Purpose

1.8K 94 0
                                    

Jane tengah tergesa-gesa saat keluar dari mobilnya. Langkahnya secepat angin, masuk ke sebuah gedung tinggi yang pastinya bukan sembarang tempat saat ini dia berada. Romeli Corporatian. Sebuah perusahaan industri yang cukup terkenal di kalangan pebisnis.

Jane sudah melewati beberapa orang karyawan yang menyapanya dengan ramah, namun tak satupun dari sapaan itu yang ia balas. Langkahnya terhenti pada sebuah lift yang kebetulan baru terbuka dan muncullah beberapa orang karyawan yang kaget saat melihat kedatangannya, namun dengan cepat memberi salam padanya.

Jane hanya mengangguk sebentar tanpa seutas senyumpun yang menghias bibirnya. Dia bergegas mengambil tempat di lift tersebut dan memencet tombol angka menuju lantai yang di tuju.

Tiiiinnnngggg.....

Suara lift berbunyi menandakan bahwa Jane sudah sampai di tempat tujuan. Dia melangkah kasar. Tampak guratan-guratan emosi tengah menyelimuti hatinya. Langkahnya berhenti pada sebuah meja yang disana tertuliskan papan nama, Sekretaris.

Seorang wanita yang melihat kedatangan Jane cepat-cepat bangkit dari duduknya lalu ikut memberi salam pada ibu satu anak itu.

"Selamat siang Mrs Romeli. Ada yang bisa saya bantu?" sapa sekretaris itu ramah. Jane hanya tersenyum sekilas.

"Aku ingin bertemu dengan Matt," Jane berkata terus terang.

"Maaf Nyonya, tapi tuan saat ini sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu. Mungkin ada pesan yang bisa saya sampaikan?"sekretaris itu menjelaskan dan bertanya kemudian.

"Aku tidak peduli dia sibuk atau tidak, yang jelas aku harus menemuinya saat ini!" Jane memutus kesal. Dia hendak melangkah menerobos ke pintu di mana ruangan Matt berada. Namun sekretaris itu dengan cepat mencegat langkahnya.

"Tapi Nyonya, setidaknya anda harus menunggu sampai tuan selesai dulu. Beliau sedang ada tamu penting," sekretaris itu mencoba menunda langkah Jane.

"Aku tidak peduli! Dan biarkan aku masuk sekarang!" bentaknya marah.

"Jangan Nyonya! Saya mohon anda jangan masuk! Tuan bisa marah terhadap saya," sekretaris itu mulai memohon.

"Menyingkirlahhh!" Jane berteriak.

Dengan kekuatan penuh di laluinya tubuh sexi didepannya itu. Sekretaris tersebut hampir terjatuh saat tubuhnya tertabrak oleh bahu Jane yang di hentakkan dengan kasar. Jane mencoba membuka pintu dengan kasar dan berhasil, pintu terbuka.

Namun apa yang di lihat Jane sungguh membuat matanya membelalak tak percaya. Matt tengah mencumbui seorang wanita tepat di belahan dadanya yang terbuka. Dan wanita itu dengan posisi duduk di atas meja kerja Matt dengan kedua tangan menumpu pada meja tersebut untuk mempermudah pria di hadapannya mencumbui dengan leluasa.

Kedua makhluk yang tengah asik dengan kegiatannya itu tiba-tiba terkejut saat pintu yang tadinya tertutup, tiba-tiba di buka paksa dan muncullah seorang wanita dari balik sana.

"Maaf, Tuan. Saya sudah melarang Nyonya untuk masuk. Tapi beliau tetap memaksa," jelas sekretaris Matt dengan sangat gugup dan ketakutan.

"Tidak apa-apa Marisa. Biarkan dia masuk!" kata Matt mengakhiri aktifitasnya dengan malas. "Pergilah Cecilia! Maaf, hari ini kita tidak bisa menyelesaikannya," kata Matt kemudian pada wanita berambut coklat di hadapannya itu.

"Tidak masalah Matt, Sayang. Kita bisa melakukannya lain kali," kata wanita itu sambil merapikan pakaiannya kembali. Lalu mengecup pipi Matt singkat sambil memberikan kedipan nakal pada pria itu sebelum akhirnya dia pergi melenggang meninggalkan Matt dan Jane yang tampak dalam emosi yang memuncak.

"Dasar wanita jalang!" umpat Jane seketika saat wanita itu melewatinya sambil tersenyum simpul dengan tatapan mengejek.

Jane menutup pintu dengan keras. Dia tak perduli sekalipun seluruh pegawai kantor mengetahui hal itu. Saat ini dia benar-benar di buat marah dan kehabisan kesabaran.

You are Mine (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang