Declaration

1.8K 95 1
                                    

Daniel masih terpekur dalam lamunannya. Dia masih setengah belum percaya dengan kenyataan hidupnya. Dalam waktu yang singkat nasibnya berubah. Dan semua ini karena keberadaan satu wanita. Luna de Claudia.

Daniel terbuyar dari lamunannya saat ponselnya berbunyi.

"Iya Grace," Daniel menjawab telpon dari Graciella.

"Kau tak lupa dengan janji kita kan?" tanya Grace dari seberang telpon.

"Tentu saja tidak. Aku sudah bersiap-siap. Ehmmm, tapi aku tak ada mobil untuk menjemputmu," jawab Daniel jujur.

"Tidak masalah. Aku yang akan kesana menjemputmu. Sebutkan alamatmu!"

Daniel lalu menyebutkan alamatnya, dan panggilanpun di akhiri. Sekitar 15 menit Daniel menunggu, akhirnya yang di nantikanpun tiba. Grace datang dengan mobil Mercy berwarna silver miliknya.

"Hai," Grace menyapa.

"Kau manis sekali malam ini," puji Daniel saat melihat penampilan Grace yang berbeda dari biasanya. Grace menanggapinya dengan senyum merekah.

"Yuk!" ajaknya. Lalu merekapun berangkat menuju ke salah satu gedung bioskop yang terdapat di kota itu.

"Ngomong-ngomong, kita mau nonton apa?" tanya Grace sambil tetap fokus menyetir.

"Ehmm, terserah kamu saja," kata Daniel sambil mengangkat kedua bahunya, pasrah.

"Apakah kau suka film thriler?" Grace memancing.

"Sangat," sahut Daniel singkat.

"Aku ingin sekali melihat film The Mountain Between Us. Bagaimana kalau nanti kita lihat itu?" Grace mengusulkan.

"Ya, tentu saja. Film itu juga cukup bagus. Aku pernah melihatnya sekali, namun hanya sebagian saja karena saat itu aku ada perlu dan dengan sangat menyesal aku harus meninggalkannya," Daniel bercerita.

"Oh ya? Baguslah kalau begitu." Grace semakin bersemangat. "Bagaimana kalau setelah nonton kita makan malam?" lanjutnya kemudian.

"Well. Seperti keinginanmu."

Grace tersenyum bahagia. Dia tak menyangka Daniel akan menyetujui setiap permintaannya. Gadis itu memang sudah tertarik sejak awal saat dia mengenal Daniel di cafe tempatnya bekerja. Dan baru kali ini dia berani mengajak Daniel jalan bersama. Dan sungguh di luar dugaan, kalau ajakannya akan di terima baik oleh pria tersebut.

Suara ponsel tiba-tiba berbunyi menghentikan fantasi yang ada di pikiran Grace. Dia melihat Daniel merogoh ponsel yang dia simpan di balik saku celananya.

Daniel membulatkan mata saat melihat siapa orang yang menelpon.

"Hallo," katanya singkat.

"Aku mau saat ini kau datang ke butik milik Ev," suara dari seberang.

"Eh, maaf aku tidak bisa. Aku sedang ada urusan."

"Sudah ku bilang padamu, aku tidak menerima alasan apapun."

"Kau juga tak bisa memaksakan setiap kehendakmu!"

"Seberapa penting urusanmu sampai kau menolakku?"

"Bagiku ini sangat penting."

"Aku hanya perlu waktumu 20 menit untuk fitting baju pernikahan, apakah kau tak bisa meluangkannya?"

"Baiklah, aku pegang kata-katamu. Hanya 20 menit. Aku tidak mau lebih!"

"Cepat datang kemari! Aku beri waktu sepuluh menit untuk kau sampai di tempat ini!"

You are Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang