Farga tertawa melihat ulahnya yang menghasilkan warna di pangkal hidung Riri yang mancung.
"Lo mah kacau Ga, kan jadi gue yang kena" Arkan menyalahkan Farga karenanya Arkan jadi kecipratan sengatan Riri.
Ocha lagi-lagi menahan sesaknya melihat adegan di depannya.
•SC2•
Baru saja Genta meletakkan bokongnya tepat di bangku kelasnya, Citra menghampirinya dengan wajah kusutnya.
"Genta! Kenapasih pesan gue gak dibalas, gue telepon juga gak diangkat. Lo nyebelin tau gak! Darimana aja sih? " semburnya di kelas senior nya.
Citra memang tak ada takutnya berdiri dimana dia sekarang, toh jika ada yang mengusirnya pasti Genta akan membelanya kan.
"Mau apa?" tanya Genta jengah menatap Citra.
Citra langsung tersenyum manis karena tanggapan Genta.
"Mau ke kantin! Se-ka-rang" tuntutnya.
"Lo gapunya teman?" tanya Genta sinis.
Citra menggeleng cepat "gak ada dan gak mau, temen gue cuma lo"
Bukannya merasa tersentuh, Genta menghela napasnya pelan. Beranjak dari tempatnya pergi mendahului Citra.
"Loh, mau kemana?" Citra mengekori Genta dari belakang.
"Katanya mau ke kantin!" ketus Genta.
"Oh iya" Citra hanya terkekeh.
Saat berjalan melewati lorong, tentu saja mata para kaum hawa menatapnya. Baru-baru ini mereka selalu melihat pria tampan ini menampakkan dirinya, berjalan bersama gadis yang terkadang berusaha bermanja ria di sampingnya. Tapi dengan tatapan jengah, pria itu selalu menolak perlakuan gadis itu.
Ketika Citra dan Genta berjalan dari arah berlawanan terdapat siswi berjalan ke arahnya, Genta menyipitkan matanya mempertajam penglihatannya.
Bukankah dia gadis yang hampir saja di tabraknya waktu itu?
Saat berpapasan, wajah gadis itu berubah pucat melihat sosok yang baru di temuinya karena insiden itu.
"Apa lo liat-liat, mau gue colok mata lo!" bentak Citra karena mata gadis itu begitu intens melihat Genta dan dirinya.
Citra rupanya masih tak terima kejadian waktu itu karena Genta yang meminta maaf, sehingga saat melihat gadis itu bawaannya selalu sinis.
"Apa-apaan sih lo Cit" omel Genta mengetahui sikap Citra yang membentak gadis yang tak bersalah itu.
"Maaf ya" ucap Genta lembut langsung menarik tangan Citra menjauh dari gadis itu.
Genta jadi merasa bersalah kalau Citra memarahi gadis itu, padahal saat kejadian itu Genta yang salah. Ia melajukan motornya dengan kecepatan yang hampir maksimal, sampai tak melihat bahwa lampu hijau berganti jadi merah dan bertepatan dengan gadis itu menyebrang.
Saat keduanya sudah menjauh darinya, gadis itu tersenyum tipis dan menunduk karena sikap lembut pria itu.
Kini sifat Genta yang dulu perlahan telah kembali, ya perubahan karena dorongan kekasihnya. Meski ia hanya melakukan hal itu jika mood nya sedang bagus, tapi ini adalah kemajuan yang pesat.
"Genta, kenapa sih lo malah minta maaf sama cewek itu! Udah jelas dia yang salah" emosi Citra mulai menggebu.
"Diam atau gue tinggal?" ucap Genta menatap Citra datar.
Citra menghentakkan kakinya sebal dan memilih diam.
**
Juno dikantin melihat seorang gadis sedang memarahi sang pria padahal mereka baru saja memasuki area kantin tapi sudah membuat gaduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert - Completed
Teen FictionPERINGATAN ⚠ sekali baca gabisa berhenti loh wkwkwk Arkan yang masih Setia menunggu rasanya terbalas. Riri yang selalu menemani Arkan ke kantin, bahkan banyak orang yang menatap apakah mereka berpacaran? Tapi percayalah mereka bukanlah tokoh utaman...