"Terserah lo! Intinya gue udah kasih tau" Genta sedang malas meladeni apapun.
"Iya, yaudah aku balik ke kelas dulu ya kak" pamitnya langsung pergi begitu saja dengan wajah sumringah.
•SC2•
Sebelum bel istirahat, Citra sedang menunggu Genta yang belum keluar dari kelas nya. Ia mendapat kabar, kemarin tentang keributan yang diciptakan Genta dan Arkan. Satu hal yang ia dengar dari orang-orang katanya mereka bertengkar karena Lavina, gadis yang sangat ia benci itu.
Saat para kakak kelasnya keluar dari kelas, Citra mengumpat di balik pintu sambil cekikikan pelan.
Matanya mengintip Genta sekilas yang sedang mengarah ke arah pintu, bersiap mengejutkan Genta.
"Dorrr" kejutnya ketika melihat pucuk sepatu.
"Aargggh anj.. Kaget gue!" bukan Genta, melainkan Rio.
Raut Citra langsung berubah menjadi rasa bersalah, bukan dia targetnya tapi Genta.
"Maaf.. Maaf gue salah orang!" Citra merapatkan kedua telapaknya seakan meminta maaf.
"Elahh.. Lagian ngapain sih lo pakai acara ngagetin orang. Kayak gaada kerjaan lain aja!" omel Rio.
Barulah Genta dan Egar muncul dari belakang Rio, matanya melirik perdebatan antar Rio dan Citra. Menatap keduanya dengan raut wajah bingung.
Genta dan Egar melanjutkan berjalan menuju kantin. Citra reflek berlari mengikuti Genta dan mengamit lengannya erat sambil mengomel.
"Genta!! Gara-gara lo ya.. Gue jadi malu" omelnya memukul lengan Genta kesal.
Genta bahkan tak tahu apa salahnya, hanya menatapnya heran sekaligus jengah. Perlahan tangannya melepas cengkraman tangan Citra di lengannya.
"No.. No.. Lo gak bisa lepas dari gue" Citra tersenyum kemenangan.
"Lepas! sebelum gue marah" Genta menghempas tangan Citra cepat.
Citra tersentak, karena nada Genta terdengar menakutkan baginya.
"Kok lo jadi se sensitif ini sih sama gue?" balas Citra sewot.
Genta tak membalas, memilih mempercepat jalannya.
Egar pun ikut mengekori kemana Genta pergi.
Ketika di kantin, matanya menelusuri seluruh Kantin. Matanya menangkap Lavina yang menatapnya terang-terangan sambil tersenyum. Genta membalas senyum tipis, lalu dengan cepat membuang muka dan mengikuti Egar yang sudah menemukan tempat duduk.
Riri melihat Lavina yang terang-terangan menatap Genta sambil tersenyum, langsung menyenggol siku Arkan dan menunjuk Lavina dengan dagunya. Riri belum tahu kalau keduanya sudah putus.
Arkan melihat ke arah yang di maksud Riri.
"Biarin aja" komentar Arkan.
"Tapi dia kan cewek lo" kata Riri.
"Udah putus" jawab Arkan pelan, hanya Riri yang mendengar. Karena tercampur oleh suara bising penghuni kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert - Completed
Ficção AdolescentePERINGATAN ⚠ sekali baca gabisa berhenti loh wkwkwk Arkan yang masih Setia menunggu rasanya terbalas. Riri yang selalu menemani Arkan ke kantin, bahkan banyak orang yang menatap apakah mereka berpacaran? Tapi percayalah mereka bukanlah tokoh utaman...