Luna cepat keluar dari mobil saat pria yang tiba-tiba memotong jalannya datang menghampiri. Danielpun tak mau kalah. Pria itu juga mengikuti gerakan istrinya dengan cepat.
"Apa yang kau inginkan, sialan?" tanya Daniel mendahului saat mereka sudah saling berhadapan.
Namun sepertinya pria yang dimaksud tak terlalu menghiraukan pertanyaan Daniel. Dia justru fokus pada Luna yang ada di sampingnya."Aku ingin bicara denganmu!" kata pria itu pada Luna. Daniel merasa di remehkan karena diacuhkan.
"Hei, kau tak mendengarku?" teriak Daniel gusar.
"Maaf Bung, aku tidak ada urusan denganmu," ucap pria itu santai.
"Kauuu?!" Wajah Daniel memerah menahan amarah.
"Tenanglah Daniel. Aku mengenalnya," sahut Luna kemudian mencoba menenangkan.
"Siapa dia?" Daniel meminta penjelasan.
"Dia adalah kekasih Ev. Pria yang sudah mengkhianati sahabatku. Bukan begitu Max?" Luna menyilangkan tangannya dan menatap pria itu tenang. Daniel yang mendapat pengakuan tersebut, berubah tenang. Emosinya perlahan-lahan surut.
"Katakanlah Max, apa yang kau inginkan dariku?"
"Tidak bisakah kita bicara di suatu tempat?" Max mencoba menawar.
"Maaf, tapi aku sudah terlambat pergi ke kantor. Jadi, katakanlah sekarang!"
"Luna, aku yakin kau tau dimana Ev sekarang berada. Jadi tolong katakan dimana dia?" Max langsung ke pokok permasalahan.
Luna menarik salah satu sudut bibirnya. Tenyata tepat seperti dugaannya. "Jadi baru sekarang kau berusaha mencarinya?"
"Kau pasti tau permasalahan kami Luna, dan aku masih berusaha menyelesaikan hal itu."
"Lalu, apa penjelasanmu sekarang?"
Max terdiam. Kepalanya tertunduk karena gelisah. Pertanyaan Luna memang berat untuk ia jawab.
"Hmmm, aku tau jawabannya," Luna bergumam. "Daniel, sebaiknya kita cepat pergi dari sini. Aku muak melihat pria yang sudah mengkhianati kekasihnya sendiri."
"Tunggu Luna! Aku belum memberi penjelasan padamu." Max berusaha menghentikan.
"Lalu?"
"Aku....aku....masih belum punya bukti kalau itu semua adalah bohong."
"Baiklah. Kalau begitu berusahalah untuk mencari buktinya kalau memang kau tak bersalah." Luna menekankan kata-katanya.
"Tapi aku ingin bertemu Ev. Aku ingin dia mempercayaiku. Se...setidaknya...beri aku nomornya sehingga aku bisa menghubunginya," Max menghiba.
"Maaf Max, tapi aku sudah berjanji pada Ev kalau tak akan memberitahu siapapun tentang dimana dia berada. Terutama pada dirimu. Jadi, sebaiknya jangan berusaha untuk mencarinya saat ini."
"Luna, aku sangat mencintainya. Dan aku bersumpah kalau itu bukanlah perbuatanku."
"Max, bersabarlah...." Luna menepuk pundak pria itu. "Maaf, aku harus segera pergi."
"Luna, apa kau percaya padaku?" Max menatap Luna penuh harap. Wanita itu tak menjawab. Dia sendiri bahkan tak memiliki jawaban untuk itu melihat dirinya yang juga pernah di kecewakan oleh seseorang yang pernah di cintainya di masa lalu.
"Bukan aku yang harus menjawabnya, Max. Tapi Ev."
"Kalau begitu beri tahu aku dimana dia sekarang!! Aku hanya perlu kepercayaan darinya."
Luna menarik nafas sebelum akhirnya ia berkata, "Tunggulah Max. Beri waktu Ev untuk berfikir dulu. Dia hanya ingin menenangkan diri untuk saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Mine (END)
RomanceLaluna de Claudia, seorang wanita cantik, seksi, menarik, namun jauh dari kata ramah. Tak ada senyum di bibirnya meski setumpuk kebahagiaan menaungi. Dia seorang direktur utama di sebuah perusahaan Star Company. Dan di usianya yang ke-30 ini, dia ma...