Setelah setengah jam lebih menunggu, akhirnya Ev pun datang. Maria menyuguhkan beberapa potong kue yang sempat ia bawa dari toko Cath. Rupanya ia mulai belajar membuat roti dari wanita itu. Dan kue yang di bawanya kali ini adalah salah satu hasil buatannya.
Jack mulai membahas permasalahan putrinya saat Ev sudah siap di hadapannya. Wajah gadis itu sedikit tegang. Tentu saja karena Ev tahu hal apa yang membawanya harus datang dan menemui ayah dari sahabatnya tersebut. Biasanya, Mr Campbell akan memanggil teman-teman Luna kalau ada masalah serius yang ingin di tanyakan.
"Ev, Uncle tidak mau basa-basi. Aku menyuruhmu datang kesini tentu ini ada hubungannya dengan putriku," Jack mulai membuka topik permasalahan. "Jadi tolong katakan, apa yang sebenarnya sudah terjadi kemarin?"
Ev sempat meneguk ludah perlahan. Hal yang ia khawatirkan pun juga terjadi. Mr Campbell mulai curiga dengan keadaan Luna yang sebenarnya.
"Ehm, apa yang Uncle maksud, saya tidak mengerti? Bukankah kemarin sudah saya katakan, kalau Luna sedikit tidak enak badan. Dan saya yakin hari ini dia sudah masuk kerja kembali," Ev mencoba berkilah dan pura-pura tidak tahu.
"Jangan membohongiku, Ev! Apa kamu lupa siapa Uncle?" Ev hanya bisa menundukkan kepala saat Jack berusaha memojokkannya. Menatapnya dengan sorot mata menghakimi. Dan gadis itu tak bisa menyanggah lagi kali ini. Tentu Mr Campbell telah mengetahui sesuatu.
Ev mendesah panjang hingga kemudian ia berkata, "Ya, pemikiran Anda memang benar, Uncle. Dan maaf sebelumnya karena saya sudah berbohong pada Anda."
"Buatku itu tidak masalah, Ev sayang. Karena aku tahu kamu pasti punya alasan untuk itu. Jadi, bisa kau katakan apa yang sebenarnya sudah terjadi? Apa sebenarnya masalah yang sedang dihadapi putriku saat ini sampai dia sangat terpuruk?"
Ev yang tadinya tertunduk, mendongak seketika setelah mendengar pengakuan Jack barusan. Rasa khawatir mempengaruhinya kembali.
"Apa yang sudah terjadi pada Luna, Uncle? Dia baik-baik saja kan?" tanyanya cemas.
"Tidak, tidak terjadi apa-apa padanya. Kau tak perlu khawatir. Hanya saja, Bertus bilang selama sehari ini ia banyak melakukan banyak kesalahan dalam bekerja. Kau tahu sendiri bukan, kalau Luna bukan orang yang mudah lalai dalam pekerjaannya," jelas Jack yang sekilas lalu sempat melirik ke arah Bertus. "Jadi, bisa kamu ceritakan, hal apa yang membuat Luna sampai demikian? Uncle tahu, saat ini ada sesuatu yang tengah membebaninya."
Untuk sejenak Ev terdiam. Berpikir sekali lagi, apakah tepat untuknya membuka rahasia sahabatnya di depan keluarganya? Ev menimbang positif maupun negatifnya hingga akhirnya ia memutuskan bahwa akan mengatakan yang sebenarnya.
"Jadi, yang sebenarnya terjadi adalah--," Ev mulai membeberkan rahasia yang selama ini disimpan Luna dan cuma ia dan Daniel yang tahu semuanya. Semua yang ada di ruangan itu sempat di buat tegang dan tercengang tak terkecuali Maria. Ya, wanita itu juga ikut menyimak cerita Ev.
"Hmmmhhhh.....berani-beraninya, dia membohongiku selama ini," Jack menggeram perlahan. Terlihat guratan amarah dan kekecewaan tersirat di wajah tuanya. Maria mengelus pundak suaminya guna menetralisir suasana hati sang suami.
"Uncle, tolong jangan marah dengan Luna. Saya tahu Anda pasti kecewa. Tapi semua itu tidak penting lagi sekarang karena saya melihat Luna sendiri sudah mulai mencintai Daniel," Ev menghiba. Jack hanya mendengus pelan. Ia lalu bangkit dari duduknya.
Maria ikut berdiri dan berjalan menghampiri Jack yang kini menjauh dari mereka. Meninggalkan Ev dan Bertus yang duduk dalam ketermenungan. Wanita berhati lembut itu tahu kalau perasaan Jack saat ini sedang bergejolak. Amarah, sedih, cemas dan kecewa sedang bergumul jadi satu di hati dan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...