Be part of us

1.1K 86 7
                                    

"Daniel?"

Luna menegang seketika manakala melihat sosok suaminya sudah di depan matanya saat ini. Terlihat jelas olehnya kalau wajah pria itu menunjukkan kegusaran. Mata tajam seakan siap menusuk dan melahap mangsa di depannya.

"K-kau sejak kapan disini?" Luna mencoba mencairkan suasana. Sungguh, suasana tak bersahabat saat ini sedang melingkupinya.

Pasalnya Luna yakin kalau Daniel melihat Matt mengantarnya. Apakah jangan-jangan Daniel sedang....

"Jadi begini pekerjaanmu sekarang? Keluar tanpa ingat waktu dan pulang dengan di antar seorang pria?" Jleb!!! Ok, fix, Daniel sudah tahu rupanya.

"K-kau tidak mengerti. Ada masalah yang terjadi. Dan soal Matt....ehmmm, dia hanya mengantarku saja." Luna berusaha menghindari tatapan Daniel. Pria itu semakin menajamkan matanya. Menginterogasi. "A-aku hampir saja diperkosa," Luna akhirnya memutuskan untuk jujur. Entah kenapa dia tidak terima kalau di tuduh berselingkuh. Ya, setidaknya itulah arti tatapan Daniel padanya.

Dan benar saja, Daniel terperanjat seketika. "Apa? Di perkosa?"

"Sudahlah. Jangan terlalu histeris. Aku tidak apa-apa. Hanya hampir saja. Untunglah ada Matt yang menyelamatkanku," kali ini Daniel terdiam. Dia lalu berbalik. Berdiri memunggungi Luna. Entah apa yang di pikirkan pria itu. Dan tak berapa lama, pintu lift pun terbuka menandakan kalau mereka sudah sampai di lantai yang di tuju. Daniel melangkah mendahului Luna. Wanita itu bisa merasakan sebuah kekecewaan pada suaminya.

Merasa tak ada langkah kaki mengikutinya, Daniel menoleh ke belakang. "Kenapa hanya diam di situ?" tanyanya bingung. Luna diam membisu. Dia menggigit bibir bawahnya, menatap ke arah Daniel tanpa kedip.

"Ayo," pria itu lalu mengulurkan tangannya. Dan sebuah senyum tersimpul di bibir pria itu. Oh, entah kenapa hati Luna jadi bersorak. Diapun dengan segera mengulurkan tangannya meraih tangan suaminya. Merekapun melangkah bersama menuju kamar apartemen.

🌷🌷🌷

Luna sudah menuju peraduannya terlebih dahulu. Hingga saat ini, matanya belum bisa terpejam. Setumpuk masalah tengah beterbangan di kepalanya. Semua saling tumpang tindih dan bertumpukan. Sesaat lalu dia teringat kejadian di hotel tempat ia menemui kliennya, Mr Ilyas. Dan rupanya pria itu punya niat buruk terhadapnya. 

Luna terkejut saat sebuah tangan besar memeluk tubuhnya dari belakang. Daniel rupanya sudah menyusul ke tempat tidur. Dan entah sejak kapan, Luna sudah terbiasa dengan pelukan hangat pria itu. Diapun mendesah panjang.

"Kau belum tidur rupanya," bisik Daniel di telinga istrinya.

"Hmmm." Wanita itu hanya menggumam pelan.

"Apa yang kau pikirkan sampai kau belum memejamkan mata?"

"Tidak ada," jawab Luna sekenanya.

"Sungguh?"

"Yach."

Maka mereka pun terdiam. Luna bisa merasakan hembusan napas hangat Daniel menerpa tengkuk lehernya. Desiran aneh itupun mulai menyerangnya. Luna berusaha menormalkan detak jantungnya yang mulai berpacu.

"Luna," bisik Daniel kemudian.

"Hmmm?"

"Kau tidak ingin menyatukan keluargamu?" Luna tak menjawab. Darah yang semula menggelegak karena tersulut gairah seketika sirna. Pertanyaan Daniel sukses membuatnya diam terpaku dalam kebekuan. "Apakah kau tidak ingin Mommy dan Daddymu bersatu kembali?"

"Itu tidak mungkin, Daniel!" Luna segera membalikkan tubuhnya menghadap Daniel. Mengamati pria itu seksama. "Kau tahu kalau Daddy sudah menikah dengan Maria. Lagi pula, Mommy sudah bukan istrinya lagi."

You are Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang