What happened

633 59 3
                                    

Luna terkejut saat mengetahui yang menjemput dia bukan Ev maupun Jane, melainkan Matt.

"Kenapa kau disini?" tanyanya bingung. Kepala wanita itu celingukan mencari keberadaan kedua temannya. Mungkin saja keduanya menyusul dari belakang.

"Percuma saja kau mencari mereka karena Ev dan Jane sudah berangkat lebih dulu dan akulah yang datang menjemputmu sekarang," Matt menimpali.

Mata Luna membola. Ada raut kesal dan kecewa karena semua tak sesuai rencana. Kenapa mereka tiba-tiba membatalkan janji?

"Apakah kau mau berdiri di situ terus semalaman? Ayolah, pesta pasti sudah di mulai," ajak Matt kemudian. Luna berdecak. Yah, mau tidak mau dia harus mengikuti perkataan pria itu meski dengan setengah hati. "C'mon!" Matt mengulurkan tangannya menyambut tangan Luna. Wanita itu agak ragu menerima uluran tangan tersebut namun tetap menyambutnya juga.

Keduanya akhirnya berlalu tanpa mengetahui bahwa di dalam apartemen Daniel meradang melampiaskan amarahnya dengan meminum sebotol wine langsung tanpa jeda.

Sepanjang perjalanan Luna hanya diam membungkam. Sedikitpun tak ingin ia membuka mulut dan bermanis-manis dengan pria di sampingnya. Hatinya masih kesal dan kecewa.

"Sampai kapan kau akan berdiam diri terus? Aku tahu kamu kecewa, tapi jangan salahkan temanmu karena akulah yang meminta mereka berangkat lebih dulu supaya aku bisa menjemputmu," kalimat Matt barusan sukses membuat Luna menoleh padanya dengan kedua mata terpasang lebar.

"Jadi ini semua rencanamu?" Luna menodong.

"Ya, kau benar. Ini adalah rencanaku," jawab Matt santai.

"Kau brengsek, Matt!" umpat wanita itu kasar.

Matt hanya tersenyum tipis mendengar kalimat kasar dari wanita yang di cintainya. Ia tahu kalau resiko yang akan ia terima adalah amarah dari wanita itu. Namun Matt memang tak punya pilihan lain selain bermain tak tik di belakang Luna, karena sejak awal wanita itu memang sudah menolak dirinya. Bahkan Matt tau kalau Luna sengaja menjaga jarak dengannya.

⚽⚽⚽⚽⚽

Wajah murung Luna di songsong oleh kedua sahabatnya dengan senyum hambar. Meski Ev maupun Jane juga merasa tidak enak hati karena keberangkatan mereka yang lebih dulu tanpa pamit.

"Moon," Ev menyapa, namun tak di hiraukan oleh Luna. "Maaf, bukan maksud kami meninggalkanmu, tapi--"

"Aku tahu. Sudahlah. Yang penting aku sudah ada disini," potong Luna kemudian. "Sebaiknya kita segera bergabung dengan yang lain saja," ajaknya sambil lalu.

Mereka akhirnya berbaur dengan kawan-kawan lama yang telah lama terpisah. Meski perbedaan banyak terdapat disana, namun itu tak menjadikan masing-masing orang berkecil hati. Mereka yang memiliki kelompok bisnis justru memanfaatkan keadaan untuk menggaet mitra. Demikian juga yang kurang beruntung dalam usahanya,mereka terang-terangan meminta rekannya menjadi investor untuk perusahaannya bahkan ada di antaranya yang iseng-iseng meminta lowongan pekerjaan. Setidaknya sedikit kelakar masih menjadi bumbu dalam berbicara.

Tak hanya makan-makan yang mereka lakukan. Beberapa kuis dan pidato juga menjadi pengisi acara. Sedikit membosankan mungkin. Tapi semua tentunya di sesuaikan dengan usia. Dan suguhan minuman yang memiliki kadar alkohol tinggi pun tak luput dari menu utama. Serta sebuah acara yang mungkin juga di nanti-nanti sebelumnya yakni, dansa.

"Maukah kau berdansa denganku?" Matt menawarkan diri pada Luna.

Tak ada alasan bagi Luna untuk menolak meski sebenarnya ia enggan. Wanita itu menoleh terlebih dahulu kepada kedua sahabatnya, hanya untuk meminta pendapat mereka. Di sana baik Ev maupun Jane, keduanya mengangguk bersamaan. Dengan malas akhirnya Luna mengikuti langkah Matt. Berbaur jadi satu dengan mereka yang sudah lebih dulu turun ke lantai dansa.

You are Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang