Part 51- Penantian (END)

5.5K 403 87
                                    

Coba pencet Bintang di sudut kiri dulu, baru baca..

Bacanya sambil dengerin lagunya di mulmed, ngena banget sama part ini 👌 atau yang punya lagunya, setel aja di play music kalian sambil baca ini. Kalau gatau arti dari lagu ini, nanti setelah kelar baca, bisa searching apa arti lagu ini. (Yang mau aja yaa wkwk)

Genta dengan hati gelisah berkecamuk, rasanya kepalanya ingin pecah. Jika di suruh memilih, ia akan memilih pisah benua di banding pisah dunia.

•SC2•

Dengan kaki menjontai lorong rumah sakit, Genta berlari menuju tempat di mana Alle berada.

Terdapat Noura, Reygan, kedua orangtua Alle serta para sahabat Alle.

Dera sedang menangis sesegukan di pelukan Keno, tak menyangka kejadian memilukan ini terjadi lagi.

"Gimana bisa?" tanya Genta pada Noura dengan nada yang meninggi.

"Kata para saksi, supir truk nya mabuk. Trus nabrak Alle dan 3 pengendara motor lainnya dari belakang, trus.." Noura menangis lagi tak kuat melanjutkan.

Genta masih menunggu "truss Alle.. " Noura menangis lagi.

Reygan memeluk Noura dan mengusap punggung nya berusaha menenangkan.

Akhirnya Reygan lah yang menceritakan perihal kejadiannya.

"Jadi dari 4 pengendara itu Alle satu-satunya yang masih bernyawa. Yang lainnya tewas di tempat, itu pun Alle di temuin di bawah kolong truk itu, bahkan posisinya kepala Alle nyaris terlindas ban" Noura menutup telinganya tak sanggup mendengar cerita itu.

Genta mundur perlahan sampai punggung nya menyentuh dinding lorong rumah sakit, bahkan kakinya melemas bak jelly.

Jantungnya berdetak tak teratur, berusaha keras menahan tangis, matanya terpejam dengan kepala yang menengadah ke atas sambil mengatur nafasnya. Tak terisak namun air mata keluar dari sudut matanya.

Pria boleh menangis bukan?

Bahkan ia tak yakin untuk membuka matanya lagi. Baru saja mereka menyelesaikan ujian nasional namun kejadian naas terjadi setelah nya.

Riri berjongkok menyentuh bahu Genta pelan "kita doain yang terbaik ya buat Alle" kata Riri pelan

Riri menangis lagi, saat melihat bulir bening yang keluar dari sudut mata Genta. Pria itu tak terisak, namun air matanya terus melesak keluar. Membuat Riri jadi ikut menangis lagi karena terbawa suasana.

Genta menundukkan kepalanya, mencoba berdiri dan menutup kepalanya menggunakan tudung kepala hoodie nya. Kaki panjangnya melangkah pergi meninggalkan lorong itu.

Yang ia butuhkan sekarang adalah keheningan dan ketenangan.

Ketika dokter dan para perawatnya keluar dari ruang ICU, mereka bak semut yang langsung mengerubungi tim dokter yang menangani Alle.

"Gimana dok keadaanya?" Dera bertanya dengan suara sumbang.

"Operasi nya lancar, kami akan memindahkan ke ruang rawat. Pasien masih dalam masa koma nya, yang mengharuskan dia Hidup menggunakan alat bantu pernafasan. Saya tidak dapat memastikan kapan ia akan sadar. Yang pasti Terus doakan saja yang terbaik untuk pasien, saya permisi" Dera dan Noura lagi-lagi terisak tak tahan.

Introvert - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang