[26] Dark Yellow

753 39 0
                                    

Kok kamarku jadi penuh dengan kelopak-kelopak bunga mawar? Dan, siapa yang menaruh boneka winnie the pooh super besar di atas ranjangku?

Apa ini hadiah ulang tahunku? Sebagus inikah? Oh God.

Aku memasuki kamarku, selangkah demi selangkah. "Siapa yang bikin kamar aku jadi kayak gini?" tanyaku tanpa sadar.

"Kamu suka?" tanya seseorang dari belakangku.

Kak Steven!

"Kak Stev, ngapain di sini?" tanyaku bingung. "Aku mau kasih kamu kejutan." Jawabnya santai.

"Tapi, untuk apa ini semua? Kakak tau kan kalo aku-"

"Iya, Kakak tau," Dia memotong ucapanku. "Sebenarnya Kakak hanya ikut membantu mendekor kamar kamu aja."

"Bantu?"

Kak Steven mengangguk, "Iya, adik dari teman Kakak sudah lama suka sama kamu. Tapi dia gak tau cara mengungkapkannya gimana, jadi ya, Kakak bantu." Jelasnya.

"Siapa?"

"Kamu buka sendiri surat yang ada di samping boneka itu." Tunjuk Kak Stev pada boneka yang berada di ranjangku.

Aku berjalan menuju ranjangku, dan benar, ada surat yang tergeletak di sebelah boneka besar yang hampir seukuran denganku.

"From Dark Yellow?"

Dark Yellow? Kayak pernah dengar, tapi kapan ya?

Ah! Iya, aku pernah dapat surat ketika kelas 3 SMP.

_____________
Flashback On.

"Tania!" teriak Kak Wena dari lantai tiga. "Apa?"

"Sini, ke kamar Kakak, buruan!" teriaknya lagi.

Huft! Padahal capek baru pulang sekolah, malah disuruh naik ke lantai tiga. Mau tak mau, aku tetap ke kamar Kak Wena.

"Apa?" tanyaku kesal.

"Kamu pacaran ya? Sama siapa? Kok gak cerita sama Kakak?"

Hah? Pacaran?

"Enggak, sama siapa memangnya?"

"Kalo enggak, ini, kenapa ada surat di depan gerbang. From Dark Yellow, to my Nadnad." Ucap Kak Wena seraya cekikikan.

My Nadnad? Idih! Alay banget.

"Dark Yellow siapa lagi?" tanyaku kesal, aku merebut surat yang tadi Kak Wena pegang.

Aku buka surat berwarna kuning tua itu,

Dear My Nadnad.

Aku penggemar rahasia kamu, yang suatu saat nanti, kamu pasti akan menjadi penghuni hati ini.
Harusnya surat ini aku kasih ke kamu sejak dua tahun yang lalu, karena aku sudah menyukaimu sejak kita masih berada di taman kanak-kanak.
Tapi tak apa, yang penting surat ini sudah sampai padamu.

Aku kasih kamu surat ini hanya karena aku ingin mengungkapkan perasaanku yang ingin aku ungkapkan langsung padamu, namun tak bisa.

Dan, nanti, aku akan selalu ada untukmu. Aku akan selalu menjagamu dari kejauhan. Biarlah kamu tak tau siapa aku ini.
Tapi ku mohon, jika kau tau, jangan pernah menjauh dariku.

Salam rindu dariku, teman tk mu yang kamu beri coklat ketika menangis karena terjatuh dari pohon.

Dasar alay! Siapa sih?

Karena aku tak peduli, aku lempar kembali surat itu ke kasur Kak Wena dan pergi kembali ke kamarku.

Flashback off.
_____________

"Kak Wena!" teriakku mengagetkan seluruh orang yang berada di ruang tamu.

"Ada apa Tania?"

"Cepat ke atas!" perintahku yang tiba-tiba menjadi kesal karena terus di pandang Kak Ferdinan.

Setelah Kak Wena sampai di atas, "Kakak masih simpan surat dari Dark Yellow satu tahun yang lalu?" tanyaku penuh harap.

Dia mengangguk, "Berikan surat itu padaku, Kak." Tanpa basa-basi, Kak Wena langsung pergi ke kamarnya dan kembali dengan surat berwarna kuning tua di tangannya, "Nih! Ada apa sih?"

"Aku dapat surat lagi dari dia." Aku terdiam, mengingat-ingat kejadian masa kecil.

"Ah! aku tau siapa dia!" seruku bersemangat, seakan lupa dengan kekesalanku dengan Kak Ferdinan. Aku berlari kembali ke ruang tamu.

Lalu berdiri tepat di depan Arvan, tiba-tiba canggung, karena aku baru sadar tinggiku hanya sebatas mulutnya.

"Ada apa?" tanya Arvan membuatku semakin canggung.

"Jangan mengelak bahwa kamu Dark Yellow!"

💦💦💦

Tbc.

17 Feb '18.

Pura-Pura MOVE ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang