[58] Terungkap

594 31 2
                                    

Lima hari aku bersama Arvan, aku banyak belajar bagaimana cara menghargai seseorang yang memiliki perasaan padaku.

"Tania? Sudah waktunya, pergilah!" ucap Arvan yang membuyarkan lamunanku selama lima hari dengannya.

Aku tersenyum padanya, "aku gak mau move on dari kamu. Aku masih sayang sama kamu. Aku sayang banget sama kamu. Tapi aku gak bisa di sini terus. Pokoknya aku sayang sama kamu." Ucapku yang memeluknya sangat erat.

"Me too."

Cahaya putih menusuk ke mataku, aku belum bisa melihat dengan jelas tentang apa yang ada di hadapanku sekarang ini.

"Kamu sudah sadar?"

Pertanyaan dari seseorang di depanku, membuat aku berusaha untuk menetralkan cahaya yang masuk ke dalam mataku.

"Kamu siapa? Di mana Bunda?"

Tiba-tiba dia berlari keluar dari kamar rawatku. Dan seorang remaja perempuan memasuki kamar rawatku.

"Hai, Kak."

Dia, Hawa.

"Hawa? Kok kamu bisa di sini?" tanyaku bingung.

"Iya, tadi aku nemenin Kak Juan yang nungguin Kak Tania sampai sadar."

Ha?

"Juan? Maksud kamu, orang yang tadi ada di ruangan ini, Juan?" Hawa mengangguk. Dan kini, aku yang benar-benar kebingungan.

"Bagaimana bisa?"

"Maaf ya Kak," Hawa menarik napasnya dalam-dalam. "Jadi, sebenarnya orang yang sering ketemu Kakak itu, bukan Kak Juan. Tapi orang itu kembarannya Kak Juan, Kak Jake." Jelas Hawa membuatku semakin bingung.

"Jadi?"

"Jadi Juan yang Kakak lihat selama ini, bukan Juan yang sesungguhnya." Jelas Hawa lagi.

Kepalaku terasa mulai pening, "lalu, apa maksudnya semua ini?"

"Maaf ya Kak, aku akan bercerita sedikit panjang. Jangan potong ucapanku," pinta Hawa, aku mengangguk mengiyakan.

Hawa memejamkan matanya sejenak, "Kak Juan adalah tipe orang yang suka bekerja keras. Walaupun orang tua kami sangat mampu untuk menghidupi kami, Kak Juan tak pernah merasa bahagia dan puas kalau belum merasakan hasil keringatnya sendiri.

Jadi, dia selalu bekerja untuk mengisi waktu luangnya.

Kakak ingat tidak, waktu pertemuan pertama kita, tak ada dia. Dan pertemuan Kakak yang kedua itu, yang datang adalah Kak Jake karena Kak Juan yang meminta dia untuk menggantikannya.

Dan asal Kakak tahu, sebenarnya, Kak Juan sudah lama ada di dekat Kakak hanya untuk mengawasi Kakak secara dekat tanpa Kakak harus mengetahui dia." Penjelasan Hawa membuat lidahku kelu. Aku benar-benar tak bisa berbicara apa-apa lagi.

Jadi, selama ini, dia itu bukan Juan. Dan Juan yang sebenarnya selalu ada di dekatku? Siapa dia?


◾◾◾


Dua tahun kemudian,
Sudah dua tahun setelah kejadian di mana aku harus di rawat di rumah sakit. Kini aku sudah lulus. Dan kini aku juga tak pernah menemukan Juan di mana pun.

Dan sampai sekarang, aku masih mencari keberadaannya. Karena semua pihak keluarga Juan tak ada yang memberitahuku.

Tapi, hampir setiap minggu semenjak kejadian itu, aku selalu mendapat surat misterius tanpa nama.

Pagi ini, aku sudah resmi menjabat sebagai pemilik sekolah.

Ketika memasuki ruang kerjaku yang berbau black coffee, seperti biasanya, aku menemukan sepucuk surat lagi darinya.

Aku duduk dan segera membuka surat itu.

' Dear, Tania Nadelia.
Seorang gadis anggun yang kini memimpin SMA Nadelia, tempat di mana kita bertemu pertama kali dan tempat di mana aku merasakan jatuh cinta untuk yang kedua kalinya padamu.

Kamu, bagai bulan yang meremang di tengah gelapnya malam. Dan kamu adalah bulan itu dihatiku.

Jujur, aku sudah sangat merindukanmu. Namun, biarlah ini menjadi misteri untukmu. Aku juga ingin kamu merindukanku, apa kamu merindukanku?

Hey cantik, ini adalah surat terakhir dariku. Dan hari ini juga, aku sudah kembali.

Setelah kamu baca surat ini, coba kamu pergi ke luar ruangan kamu.

Aku menunggumu.


Salam, Aob. '


Keluar? Surat terakhir? Kembali? Maksudnya apa?

Ah, baiklah. Aku akan keluar dari ruang kerjaku. Tapi, jika dia hanya mengerjaiku, aku akan membakar semua surat darinya.

Kubuka pintu ruanganku dengan malas. Dan,

"Hai."

💦💦💦

Tbc..

28 Maret 2018

Pura-Pura MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang