Extra part

5.8K 406 96
                                    

Sebelum baca, vote dulu coba...

Tubuhnya terkulai lemah di atas kasur king size nya, kepalanya ia tutupi dengan hoodie cokelatnya.
Sejak tadi ia hanya mengabaikan ibunya bertanya, ia tahu bahwa itu amatlah tidak sopan. Tapi entah kenapa tak ada tenanga untuk bergerak, berbicara pun jadi sulit.

Bel rumah berbunyi, membuat Fira membuka pintu utama.

"Permisi tante, Gentanya ada?" tanya Refan dengan raut wajah khawatir nya.

"Ada di kamarnya, tante gatau kenapa dia pulang-pulang jadi aneh gitu. Daritadi di tanya cuma diam aja, kamu tau dia kenapa?" tanya Fira sambil mengantar Refan ke kamar Genta.

"Refan juga bingung tante, pas tadi terima telfon dia marah-marah trus habis itu banting handphone. Nih handphone nya jadi hancur" Refan memberitahu hasil karya dari Genta tadi.

"Yaampun" Fira menganga tak percaya.

"Coba kamu bujuk dia, tanya dia kenapa? Tante buatin minum buat kamu dulu" kata Fira yang berangsur ke dapur.

Refan mendekati ranjang genta takut-takut.

"Ta!" panggil Refan.

Tak ada sahutan dari Genta.

"Genta!" panggil Refan lagi.

"Keluar!" ujarnya dingin.

"Lo kenapa?" tanya Refan hati-hati.

"Keluar!" ujarnya lagi.

"Lo jangan simpan masalah lo sendiri, bisalah cerita sam-.. " belum selesai Genta langsung membentak "gue bilang keluar! Bangs*t!" Refan langsung tersentak.

"Oke.. Oke.. Gue balik. Jaga diri lo baik-baik" Refan keluar dari kamar Genta.

Fira yang baru saja selesai membuatkan minum untuk Refan merasa bingung melihat Refan yang keluar begitu saja dari kamar anaknya.

"Loh mau kemana Fan?" tanya Fira bingung.

"Mau pulang tante, hmm.. Kayaknya Genta jangan di ganggu dulu deh Tan. Biarin dia tenangin pikiran nya dulu." kata Refan sebelum pergi.

Fira berpikir sejenak dan memikirkan ucapan Refan, ia juga yakin Genta tak akan melakukan suatu hal bodoh.

Telepon rumah berbunyi membuatnya sedikit berlari untuk mengangkat teleponnya rumahnya.

Di dalam percakapan itu tiba-tiba Fira mengulas senyum.

**

Di tengah malam, Genta terlelap dalam tidurnya. Sinar lampu pun hanya terpancar dari lampu hias di atas nakas.

Jika lantai ini terbuat dari kayu, mungkin suara decitan antara sisi kayu akan terdengar jelas. Karena beberapa tapak kaki sedang mendekati Genta yang sedang tertidur pulas.

"Happy birthday A'." bisik lembut menembus pendengaran Genta.

Matanya terbuka, di lihatnya kedua orang tuanya yang membawa kue ulang tahun yang berhiaskan lilin di atasnya. Bahkan sahabat-sahabat nya pun ikut hadir di sana.

Dengan rambut acak-acakan, ia duduk di kasur dengan kepala yang pening. Ia bahkan melupakan bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Tadi ia mendengar suara lembut berbisik di telinganya, kepala nya menoleh ke samping.

Matanya mengerjap beberapa kali, lalu mengucek matanya lagi untuk memastikan apakah yang di lihatnya ini benar atau halusinasi.

"Gue halu gak sih?" gumamnya pelan dengan pandangan mata yang berjarak beberapa centi dengannya.

Introvert - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang