Part 43 - Pertengkaran karena 'dia'

3.1K 239 44
                                        

Bahkan Lavina lupa kalau beberapa menit yang lalu, ia baru saja jadian dengan Arkan. Tapi hatinya tak bisa bohong, tak ada ruang sama sekali untuk Arkan di hatinya bahkan di pikirannya. Kapasitas ruang itu benar-benar di penuhi oleh Genta. Istilahnya Arkan adalah jembatan percobaan untuknya move on dari Genta.

SC2

Kabar tentang jadinya Lavina dan Arkan menyebar cepat, bahkan sudah seminggu tapi itu masih jadi perbincangan hangat. Pasalnya Lavina adalah rekor terlama pacaran dengan Arkan. Para mantan Arkan seakan berlomba untuk membully Lavina. Riri dan kawan-kawan nya seakan sigap melindungi Lavina dari berbagai bullyan cewek-cewek agresif itu.

Saat ini Riri, Lavina, Rio dkk. Arkan tidak ada karena ia harus mengikuti ujian susulan nya. Baru saja memasuki ambang kantin. Lavina berjalan di samping Riri di baris paling belakang. Tatapan tak suka mulai menusuk ke arahnya seakan Lavina adalah seorang mangsa yang siap di terkam.

"Palingan juga sebentar lagi di putusin sama Arkan"

"Posisi dia juga sama aja kali, cuma pelampiasan doang!"

Farga, Rio dan Eki mendengar itu. Mereka hanya diam mendengarkan dan menganggap itu hanya angin lalu, bahkan mereka berharap Lavina juga melakukan sama seperti yang mereka lakukan.

"Mungkin Arkan belum puas mainin dia, makanya belum diputusin. Kali aja tuh cewek ngasih segalanya ke Arkan,termasuk keperawanannya"

Celotehan itu terdengar jelas di telinga Lavina dan Riri. Hanya Riri dan Lavina yang mendengar, karena Farga, Rio dan Eki berjalan lebih dulu.

Brakk..

Riri menggebrak meja itu, tak terima dengan ucapan kotor gadis itu. Dimana letak otaknya, apa tak di gunakan untuk berpikir?

"Kalau ngomong di jaga!" bentak Riri menunjuk lekat wajah gadis nyinyir itu.

Seluruh mata menuju ke arah saru titik, yaitu Riri dan gadis itu.

"Lo ngapain sewot huh! Emang gue ada masalah sama lo?" balas gadis itu.

"Tapi mulut lo benar-benar keterlaluan!" emosinya menggebu-gebu.

"Lo nyinyir karena Arkan jadiin lo pelampiasan, sedangkan lo iri karena hubungan mereka masih awet sampai sekarang. Ya kan?" tanya Riri sinis.

Lavina menggigit bibir bawahnya, merasa tak enak pada Riri yang membelanya habis-habisan padahal ia tak menyukai Arkan sama sekali.

Wajah gadis di hadapan Riri mulai merah padam terpancing emosi, tangannya mengepal. Karena kesal, gadis itu melayangkan tangannya ke arah wajah Riri.

Riri reflek memejamkan matanya, tapi ia tak merasakan sakit pada wajahnya.

Farga mencekal tangan gadis itu.

"Berani lo tampar dia, urusan lo sama gue!" Farga menghempas keras tangan gadis itu.

"Cewek lo yang cari masalah sama gue!" bentaknya sebal.

"Bukan cewek gue yang cari masalah, tapi lo!" jawab Farga.

"Mulut lo gak berpendidikan bisanya nyinyirin orang, adik gue bahkan gasalah tapi seakan dia yang paling salah" kritiknya pedas.

"Jangan merasa seakan lo yang paling benar, liat diri lo. Udah benar apa belum?" tambahnya lagi.

Riri menatap kekasihnya, ya beginilah Farga yang asli. Pria bermulut pedas yang suka berargumen, dulu pun ia pernah merasakan pedasnya mulut pria ini. Tapi setelah berpacaran ia tahu seberapa manis bicaranya, sikapnya, caranya membuat Riri luluh padanya.

Introvert - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang