Part 39 - Pertengkaran kecil

3.1K 252 21
                                    

Sementara di sisi lain, terdapat gadis yang sedang uring-uringan menanti kabar dari seseorang yang tiba-tiba menghilang begitu saja.

Sudah puluhan kali nomernya menelepon tapi tetap saja tak aktif. Dirinya sudah seharian tak kena asupan makanan, membuat ibunya kepalang khawatir karena sikapnya.

SC2

"Lav, nak kamu makan ya?" ibunya menyodorkan suapan nasi pada anak semata wayangnya.

"Gamau ma" tolaknya menghindari suapan.

"Yaampun Lav, mama jadi bingung kamu kayak gini. Makan ya sedikit... Aja" pinta mamanya.

"Biar Aga aja, tan" Farga yang tiba-tiba datang dari ambang pintu.

Lora, mama Lavina mengangguk dan menyerahkannya pada Farga lalu keluar dari ambang pintu.

"Kamu kenapasih Lav? Kalau ada apa-apa cerita! Jangan di simpan sendiri" omel Farga duduk di samping kasur Lavina.

Lav menghela napasnya pelan.

"Kita udah bareng-bareng sebulan lebih, Lav ngerasa dia juga punya perasaan yang sama kayak Lav. Tapi cuma gara-gara Lav ngangkat telepon yang masuk ke hp-nya dia marah sampai menghilang gitu aja dan gak ngasih kabar sama sekali" curhatnya dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya.

"Siapa?" tanya Farga bingung.

"Kak Genta" Lavina menjawab lesuh.

Ia sejenak berpikir, bukankah Riri dan Genta itu sekelas. Yang artinya Riri pasti tau alasan Genta yang tak masuk selama beberapa hari ini.

"Bang! Tolong tanyain ke kak Riri dong, kak Genta kemana? Kenapa gak masuk sekolah?" pinta Lavina.

"Ada syaratnya" Farga tersenyum penuh kemenangan.

"Ck, apa?" desis nya pelan.

"Abisin makanannya dulu, kalau gak abis! abang gak bakalan telfon kak Riri" ucap Farga.

"Ishh abang mah! Yaudah, tapi janji ya?"

Farga mengangguk mantap.

Farga menunggu adiknya menghabiskan makanannya sampai habis, ia tau kalau sebenarnya Lavina lapar. Hanya saja karena aksi ngambeknya membuatnya jadi mogok makan.

Farga juga sebenarnya bingung, masalah sebenarnya apa. Tak mungkin hanya karena Lavina yang mengangkat panggilan telepon masuk dari ponsel Genta, sampai membuat Genta semarah itu.

"Bang udah abis!" di perlihatkan piring yang sudah kosong.

"Mau kak Riri nya ke sini atau di telfon aja?" tanya Farga.

"Kelamaan kalau kak Riri harus kesini, abang harus jemput dulu" ucap Lavina tak sabaran.

"Yaudah telfon" Farga berkutik pada ponselnya untuk menghubungi kekasihnya.

"Kalau gak kak Riri, kak Rio aja bang" pinta Lavina yang baru ingat kalau mereka sekelas.

"Iya bawel" cibir Farga.

"Di speaker bang!" pintanya cepat.

Riri mengangkat panggilan Farga.

"Hallo, ini siapa?" sapa Riri dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Farga rasa ia salah waktu menelepon, lebih baik nanti saja bertanya nya. Kasihan Riri pasti ia sangat lelah sehabis acara keluarga nya.

"Tidur aja lagi Ri" Farga malah menyuruh Riri untuk melanjutkan tidurnya, jadi tak enak karena telah mengganggu tidur Riri.

Introvert - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang