Part 34 - Sensitif

3.2K 227 12
                                    

"Tapi di kantor ada gadis yang buat kakak tertarik?" tanya Alle.

"Tidak" ucapnya menggeleng mantap.

"Kakak normal kan?" Alle menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu saja kakak normal! Pertanyaan macam apa itu?" sentaknya cepat.

Membuat Alle tertawa karena reaksi kakaknya yang berlebihan.

SC2

Hari kelas XII MIPA 1 bertemu kelas X IIS 1 dalam pelajaran penjaskes.

Bak rejeki di pagi hari bagi X IIS 1 karena katanya kelas XII MIPA 1 banyak cogan dan cecan.

Terdapat ketos manis mereka yaitu Guntur dengan tubuh tegap dan rahang yang kokoh, lalu terdapat pria dengan alis tebal campuran darah arab-sunda. Langganan bu Siti guru bk SMA PA namun siapa sangka salah satu pria berprestasi dialah Gaisar, dan pria tampan yang baru-baru ini menampakkan diri setelah berlindung di balik Hoodie nya yaitu Genta, mereka bahkan menganggap Genta adalah seorang murid pindahan.

Tak ingin kalah dengan keunggulan prianya, gadis yang juga banyak di gandrungi para siswa PA terdapat Alsaa gadis ramah berperawakan wajah campuran antara Turki-Indo, Riri gadis yang manis tapi sensitif, namun gosipnya ia adalah kekasih Arkan kelas XII MIPA 3, lalu ada Zylia meskipun mulutnya bak ibu tiri dari bawang putih tapi suaranya yang merdu yang dapat memanjakan telinga para penghuni PA.

Karena pak Gibran guru penjas kelas 12 sedang berhalangan hadir, jadi hanya ada satu guru yang mengajar hari ini yaitu bu Yusra guru kelas 10. Mau tidak mau olahraga mereka digabung.

Seluruh murid di perintahkan berlari sebanyak 10 putaran, saat berlari banyak adik kelas yang mencuri kesempatan untuk melirik kakak kelasnya. Bahkan ada juga yang terang-terangan mendekat dan mengobrol secara langsung.

Lavina mengusap pelipisnya peluh dengan cairan bening yang keluar dari pori kulitnya, bibirnya melengkung ke atas melihat Genta yang berlari tepat di depannya. Jantungnya berdegup kencang, ia pun tak tahu jantungnya berdetak karena lelah atau karena berdekatan dengan Genta. Ia jadi mengingat kejadian di bioskop, saat bahu yang ia jadikan sandaran ternyata bahu Genta. Jika mengingat hal itu membuat jantungnya berkedut dan kedua ujung bibirnya yang otomatis terangkat.

Setelah 10 putaran sudah mereka selesaikan mayoritas menyentuh lututnya dengan tubuh membentuk sudut 90° dengan napas terengah-engah.

Setelah itu mereka melakukan tanding basket putra antara kelas 10 versus kelas 12. Tak ayal kelas 10 bukannya mendukung kelasnya justru mendukung kelas orang lain. Ya mau bagaimana lagi untuk sekarang yang enak di pandang yang di dukung, masalah Setia kawan sepertinya urusan belakangan.

Karena para gadis kelas 10 yang memekik nama teman sekelasnya, sesekali para gadis kelas 12 melirik jijik adik kelasnya.

"Cetel banget sih! Norak tau gak?" celetuk Dinar menatap jijik adik kelas yang meneriakan nama Egar.

"Apaan tuh cetel?" tanya teman di sampingnya.

"CEWEK GATEL!" ucap Dinar lantang.

Para adik kelasnya hanya melirik Dinar sewot.

"Apa lo pada ngeliatin gue! Beraninya melotot rame-rame, emangnya mata gue banyak, kalo berani sini satu-satu!" tantangnya sewot melotot ke arah mereka.

Introvert - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang