Luna sudah kembali dari pertemuannya dengan seorang klien. Langkah ringan namun tegas itu berlalu dengan cepat melewati halaman perkantoran. Seorang security menghentikan langkahnya yang hampir melewati pintu masuk.
"Selamat siang, Miss Campbell," sapa pria itu. "Maaf Miss, hari ini ada seseorang yang mencari Anda. Dia mengaku sebagai teman lama Anda." Kata-kata security itu menghentikan langkah Luna untuk sejenak. Dia memandangi penjaga itu dengan tatapan dingin menyelidik.
"Apa aku pernah melihat orangnya?" tanya Luna mendikte.
"Saya rasa dia baru pertama kali ini datang kemari, Miss," security itu memperkirakan pemikirannya.
"Lalu?" Luna meminta jawaban lebih.
"Sepertinya dia akan kembali lagi nanti untuk menemui anda."
"Baiklah." Luna kemudian berlalu meninggalkan security tersebut.
Hanya sesaat dia berfikir tentang orang yang di maksud security tadi, namun selanjutnya pikiran itu menghilang dengan kesibukan yang ia jalani.
Hingga pada sore hari saat Luna bersiap untuk meninggalkan kantornya, tiba-tiba pintu ruangannya di ketuk oleh seseorang, dan muncullah seorang wanita dari balik pintu tersebut.
"Nona, ada seorang laki-laki yang ingin bertemu dengan anda. Katanya tadi siang dia sempat kesini," kata Ashley Barnard sekretarisnya.
Luna terdiam sejenak tak menanggapi kata-kata Ashley. Dia teringat kembali ucapan security yang mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mencarinya tadi siang."Bagaimana Nona, apakah anda akan menemuinya?" Ashley meminta keputusan. Luna tersentak karenanya.
"Ehmm...baiklah. Suruh dia masuk!" putusnya.
"Dan apakah saya sudah boleh pulang, Nona??" Ashley meminta ijin bersamaan.
"Ya, tentu saja," jawab Luna singkat.
"Terima kasih , Nona. Kalau ada masalah, Anda bisa menelpon saya." Ashley mengakhiri pembicaraan, dan hanya mendapat sebuah senyuman hambar dari atasannya itu.
Tak beberapa lama kemudian muncullah seorang laki-laki yang sama sekali tak asing bagi Luna. Siapa lagi kalau bukan Matt.
Michael Matthew Romeli
Luna sedikit tegang saat Matt memasuki ruangannya. Mata wanita itu mengarah kepada berkas-berkas yang tertata rapi di atas meja kerjanya. Tangannya sibuk membolak-balik berkas tersebut. Ya, pastinya itu hanya sebuah pengalihan saja. Karena sesungguhnya pekerjaannya sudah selesai.
"Silahkan duduk!" katanya frontal. Dan Matt mengikuti apa yang di katakan Luna dengan sebuah senyum yang menghias bibirnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Luna masih dengan kata-kata yang formal dan datar.
"Tidak bisakah kita berbicara secara santai seperti apa adanya?" tanya Matt dengan dahi yang mengernyit.
"Seperti apa yang Anda maksud?" tanya Luna pura-pura tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...