Happy reading para siders..
Makasih yang udah Voment...
"Ta... aku nggak akan mengekang kamu. Tapi aku mohon, kalau kamu ingin pergi, seenggaknya bilang dulu biar aku siap dengan kepergian kamu."
"Enggak akan ada kata 'selamat tinggal', Sayang. Aku harap kamu juga nggak akan ucapin itu." Jarinya mencubit ujung hidung wanita itu penuh manja.
Mereka saling melempar senyum.
Namun senyum itu terasa samar—seolah sebentar lagi akan menghilang.
•INTROVERT•
Alarm berbunyi.
Alle mengerjapkan matanya.
Mimpi tadi membuatnya bingung.
Ia merasa wanita yang ada di dalam mimpi itu adalah dirinya sendiri.
Wanita yang—dalam mimpinya—berpacaran dengan pria ber-hoodie itu.
Mengapa mimpi itu terasa nyata?
Entah itu mimpi buruk atau mimpi indah, Alle tidak tahu pasti.
Yang jelas, perasaan dalam mimpinya itu begitu hidup.
Bahkan, ia tidak benar-benar mengenal pria itu. Tapi sikapnya... terlalu manis dan terasa sangat nyata.
Membayangkan kembali isi mimpi itu membuat pipinya memerah.
Bisa-bisanya bunga tidur membuat aku sampai malu begini.
"Ta..." gumam Alle pelan, mencoba mengingat nama pria itu.
Ia mengerutkan kening.
"Ahhh... Genta! Iya, Gentala."
Alle akhirnya mengingat. Kemarin, pria itu sempat menyebutkan namanya.
Seperti biasa, Noura sudah berangkat lebih dulu dibanding Alle.
"Bun, Kak Rara berangkat naik apa?" tanya Alle sambil mengunyah rotinya.
"Diantar Pak Ujang," jawab Dera, sambil mengoleskan selai untuk roti Alle dan Keno.
"Kenapa Ayah nggak nganterin Kak Rara?" omelnya pada ayahnya.
"Udah Ayah tawarin tadi, nggak mau katanya," jawab Keno santai.
"Masih pagi udah galak, kayak Bunda," ejek Keno pada istrinya.
"Eh, enak aja!" Dera langsung menatap tajam, tak terima.
"Emang bener kan?" balas Keno.
"Enggak ah," elak Dera.
"Iya."
"Enggak."
"Iya."
"Enggak, yah!"
"Iya, Bun."
"Enggak!"
Alle bukannya melerai, malah asyik mengunyah rotinya sambil menonton drama itu layaknya acara kartun.
"Dek, kok kamu nggak misahin kita sih?" omel Keno pada Alle.
Alle hanya tersenyum dan meminum susunya.
"Lumayan, nonton Tom & Jerry pagi-pagi," ujarnya santai sambil menggendong tasnya.
"Aku berangkat, Yah, Bun," ucap Alle sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
Keno dan Dera saling pandang, heran.
Dulu, orang-orang bilang mereka seperti Tom & Jerry.
Sekarang, anak mereka sendiri yang bilang begitu.
"Ra, aku malu sama Alle," gumam Keno, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan berjalan pergi.
"Sama, aku juga," sahut Dera, memeluk pinggang Keno manja dan mengikuti ke mana suaminya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert - Completed
Teen FictionPERINGATAN ⚠ sekali baca gabisa berhenti loh wkwkwk Arkan yang masih Setia menunggu rasanya terbalas. Riri yang selalu menemani Arkan ke kantin, bahkan banyak orang yang menatap apakah mereka berpacaran? Tapi percayalah mereka bukanlah tokoh utaman...
