Daniel Lavince. Pemuda itu mengendarai mobil dengan laju cepat, menyusuri jalanan yang mulai tampak sepi. Tak ada suara yang terdengar kecuali bisingnya kendaraan di luar yang lalu lalang. Namun di tengah malam yang menginjak dini hari itu, jelas jalanan sudah tampak lebih lengang. Mungkin hanya orang-orang yang punya kepentingan pada dunia malam saja yang sibuk menghabiskan malamnya di jalan.
Dua puluh menit kemudian mobil itu tiba di sebuah apartemen mewah. Tak memerlukan waktu banyak bagi Daniel Lavince untuk memarkirkan mobil tersebut. Dia berfikir sejenak sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat Luna dan menggendongnya ala bridal style.
Cukup memakan waktu dan menguras sedikit tenaga memang, karena kamar Luna terletak di lantai paling atas. Dan dalam waktu sepuluh menit dia harus bertahan menggendong tubuh sexy itu.
Susah payah Daniel membuka pintu apartemen, hingga akhirnya dia pun berhasil dalam usahanya yang kesekian kalinya. Matanya menyusuri ruangan dan mencari dimana kira-kira letak kamar Luna. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membuka salah satu kamar dan ternyata benar itu adalah kamar yang di maksud. Entahlah, mungkin dugaannya benar, mungkin juga salah.
Dibaringkannya tubuh indah itu di sebuah spring bed king size yang ada di kamar itu. Daniel hendak pergi sebelum akhirnya dia mendengar Luna terbatuk cukup keras. Seketika dia mulai panik. Diangkatnya kepala wanita itu ke dalam pangkuan.
"Uhukk...uhukk...uhukk..." Luna terbatuk semakin keras.
"Anda tidak apa-apa?" Daniel melemparkan pertanyaan konyol dimana dia tau, kalau saat itu Luna sedang tidak sadar.
Tiba-tiba dia terkejut saat luna dengan cepat dan drastis memuntahkan semua cairan yang ada di dalam perutnya.
"Hoeekk...hoeekkk,"
Ah...sial! Cairan menjijikkan itu juga mengenai baju yang di kenakan Daniel. Mereka berdua jadi sama-sama berlepotan.Luna sudah kembali tertidur setelah berhasil menumpahkan lahar dahsyat yang bisa membuat orang akan ikut muntah jika menciumnya.
Uhhh....kalau begini, mana bisa aku langsung pulang, batin Daniel berbisik.
"Kau memang wanita sialan!" umpatnya lirih. Dia berfikir sekali lagi apakah dia akan membiarkan wanita itu tidur dalam keadaan yang buruk seperti itu atau tidak.
Daniel melangkah keluar, menoleh ke kanan dan ke kiri berharap akan bertemu dengan seorang wanita yang bermaksud dia mintai tolong. Tapi Dewi Fortuna tak berpihak padanya kali ini. Tak ada seorangpun melintas. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk melakukannya sendiri.
"Maafkan aku," ujarnya lirih. Daniel memiringkan tubuh Luna dan mulai menurunkan resleting gaun yang di pakai gadis itu. Matanya menutup rapat saat dia mulai melepas gaun itu perlahan-lahan. Daniel menghentikan napasnya beberapa saat ketika dia merasa jantungnya berdebar cukup keras.
Gaun berwarna hitam itu sudah terlepas dari tubuh Luna. Sekarang giliran Daniel membuka bra yang di pakai oleh wanita itu.Detak jantungnya bertambah kencang saja,,seakan mau keluar. Di carinya pengait bra, dan di lepaskannya dengan cepat.
Seakan tak percaya, Daniel melihat pemandangan menakjubkan yang tak hanya sekedar mempesona namun sanggup membuatnya terhipnotis seketika. Membuat pria itu menelan ludah berkali-kali seiring dengan nafasnya yang mulai lari tak beraturan. Sejenak dia menatap tubuh indah itu tak berkedip. Daniel merasakan gejolak dalam tubuhnya meningkat memadai suhu tubuhnya yang mulai panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...