Meet

5K 191 2
                                    

Wanita itu datang menggunakan dress warna putih tanpa lengan dengan panjang gaun sebatas lutut. Rambutnya dikuncir kuda dengan ikatan yang di ambil dari beberapa helai rambutnya. Membuat poni yang di bentuk miring dan ujungnya di selipkan pada telinga. Lipstik yang berwarna pink cerah dan blass on yang dibuat dengan samar menunjukkan seakan dia tidak ingin tampil terlalu mencolok. Higheels yang senada dengan dressnya menambah keanggunan dan satu kata yakni, sexy. Di tambah tas kecil berwarna silver terang semakin memperkuat kata elegan.

Laluna de Claudia Champbell. Sungguh tak terlihat dari luar kalau dia adalah wanita berusia 30 tahun. Usia yang cukup di katakan dewasa dan matang. Mereka yang melihat pasti mengira dia adalah gadis remaja berusia 22 tahun.

Keanggunannya saat melangkah memasuki sebuah rumah mewah, menjadi sorotan semua orang yang berada di dalam ruangan. Semua mata yang memandang tak berhenti berdecak kagum terutama kaum adam. Tapi sungguhpun demikian, dia hanya acuh tak acuh dan dengan tatapan yang dingin berjalan terus ke dalam melewati beberapa kelompok orang yang tengah asik memperhatikannya.

"Hai Luna....akhirnya kau datang juga," sapa seorang wanita yang usianya hampir sebaya dengannya.

"Hmmm, aku hampir saja tidak datang karena sesuatu hal," jawab Luna singkat dan acuh.

"Ada apa? Apa ada masalah?" selidik temannya.

"Mr Jack menelpon," jawabnya dingin.

Wanita yang ada di samping Luna hanya menarik napas panjang. Dia tau, saat sahabatnya mengucap sebuah nama, yakni Mr Jack, maka sudah di pastikan ada sebuah problem yang tengah di hadapi sahabatnya itu.

"Apakah masalahnya tetap sama?" tanya si teman hati-hati. Dan Luna hanya mendengus kesal. Itu sudah cukup menjadi jawaban atas pertanyaan yang di lontarkan si teman tadi. "Sudahlah, lupakan itu semua! Malam ini kita bersenang-senang. Ingat, hari ini ulang tahunku. Kau tak lupa bawa kado untukku kan?" sahut temannya kemudian mengalihkan pembicaraan.

Masih dengan tatapan yang dingin, Luna pun tersenyum samar.

"Tentu saja. Happy birth day, Ev," ucap Luna sambil memeluk temannya. Di ambilnya sebuah kotak kecil dari dalam tas. "For you."

Ev tersenyum menerima bingkisan kecil dari sahabatnya itu. Dibukanya kotak warna merah beludru itu dan wajahnya langsung histeris seketika saat melihat isi dari kotak tersebut.

"It's beautifull," ucap Ev kagum. Sebuah cincin berlian yang bergambarkan bunga lily. Sesuai seleranya yang sangat memfavoritkan apa saja yang berbau kata lily, dan Luna sangat tahu selera sahabatnya itu.

"Thank's," Ev tersenyum haru. "Ok, let's have fun. Malam ini kau harus minum Luna! Ini permintaanku. Dan aku gak mau kau menolaknya."

Akhirnya musikpun di putar. Seorang DJ tampak sedang beraksi dengan piringan hitamnya. Hari itu adalah hari ulang tahun Ev sahabat baik Luna. Dan mungkin hanya dia lah sahabat satu-satunya yang ia miliki. Sudah pasti, Luna memang tidak mau berhubungan atau berteman dengan siapapun.

Ev mengundang beberapa sahabatnya yang lain termasuk Luna itu sendiri. Ya, sebenarnya wanita itu tidak terlalu suka dengan acara berisik seperti ini. Kalau bukan karena Ev yang merengek-rengek kepadanya, Luna tak mungkin akan datang. Dia hanya tak mau mendengar sahabatnya mengoceh seharian di apartemennya sehingga membuat kepalanya pecah.

You are Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang