Sudah hampir seminggu berlalu. Dan kebiasaan yang di lakukan Matt dengan membawa wanita-wanitanya ke rumah justru semakin menjadi. Bahkan kali ini tak segan-segan pria itu mengajak dua atau tiga wanita sekaligus bahkan mengajak mereka berpesta minuman di rumah itu. Jane sudah tak bisa mentolerir sikap suaminya lagi. Dirinya sudah muak dengan kebiasaan buruk Matt sekarang.
Ini benar-benar sudah keterlaluan! Aku tak bisa membiarkan ini terjadi terus-terusan atau Jimmy akan mengetahuinya.
"Cukup, Matt!! Hentikan sikap bodohmu ini!" tegur Jane pada suatu malam saat pria itu kembali ke rumah dengan mabuk dan membawa dua orang wanita di samping kanan dan kirinya.
"Hahh? Apa kau bilang? Siapa kau berani memerintahku?" Pria itu menarik salah satu sudut bibirnya.
Jane benar-benar sangat muak saat pria itu duduk dengan santainya lalu salah seorang wanita yang berambut pirang ikal ikut duduk di atas pangkuannya dengan manja. Sedang yang satu lagi duduk di samping Matt sambil menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu.
"Aku benar-benar sudah tidak tahan dengan sikapmu ini, Matt. Aku tau kau sengaja melakukan ini padaku!"
"Oh, ya? Syukurlah kalau kau tau. Jadi untuk apa lagi kau bertahan berlama-lama di rumah ini lagi?"
"Baiklah, akan aku penuhi apapun keinginanmu. Ku rasa akupun sudah tak sanggup lagi mempertahankanmu." Air mata Jane sudah meleleh di kedua pipinya. Namun dengan cepat di hapusnya cairan bening itu.
"Kalau begitu tunggu apa lagi? Cepat kau bereskan barang-barangmu dan segera angkat kaki dari rumah ini!!" Matt memberikan kode pada wanita itu untuk keluar. Dan tanpa menunggu perintah dua kali, Jane kemudian berlalu dari hadapannya.
Wanita itu mengemasi barang-barangnya dengan cepat.
"Nyonya yakin akan meninggalkan rumah ini?" tanya Alma pada majikan perempuannya.
"Ya Alma. Aku tidak bisa lagi tinggal lama-lama disini. Sudah tidak ada tempatku di rumah ini lagi," jawab Jane sambil berusaha menahan isak tangis yang keluar dari mulutnya.
"Tapi bagaimana dengan Jimmy?"
"Jimmy akan ikut bersamaku. Aku tak ingin melihat kelakuan papinya yang seperti itu." Nampaknya Jane sudah selesai dengan barang miliknya. "Alma, bisa tolong kau kemasi pakaian Jimmy? Aku akan membangunkannya."
Wanita paruh baya itu mengangguk pelan. Jane lalu bangkit dan mendekati putranya. Akhir-akhir ini Jimmy memang sering tidur dengannya. Jane sengaja mengajaknya tidur satu tempat karena takut anak itu terbangun sewaktu-waktu dan menemukan papinya sedang asik bercinta dengan wanita lain.
"Jimmy, bangun Sayang." Beberapa kali Jane menepuk pipi putranya dengan lembut. Dan anak itu pun menggeliat perlahan menggerakkan tubuhnya.
"Mami?" Anak itu mendesis pelan lalu mencoba untuk duduk.
"Sayang, maaf kalau Mami membangunkanmu malam-malam begini," ucap Jane lirih.
"Ada apa, Mam?"
"Bersiaplah Sayang. Kita akan pergi dari sini." Suara wanita itu parau.
"Pergi? Kemana? Dan kenapa?" Mata anak itu nampak berkedip-kedip bingung.
"Nanti Mami jelaskan Sayang. Sekarang kamu bersiaplah, cepat!!"
Dan dengan cepat anak itu mengikuti perintah ibunya. Alma sudah selesai memasukkan pakaian Jimmy ke dalam koper.
"Nyonya. Saya sudah selesai."
"Terima kasih, Alma." Jane tersenyum tulus pada wanita itu.
"Pikirkanlah sekali lagi, Nyonya. Bagaimana kalau Jimmy menanyakan tentang kepergian anda dari rumah ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...