Alle berjalan meninggalkan Genta yang masih terpaku dengan kata-kata itu.
Alle benar-benar mengakhiri hubungannya, seketika hatinya redup. Kakinya melangkah keluar dari teras rumah Alle, menaiki motornya dan menekan pedal gas nya kuat-kuat.
•SC2•
Sudah sekitar seminggu Genta tak bertegur sapa dengan Alle.
Setiap kali berpapasan, baik Genta maupun Alle hanya menatap sekilas lalu membuang muka.
Tadinya para penghuni SMA PA mengetahui hubungan Genta yang berpacaran dengan Alle, tapi tiga hari kemudian mereka malah mendapatkan kabar baru bahwa hubungan keduanya kandas. Ada yang memekik kesenangan namun ada pula yang sedih.
"Alleira, ini buat lo" baru saja Alle keluar dari toilet tiba-tiba seorang siswa memberikan Alle tiga pack coklat yang di pita rapih.
Entah mulut gacor darimana, semua orang jadi mengetahui kesukaan Alle. Semenjak kepulangannya, Alle jadi lebih tersorot, banyak siswa yang berbondong-bondong mencari perhatian Alle. Mereka menyangka kalau Alle adalah murid pindahan.
Dan yang Alle tahu, pria yang ada di hadapannya adalah adik kelas yang bersandang menjadi ketua geng trouble maker di SMA ini. Mereka kerap kali mengikuti tawuran, bolos, merokok, dll.
Alle belum menerima, namun tangan pria itu meraih tangannya dan meletakkan cokelat nya di atas telapak tangan Alle.
Alle menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Ternyata benar kata teman-teman gue. Lo cantikan dari dekat" kata pria itu lalu berlalu.
Alle masih tak mengerti dengan ucapan pria itu.
Kakinya melangkah ke arah perpustakaan, tempat langganannya. Rupanya terdapat Genta yang di dampingi Lavina, betapa sesaknya hatinya melihat pemandangan ini.
Alle berjalan berlalu melewati keduanya, kakinya menjuntai ke arah rak buku.
Genta menyadari kehadiran Alle, tapi ia hanya tetap fokus pada buku bacaannya.
"Kak, hari ini ada cafe yang baru buka di dekat sekolah. Kita ke sana yuk kak?" ajak Lavina.
"Kapan?" tanya Genta.
"Nanti sore" jawab Lavina.
"Oh"
"Kita ke sana kan?" tanya Lavina antusias.
"Enggak" mendengar penuturan Genta, Lavina langsung mengerucutkan bibirnya.
Genta tersenyum tipis, melihat Lavina yang mengerucut kan bibirnya.
Alle melihat itu, tak dapat berkata lagi. Ini terlalu sakit untuk di saksikan secara langsung.
Alle berjalan ke arah penjaga perpus untuk meminjam buku yang ia pegang saat ini. Lalu kakinya melangkah ke rooftop untuk menjadi tempat ia menghabiskan waktu.
Semenjak saat itu, ia kembali menjadi Alle yang penyendiri dan tak ada satu pun yang mengganggu nya. Ia selalu menganggap dirinya seperti ini adalah hal yang dulu ia lakukan saat belum mengenal Genta.
Bahkan ketika hari-hari berlalu, Genta jadi lebih menonjol jadi seringkali Alle melihat Genta. Ia merasa Genta berubah, bukan menjadi lebih baik melainkan jadi lebih buruk. Contohnya kemarin, Genta baru saja berkelahi dengan Tora anak kelas XII-MIPA 3. Alle tak tahu penyebabnya dan tak ingin tahu juga.
"Lle, Genta kenapa sih? Semenjak putus sama lo jadi berubah gitu?" bisik Riri pelan.
Alle hanya mengedikkan bahunya tak tahu menahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert - Completed
Teen FictionPERINGATAN ⚠ sekali baca gabisa berhenti loh wkwkwk Arkan yang masih Setia menunggu rasanya terbalas. Riri yang selalu menemani Arkan ke kantin, bahkan banyak orang yang menatap apakah mereka berpacaran? Tapi percayalah mereka bukanlah tokoh utaman...
