Ev dan Jane terkejut sekaligus bahagia saat pintu apartemen Luna terbuka dan menunjukkan dua orang yang sangat mereka nantikan. Luna masuk lebih dulu diikuti Daniel dari belakang yang akhirnya menutup pintu.
"Moon, aku senang kau kembali," serbu Ev tak sabar. Wanita itu langsung memeluk sahabatnya tanpa diminta. Luna membalas pelukan Ev sama eratnya. Hari ini, ia benar-benar sangat bahagia, dan ingin rasanya ia meluapkan kebahagiaannya itu bercerita kepada kedua sahabatnya.
"Jane?" sapa Luna setelah melepas pelukan Ev. Jane tersenyum tulus lalu merentangkan tangannya bermaksud memeluk Luna, ganti.
"Jangan pergi lagi. Kami sungguh mencemaskanmu," bisik Jane pelan. Terasa olehnya Luna mengangguk dalam pelukan.
Aksi teletubbies tersebut berakhir saat terdengar suara deheman dari Daniel. Tak urung mereka pun menoleh pada pria itu dan tertawa bersamaan. Tahu kecemburuan Daniel yang merasa di kucilkan.
"Kemari Sayang. Aku akan mengenalkanmu pada kedua sahabatku," ajak Luna dan meraih tangan suaminya untuk mendekat ke arahnya.
"Kau mau mengenalkanku pada mereka? Apa kau tidak salah?" Dahi Daniel mengernyit bingung. Luna hanya menanggapi pertanyaan suaminya dengan senyuman.
Setelah Daniel berada di sampingnya, Luna menatap kedua sahabatnya bergantian dan terakhir menjatuhkan pandangannya kembali pada Daniel. Menatapnya secara dalam dan penuh makna tersendiri.
"Ev, Jane, kenalkan, dia adalah suamiku. Daniel Lavince," ujar Luna tanpa mengalihkan pandangannya dari sang suami. "Dia adalah cinta dan kebahagiaanku. Aku ingin kalian menjadi saksi percintaanku dengannya. Pria yang akan hidup dan menua bersamaku. Menjadi papa dari anak-anakku. Dan dengannya aku ingin mengarungi susahnya kehidupan sekaligus meraup indahnya kebahagiaan."
Mata Daniel melebar saat mendengar kalimat pengakuan istrinya. Bukan hanya tubuhnya yang bergetar. Namun hatinya tak menampik getaran bahagia yang mendalam. Sekarang ia tak meragukan lagi bahwa Luna benar-benar mencintainya.
"Daniel, I love you."
Seketika Daniel meraup tubuh Luna dan memasukkannya dalam dekapan. Di peluknya wanita itu erat seakan tak ingin ia melepasnya kembali. Daniel tak ingin berfikir bodoh untuk meninggalkan wanita itu lagi. Kemarin adalah sebuah kesalahan baginya, dan sungguh ia sangat menyesal sekali dengan hal itu.
"Mungkin, sebaiknya kita pergi dan memberi kesempatan pada mereka untuk berdua, Ev?" bisik Jane pada Ev dan mendapat anggukan setuju dari wanita itu. Merekapun berlalu dengan diam-diam tanpa sedikitpun ingin berpamitan pada sang tuan rumah.
●●●
Luna menjerit kaget saat tubuhnya tiba-tiba terangkat. Daniel membopongnya ala bridal style.
"Daniel, turunkan aku! Kau tidak lihat disini ada Ev dan Jane?" teriaknya dengan pipi yang merona karena malu.
"Ev dan Jane? Kau tidak tahu kalau mereka sudah pergi sejak beberapa saat yang lalu?"
Luna tak urung mengedarkan pandangan ke sekitar dan ternyata benar, Ev maupun Jane tak ada di tempat. Kenapa bisa dia tidak tahu kedua sahabatnya pergi?
"Jangan melamun terus. Mereka memang sengaja pergi agar kita bebas melakukan hubungan berdua saja," jelas Daniel sambil tersenyum smirk. Tatapan Luna memicing seketika pada suaminya.
"Melakukan hubungan?" wanita itu membeo.
Daniel tak menjawab. Dia lebih suka melakukan tindakan segera dengan berjalan menuju kamar mereka dan membaringkan Luna di atas ranjang. Tak membuang kesempatan, ia menindih tubuh istrinya dengan kedua tangan yang bertumpu di sisi kanan dan kiri kepala wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...