakang rumah Kak Ferdinan yang lumayan luas.

"Bagaimana apanya?" aku bertanya balik. "Ya, Bagaimana? Apa kamu senang dengan keluargaku?" tanyanya lagi, kali ini lebih jelas.

Aku mengangguk semangat, "Aku merasa seperti punya keluarga baru."

"Syukurlah."

Setelah perbincangan ringan serta makan malam di rumah Kak Ferdinan, aku diantar pulang oleh Kak Ferdinan ke rumahku.

◽◽◽

Tujuh bulan, ya, hubunganku dengan Kak Ferdinan telah memasuki bulan ke-7. Lumayan lama ya? Iya, dan ini adalah hubungan terlama yang pernah ku jalin.

Namun, akhir-akhir ini, Kak Ferdinan mulai sibuk dengan pekerjaannya. Mulai dari pasien di rumah sakit yang terus meningkat, di tambah dia sering dipindah tugaskan keluar kota walau sehari atau dua hari.

Begitu pun aku yang kini tengah mempersiapkan diri mengikuti ujian tengah semester genap. Aku jadi lebih banyak belajar ketimbang memainkan ponselku.

Dan belakangan ini, hubunganku dan Kak Ferdinan mulai renggang. Bahkan sempat, sekitar dua minggu, kami tak berkomunikasi sama sekali. Sekedar pesan singkatpun tak ada.

Sampai akhirnya ujian tengah semester genap telah ku lewati. Dan Kak Ferdinan pun telah menyelesaikan tugasnya di Bandung, ia segera kembali ke Jakarta esok.

From : Kak Ferdinan💕
Siang jelek, besok jemput aku di bandara ya, jam 9. Aku tunggu. Love u.

Rupanya, minta di jemput. Hihi, senangnya hatiku. Akhirnya kami akan berjumpa lagi.

___

Di bandara, pukul 08.45 WIB.

Aku sudah bersiap di bandara, di temani dengan Salya yang minta ikut ke bandara juga.

Kami bercanda ria seraya menunggu pesawat yang Kak Ferdinan tumpangi tiba di Jakarta.

Pukul 09.03 WIB pesawat tujuan Bandung - Jakarta tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

Aku dan Salya bangkit dari kursi yang kami duduki. Kami berjalan mencari Kak Ferdinan yang sepertinya sudah keluar dari pesawat.

"Kak, itu kayak Kak Ferdinan." Tunjuk Salya ke arah lelaki yang tengah mengobrol dengan salah seorang pramugari cantik.

Eh tunggu, tapi apa benar itu Kak Ferdinan? Kalau dari segi fisik, dia memang mirip dengan Kak Ferdinan.
Tapi, apa benar?

Tiba-tiba lenganku ditarik Salya untuk mendekat ke arah orang yang tadi ia tunjuk.

Dan benar saja, kalau dia ... Kak Ferdinan.

"Kakak!" teriak Salya melepas lenganku dan beralih memeluk Ferdinan yang langsung menjatuhkan tas yang tadi ia genggam.

"Aduh, Salya, kangen ya sama Kakak kamu yang ganteng ini?" Ferdinan meledek Salya yang masih dalam pelukannya.

Sekilas dia melirikku, namun masih tetap erat memeluk Salya.

"Kakak belakangan ini pergi-pergi mulu." Keluh Salya yang mendongak ke arah Kak Ferdinan. Kak Ferdinan mengusap-usap puncak kepala Salya yang memiliki rambut berwarna coklat terang.

"Kan Kakak kerja, sayang." Jawab Kak Ferdinan yang makin mempererat pelukannya.

Dia melirikku lagi sekilas. Uhm, apa dia tak merindukanku? Sampai-sampai dia hanya memeluk Salya dan hanya melirikku sekilas saja. Lalu, untuk apa aku menunggunya?

"Kak," panggil Salya. Kak Ferdinan berdehem, "lepaskan pelukannya. Kakak gak kangen apa sama Kak Tania?" tanya Salya yang sepertinya lebih mengerti diriku.

Kemudian Kak Ferdinan melepas pelukannya dari Salya.

"Kakak sampai lupa." Ucapnya cengengesan ke arahku. Aku hanya memandangnya datar.

"Di," suara itu, suara perempuan yang tadi berbincang dengan Kak Ferdinan, membuat mataku tertuju ke arahnya.

Satu hal yang janggal darinya, pakaiannya lebih ketat dan pendek dari pramugari yang lain. Uh! Menjijikkan.

"Sampai lupa juga. Tania, perkenalkan, ini Naila." Kak Ferdinan memperkenalkanku dengan pramugari itu.

Aku menjulurkan tangan untuk berkenalan, dia malah memandangku dengan tatapan ... jijik. Harusnya aku yang jijik! -_-

"Tania."

"Naila."

Kami berkenalan tanpa berjabat tangan.

"Kak, dia siapa?" tanyaku.

"Dia ... "

"TANIA!"

💦💦💦

Tbc

14 Feb '18

Pura-Pura MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang