Hari ini aku berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya, entah kenapa rasanya hari ini aku ingin merasakan sejuknya angin pagi, setelah beberapa hari yang lalu kuhabiskan untuk menangisi Arvan terus.
"Selamat pagi." Sapa seseorang dari sampingku, suaranya bersatu dengan deruman mobil. Aku menoleh ke arah sang empunya, "pagi juga ... Zidan."
"Mau bareng?" tawarnya, aku menggeleng seraya tersenyum lembut, "makasih buat tawarannya, aku jalan kaki aja. Lagian, sebentar lagi juga sampai di sekolah." Jawabku yang terus berjalan sampai ke sekolah.
Setelah sampai, aku memilih untuk berjalan lebih dulu untuk sampai ke kelas, daripada harus menunggu Zidan.
"Pagi, Nilla." Sapaku pada Nilla yang tengah asyik menekan-nekan keyboard notebooknya. "Eh, pagi juga, Tan."
"Aklea mana? Kok tumben belum datang?" tanyaku heran, pasalnya setiap aku masuk ke kelas, Aklea pasti selalu ada dikelas lebih dulu.
Pertanyaanku diabaikan, dia masih asyik dengan notebooknya. "Nilla?" panggilku. "Lea diajak Arbani ke kelasnya." Jawab Nilla tanpa menoleh sedikit pun ke arahku.
"Lu lagi ngapain sih? Serius banget." Tanyaku seraya melirik-lirik ke arah notebooknya.
"Gue lagi bikin cerita buat nanti bakal gue update di wattpad." Jawabnya senyum-senyum sendiri.
Aku hanya mengangguk-angguk, lalu berjalan keluar kelas untuk menghirup udara segar. Namun aku malah menemukan seseorang yang tengah mengintip ke dalam kelasku.
Dia, Nazi, orang yang Nilla suka, dan takdir pun menyukai mereka untuk bersama. Namun keduanya malah menetap di zona nyaman, zona di mana saling suka, saling lempar perhatian, tapi tidak berstatus.
"Nilla! Ada Nazi nih di luar!" teriakku yang sepertinya mengejutkan Nazi, buktinya saja setelah aku berteriak, Nazi langsung menoleh ke arahku lalu pergi dengan langkah seribu.
Melihatnya lari terbirit-birit, membuatku tertawa terbahak-bahak. Katakanlah aku jahat, tapi itu memang lucu.
Nilla geleng-geleng kepala melihat tingkahku. Begitu pun juga dengan Zidan yang baru saja sampai di depan kelas.
"Ketawain apa sih? Ngakak gitu, kayak orang gila." Seketika tawaku terhenti ketika mendengar Zidan mengataiku 'gila'.
Aku mendengus kesal ketika Zidan malah balik menertawaiku.
"Ih! Gak jelas!" seruku lalu beranjak masuk ke dalam kelas. "Eh, Tania, tunggu, kok pacar kamu yang ganteng ini ditinggal sendirian di luar sih?" gerutunya yang setengah berteriak di belakangku.
"Bawel! Masuk tinggal masuk." Seruku yang juga berteriak.
◽◽◽
Kini kami tengah menjadi pusat perhatian di antara kakak kelas dan adik kelas yang ada di kantin karena Zidan tengah melawak dan itu mampu membuatku tertawa terpingkal-pingkal.
"Tan, suka anggur apa apel?" tanya Zidan setelah tawaku mereda. "Apel enak, apalagi apel Malang." Jawabku membuatnya tersenyum.
"Kamu suka apel? Sama, aku juga. Soalnya lebih enak diapelin dari pada dianggurin." Ucapnya diselingi tawa kecil.
"Aku ada tebak-tebakan nih." Ucapnya membuatku memasang ekspresi penasaran. "Apa?"
"Awan-awan apa yang romantis?" tanyanya membuatku berpikir sejenak.
Awan? Bisa romantis? Gimana caranya?
Aku menggeleng tak tau, "ah, masa langsung menyerah sih? Gak seru nih!" serunya membuatku kembali berpikir ulang.
Partikel semacam awan gitu bisa romantis? Awan apaan deh?
"Payah nih." Ejeknya karena aku tak berhasil menjawab pertanyaannya. "Memangnya apa?"
"Kepo ya? Bilang dulu kalo aku ganteng." Ucapnya. Aku menautkan kedua alisku, "gak! Kamu jelek!"
Tiba-tiba dia mengunyah es batu, lalu meletakkan sedotan di mulutnya. Kemudian dia meniupkan secuil es batu tepat ke arah dahiku.
"Aw! Sakit tau!" ringisku. Dia malah tertawa, "makanya, bilang dulu kalo aku itu ganteng."
Aku mengalah, "iya, kamu ganteng. Tapi gak seganteng Shawn Mendes." Jawabku kesal. "Jadi, apa jawabannya?" tanyaku lagi.
Dia menyipitkan matanya ke arahku seraya tersenyum badut.
"Awanna be with you."
💦💦💦
Tbc.
26 Feb '18
~Update lagi khusus hari ini. Karena hari ini yang baca cerita author dah 1k. Hihi, love u all💕~
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-Pura MOVE ON
Teen Fiction[CERITA MASIH LENGKAP] Bukan cerita playgirl, tapi cuman cerita cewek yang udah dijodohin tapi masih pacaran sama orang lain. Abis pacaran terus putus, begitu aja terus. Udah pacaran lagi tapi jarang banget bener-bener move on dari beberapa mantanny...