Wanita itu masih duduk merenung di dalam kamarnya. Masih tak ada niat sedikitpun untuknya bangkit dan kembali pada pekerjaannya. Wajahnya tertunduk memandangi sebuah foto berukuran dompet.
Sudah dua puluh tahun lebih aku lari dari mereka semua. Dan selama itu pula aku menyimpan semuanya. Menyembunyikan kebenaran dari seluruh dunia. Haruskah aku mengakhiri sandiwara ini? Apakah mereka akan percaya dengan kata-kataku kalau aku mengatakan yang sebenarnya?
Wanita itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Dikecupnya foto itu singkat sebelum akhirnya ia simpan kembali dalam sebuah kotak dan ia masukkan ke dalam lemari.
"Maafkan aku," desisnya lirih yang entah pada siapa ia tujukan kata-kata itu.
Wanita itu berjalan kembali ke tokonya. Di sana ada Kareen yang sedang sibuk melayani para pembeli. Kareen adalah seorang gadis yang pernah di tolongnya saat dia berusia sepuluh tahun. Saat itu gadis tersebut baru kehilangan ibunya. Sedangkan ayahnya, entahlah dia tidak tau siapa ayahnya yang sebenarnya. Namun ibunya bilang, kalau dia sudah meninggal. Entah itu benar atau tidak. Yang pasti Kareen tak pernah ingin mencari tau siapa sosok ayahnya yang sebenarnya.
Dan sejak itu pulalah Kareen di besarkan bersama Briant, putranya. Dan kebetulan sekali usia mereka hampir sama. Hanya saja saat ini Kareen memilih untuk tidak kuliah. Ya, selain dia tak ingin memberatkan beban mama Briant, dia juga tak mau pusing-pusing lagi memikirkan pelajaran. Tapi mama Briant memaksa untuknya agar tetap melanjutkan study dan akhirnya diapun mengambil kursus membuat roti. Ada niat lain dibalik semua itu. Kareen ingin membalas budi baik wanita itu dengan mengembangkan usaha rotinya. Dan hasilnya sekarang toko bakery yang di rintis sudah mulai berkembang.
Kareen banyak mengeluarkan menu-menu baru sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Dan banyak juga pesanan-pesanan yang jumlahnyapun tak sedikit. Gadis itu begitu senang tinggal bersama Briant dan mamanya. Mereka sudah menjadi keluarga baginya.
Kareen menoleh saat wanita yang membesarkannya masuk ke dalam ruangan.
"Mama dari mana?" Ya, Kareen sudah menganggapnya sebagai mamanya sendiri sehingga dia memanggil dengan sebutan itu. Dan meski Briant atau mamanya sendiri, juga tak keberatan dengan hal tersebut.
"Mama habis dari belakang." Wanita itu ikut melayani seorang pembeli yang baru masuk dan memesan sekaligus dua puluh lima pax roti dengan isi keju. "Kau lihat kemana Briant?" tanya wanita itu kemudian.
"Katanya dia mau keluar sebentar. Entahlah, dia bilang ada tugas kuliah yang harus ia selesaikan," jawab Kareen kembali menata roti-rotinya. "Apakah mama sudah membaca koran hari ini?" tanya Kareen setelah semua pembeli keluar dari tokonya.
"Soal apa?" tanya sang mama menelusur.
"Putri tunggal pemilik Starr Company akhirnya melepas status lajangnya. Ahhh, apakah mama lihat dia cantik sekali sekali. Dan senyumnya itu, entah kenapa sangat mirip dengan mama. Apakah memang kalian ada hubungan darah?" Kareen bercerita panjang lebar. Dan wanita paruh baya itu hanya memberikan senyum khasnya sebagai apresiasi berita yang di sampaikan putri angkatnya.
"Kau terlalu mendramatisir keadaan, Kareen. Mana mungkin mama punya hubungan darah dengan mereka." Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tertawa geli melihat tingkah konyol Kareen. Gadis itu memang periang dan tak jarang membuat Briant dan mamanya tertawa. Justru dengan kehadirannya, keluarga yang kurang lengkap itu menjadi menemukan sosok yang hilang sebelumnya. Terisi oleh keberadaannya.
"Ahhh....mama selalu tak percaya kalau aku bilang sesuatu," gadis itu menggerutu.
"Karena kau selalu membual yang bukan-bukan, Sayang." Wanita itu mencubit kecil pipi putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...