Noura sempat bertanya pada Reygan mengapa ia membebaskannya untuk keluar masuk ke dalam Apartemen nya.
"Kan gue udah pernah bilang sama lo, kalo gue di sini cuma lagi pengen sendiri atau lagi suntuk aja. Jadi gak ada privasi yang terlalu penting, ya kalau lo mau ke sini yaudah main aja." begitu jawabnya.
•SC2•
Pagi ini senyumnya merekah dengan mengenggam kotak bekal berwarna biru muda, yang berisi 2 potongan sandwich buatannya. Langkahnya menuju kelas XII MIPA 1, mengecek keadaan yang rupanya kelas itu masih tergolong sepi karena Lavina termasuk orang-orang yang datang di pagi hari.
Senyumnya semakin terangkat ke atas ketika dilihatnya orang yang ia tunggu sedang berjalan ke arah kelas ini. Dengan hoodie yang menjadi ciri khasnya, Lavina dan semua orang tau kalau dialah Genta.
"Pagi kak" senyumnya dengan wajah berseri.
Genta menghentikan langkahnya, karena Lavina menghalangi jalannya.
"Sebagai ucapan terimakasih karena kemarin kakak udah nolongin aku" Lavina menyerahkan bekalnya.
Genta semakin mengeratkan kupluknya lalu mengambil kotak bekal itu, dengan pelan ia menggeser tubuh Lavina agar memberi jalan untuknya lewat.
Sentak tubuh Lavina langsung tergeser. Ia bingung harus senang atau sedih, bekalnya di terima tapi taada tanggapan apapun dari mulut Genta.
Genta berjalan ke bangku nya meletakkan tas nya, ia kira dirinya sudah bisa berinteraksi dengan orang-orang. Ternyata ketika ada orang baru yang mendekatinya ia masih merasa risih, kakinya seakan menyuruhnya untuk pergi dan mulutnya seperti ada lem perekat yang tak dapat terbuka.
Ia melirik kotak bekal yang di berikan gadis itu, mencoba menghargai apa yang diberikannya. Genta membuka isi yang ada di dalam kotak bekal itu, yang ternyata di dalamnya terdapat 2 potongan sandwich yang terlihat menggiurkan. Kebetulan juga dirinya tadi belum sarapan, Genta meraih satu potongan mencoba memakannya.
Genta menikmati satu potongan, di rasanya cukup enak. Ia memakan potongan yang kedua dengan lahap.
Kotak bekal itu ia letakkan di kolong mejanya, mungkin nanti ia akan membawa pulang dan mencucinya terlebih dahulu. Akan ia kembalikan esok kotak bekalnya kepada gadis itu.
Lavina masih mengintip di balik celah pintu, hatinya terenyuh melihat Genta yang memakan bekal buatannya. Ia berpikir Genta menyukai bekalnya, haruskah ia membuatkan lagi?
Lavina kembali ke kelasnya, dengan senyum yang masih tercetak jelas di wajahnya.
"Kenapa lo senyum-senyum? Bagi-bagi dong kalau lagi seneng" celetuk Dona menoel dagu Lavina.
"Ah, gapapa! Senyum aja biar awet muda" balasnya.
"Ngeles aja lo" cibir teman sekelasnya itu.
"Gue mau cerita tapi lo jangan ember ya?" bisik Lavina pada Dona.
"Sip" Dona mengacungkan ibu jarinya sigap.
"Jadi.." Dona menyimak serius.
"Tadi tuh.. " Lavina sengaja menggantungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert - Completed
Teen FictionPERINGATAN ⚠ sekali baca gabisa berhenti loh wkwkwk Arkan yang masih Setia menunggu rasanya terbalas. Riri yang selalu menemani Arkan ke kantin, bahkan banyak orang yang menatap apakah mereka berpacaran? Tapi percayalah mereka bukanlah tokoh utaman...
