Jealeous

1.4K 94 8
                                    

Luna berpisah dengan Maria satu jam kemudian. Hingga saat itu, masih belum terlihat olehnya batang hidung Daniel. Entah pergi kemana sebenarnya pria itu? Luna akhirnya memutuskan untuk kembali ke kantor.

Dalam perjalanan, tiba-tiba telfon wanita itu berdering. Luna melihat sebuah panggilan berasal dari Matt. Kenapa dia menghubungiku? Pikirnya. Luna pun mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa, Matt?"

"Bisakah kau menemaniku makan siang saat ini?"

"Eh, tapi sayangnya aku baru saja selesai."

"Tidak masalah. Kau bisa memesan sebuah kopi atau coklat."

"Tapi Matt."

"Ku mohon. Anggap ini balasan karena aku telah menolongmu kemarin."

Luna mendesah panjang. "Baiklah. Dimana kita bertemu?"

"Aku akan mengetikkan tempatnya."

Panggilan itupun berakhir. Dua menit kemudian terdengar olehnya notifikasi pesan dan itu ia pastikan juga berasal dari Matt. Pria itu mengirimi alamat tempat ia mengajak makan siang.

* * * * *

Keduanya kini tengah berada dalam satu meja dan duduk saling berhadapan. Benar saja. Luna tak memesan apapun selain hot coffee.

"Terimakasih kau bersedia menerima undanganku," ujar Matt sambil mengiris steaknya. Menusuknya dengan garpu dan memakannya perlahan. Sesekali ia melirik ke arah Luna.

"Bukankah kau bilang ini sebagai rasa terima kasihku karena kau sudah menyelamatkanku kemarin?" Luna tampak acuh tak acuh saja sambil menyesap minumannya, "aku bukan orang yang tidak tahu terima kasih." Wanita itu mencebik.
Matt hanya tersenyum simpul. Seakan menganggap perkataan Luna hanya sebuah lelucon.

"Oh...iya, aku mendapat undangan dari alumni kampus kita bahwa beberapa hari lagi akan ada reuni," Matt berkata kembali. Rupanya dia sudah selesai dengan makan siangnya. Dan kini mulai memfokuskan diri dengan wanita di depannya.

"Benarkah? Kenapa aku tidak mendapat undangannya?" Luna tertegun.

"Karena undangan kalian semua aku yang bawa."

"Hah? Siapa?"

"Yach....siapa lagi kalau bukan kau, Ev dan Jane." Luna terdiam. Sekali lagi di teguknya kopi yang ia pesan.

"Kau bisa datang dengan Jane," Luna tiba-tiba menyahut.

Kali ini pandangan mata Matt nampak serius. "Aku dan Jane sudah tidak ada hubungan, Claude." Matanya lurus ke depan menembus iris mata Luna. "Kami sudah bercerai." Matt mencoba menekan kalimatnya.

Luna merasa kikuk dan salah tingkah. Diapun mencoba mengalihkan pandangan. "Yah, aku tahu."

"Dan aku ingin mengajakmu berangkat bersama." Luna tercengang. Menatap kembali Matt dengan tatapan tidak suka.

"Aku akan datang bersama suamiku, Matt."

"Tapi sayangnya disana ada peraturan lain," Matt menjeda kalimatnya, "tidak boleh membawa siapapun tanpa kecuali. Karena ini khusus alumni kampus kita." Luna mengusap kepalanya, bimbang. Wanita itu bertopang dagu. Menggigit bibir bawahnya perlahan. Mungkin satu-satunya hal adalah, berangkat bersama Ev dan Jane.

"Aku akan berangkat bersama kedua sahabatku saja."

* * * * *

Mata pria itu memerah. Terlihat sekali kalau dia sedang menahan gejolak emosi. Sesaat lalu ia melihat wanitanya bersama sang mantan kekasih. Mereka tengah duduk di meja yang sama dan tampak mengobrol dengan akrab. Siapa lagi dia kalau bukan Daniel Lavince. Rupanya pria itu tidak sengaja melihat Luna sedang makan siang bersama Matt di sebuah restoran.

You are Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang