Ia sudah memperhitungkan segalanya, tiketnya memang sudah ia pesan dari jauh hari untuk hari ini. Kemarin jika saja Lavina tak melakukan kesalahannya. Ia pasti akan mengatakan terus terang kalau hari ini ia akan pergi, tapi ternyata situasinya beda.
Sebentar lagi ia akan segera bertemu dengan kekasihnya, yang sempat menghilang tak ada kabar selama sebulan.
•SC2•
Dari bandara Soekarno-Hatta ia harus transit dulu ke Dubai, barulah dilanjutkan dengan penerbangan menuju Manchester.
Sesampainya di sana Genta menggunakan Taxi untuk menuju alamat yang pernah Alle berikan padanya, lengkap dengan nomor kamar Apartemennya.
Matanya melirik kota yang tertata rapih, tubuhnya bersandar di kursi taxi yang akan mengantarkannya ke alamat kekasihnya.
Ia tau kalau jam sekarang pasti Alle masih berada di sekolahnya, Genta saja berangkat dari tengah malam tadi. Tubuhnya lelah saat menunggu jadwal transit.
Sesekali matanya terpejam untuk membuatnya lebih rilex, sampai sang supir taxi mengatakan bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Genta membayar, lalu menggeret kopernya menuju kamar Alle yang berada di lantai 18.
Tak lupa mengetikkan password yang sudah di beritahu Alle waktu itu. Genta menghempaskan tubuhnya di atas sofa cokelat yang empuk.
Ia meluruskan kakinya, ia butuh istirahat. Tubuhnya cukup lelah dengan perjalanan yang menurutnya sangat lama, matanya terpejam dan akhirnya terlelap.
Untuk akses masuk, cukup mudah bagi Genta. Ia hanya perlu menunjukkan suatu bukti bahwa ia memang benar kerabat dari Alle, karena Alle mengatakan jika nanti ia ingin ke sini. Tunjukkan saja bukti yang Alle kirimkan pada Genta, maka petugas akan membukakan jalan masuk untuknya.
**
"Alleira besok kita harus kerja kelompok, lebih baik melakukan di tempatmu saja" ucap Oriana.
Alle hanya mengangguk mengiyakan.
"Alleira, kenapa kau tidak membalas pesanku? Hm" tanya Davi yang tiba-tiba muncul di belakangnya sambil merangkulnya mesra.
"Ponselku mati, terbentur batu" jawab Alle
"Yaampun bagaimana bisa, ku kira terjadi apa-apa padamu. Kau tahu! Aku khawatir padamu" ucap Davi dengan emosi yang mulai keluar.
"Sudah ku katakan jangan bersikap berlebihan Dav" ucap Alle jengah.
"Aku hanya khawatir sayang" tuturnya lembut.
"Dav, tolong hargai perasaan ku. Aku juga sedang menjaga perasaan seseorang yang menungguku pulang" ucapnya menatap Davi.
"Aku tau dan aku tidak peduli. Saat dia tidak ada! Kau milikku Alleira" ucap nya masa bodo.
"Terus saja lakukan drama kalian, aku harus pulang" ucap Oriana jengah dengan pertengkaran dua orang di depannya setiap hari.
"Aku juga harus pulang" Alle melepas rangkulan Davi dan pergi menjauhinya.
"Alleira, kau harus pulang denganku" ucap nya tegas.
"Aku ingin pulang sendiri" Alle terus berjalan.
"Ayolah sayang" ucapnya memohon.
"Tidak Dav, terimakasih. Lebih baik kau antar pulang Kate" Alle menunjuk sosok wanita yang begitu menggilai Davi, wanita itu sedang berjalan mendekat ke arah mereka.
"Tidak, aku hanya ingin mengantarmu" ucapnya seakan tak bisa di ganggu gugat.
"Kate kau pulang dengan siapa?" tanya Alleira pada Kate.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert - Completed
Teen FictionPERINGATAN ⚠ sekali baca gabisa berhenti loh wkwkwk Arkan yang masih Setia menunggu rasanya terbalas. Riri yang selalu menemani Arkan ke kantin, bahkan banyak orang yang menatap apakah mereka berpacaran? Tapi percayalah mereka bukanlah tokoh utaman...