Part 22 - Penawaran

3.5K 286 16
                                    

"Dan orang yang selalu mengajari saya materi dengan sabar, membuatkan contoh soal untuk saya, harusnya dia yang berdiri di sini bukan saya. Makasih Genta" Alle tersenyum dan mengakhiri kata-katanya lalu mengembalikan microphone tersebut pada Haikal.

Genta tersenyum tipis dari tempatnya.

Egar menoleh ke sampingnya.

"Jangan bilang cewek lo yang anak MIPA 1 itu maksudnya Alleira?" Egar melayangkan tatapan horror pada Genta.

SC2

Egar masih menagih jawabannya pada Genta.

"Ta, pacar lo siapa? Jawab dong! Penasaran nih gue, beneran Alleira?" gencarnya menagih jawaban.

Baru berniat ingin mengeluarkan suara, pria paruh baya sudah memasuki kelasnya dengan membawa buku pendidikan kewarganegaraan. Egar mendengus kecewa, mengarahkan kepalanya menghadap ke depan.

Tiba-tiba Diana memberikan surat berwarna biru pada Egar.

Egar menoleh dan memberikan tatapan bertanya 'ini apa?'

Diana memutar bola matanya malas dan menuliskan sesuatu di belakang buku tulisnya.

Dari adik kelas yang kemarin, kalau nanti sampai ada surat lagi di tangan gue! Gue bakal sobek suratnya.

Egar terkikik geli membaca tulisan Diana.

Egar membalas lagi dengan tulisannya.

Iya! Gausah terima. Buang aja wkwk

Saat Diana membaca dalam hatinya ia senang karena Egar menyetujuinya, itu artinya Egar tak menyukai surat yang di titipkan adik kelasnya itu.

Tapi sebenarnya Diana sedikit penasaran mengapa Egar menyuruh Diana melakukan itu.

Kenapa?

Egar menulis lagi membalas pertanyaan Diana.

Gue gasuka yang gaib, biar dia berani tunjukin mukanya ke gue.

Diana membaca dan mengercit bingung, apa maksudnya?

Diana berusaha memahami kalimat Egar.

Ah.

Diana tau

Maksudnya adalah Egar tak suka jika si pengirim hanya berani memberinya surat tanpa menunjukkan wujudnya langsung.

Di dalam kelasnya Alle sedang berkutat dengan soal matematika.

Riri juga sedang berusaha mengerjakan.

"Duh ini kok gak ketemu ya?" keluh Riri menggaruk kepalanya frustasi.

Alle melirik soal yang di kerjakan Riri.

"Yaampun, bukan yang ini rumusnya Ri" Alle melihat soal yang di kerjakan Riri.

"Hah? Trus yang mana?" Riri semakin frustasi.

"Liat catatan lo!" omel Alle.

Riri mendengus sebal, bukannya mengajarinya! Malah menyuruhnya melihat catatan, ya percuma saja ia bingung harus menggunakan cara yang mana?

Mau tidak mau ia membuka buku catatannya, melihat contoh soal yang sejenis dengan soalnya yang sekarang. Dan yang benar saja ia langsung tau mana rumusnya, dengan cepat ia menyelesaikan soalnya dengan cepat.

Kelas sedang tidak ada guru, soal matematika di berikan oleh guru piket tadi.

Dan mereka dengan cepat langsung mengerjakan meskipun tidak ada guru.

Introvert - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang