Father

2.8K 302 101
                                    

Huft, kejadian ledakkan kemarin petang benar-benar menggemparkan. Menurut dugaan, ledakkan itu disebabkan oleh para imigran yang Aisu bilang kemarin. Ratusan orang dinyatakan tewas dan lainnya luka-luka. Gue bersyukur banget ngga ada satupun dari anak didik gue yang jadi korban. Buktinya mereka semua hadir hari ini.

Awalnya semua ngga ada masalah, hingga gue pulang dari sekolah sore harinya.

Gue salah milih jalur pulang. Tadinya gue emang mau menghindari pusat perbelanjaan yang baru meledak itu, tetapi ujung-ujungnya gue jadi ngelewatin kawasan kumuh dan sepi dengan gang-gang kecil yang cukup sempit.

Tiba-tiba gue mendengar suara ribut.

"Maaf, Tuan besar, ka-kami belum menemukannya..."

PRANG!!!

"Dasar tidak berguna! Cari dia sampai dapat, cepat!!"

Gue memberanikan diri mengintip. Tampak seseorang berpakaian gelap tengah memerintahkan anak buahnya sana-sini dengan begitu gusar. Ia terlihat sangat menakutkan dan... hey, tunggu! Poni panjang itu... rasanya gue pernah lihat orang itu di suatu tempat, tapi dimana, ya?

"Siapapun itu yang membawa anakku harus bertanggungjawab! Akan kuhabisi semuanya! Mereka terlalu naif berani melawanku, bos Cityfog!"

Deg!

Itu dia... kalau tidak salah... Black Light! Ya, itu namanya. Aisu sempat membicarakan orang ini tempo hari. Jadi mereka benar-benar ada?!

"Aku yakin si konglomerat sialan itu yang membawa anakku. Tadi yang terakhir kudengar anaknya bicara dengan anakku. Ya! Sudah pasti dia yang melakukannya!" orang yang disebut bos itu menggumam semakin geram.

Dahi gue mengernyit heran. Anak? Jadi bos mafia itu punya anak? Dan konglomerat... tunggu! Entah apa yang gue pikirkan tetapi gue punya firasat kalo gue mengenal konglomerat ini.

"Disini kau rupanya, dasar mafia sialan!" terdengar suara dari arah lain. Gue bisa melihat sosok pria yang sedang berjalan itu diliputi oleh banyak bodyguard dengan badan yang kekar-kekar. Hih! Ngeri pokoknya!

Semakin lama sosoknya semakin jelas. Gue terbelalak kaget, lho, itu kan...

"Kau kemanakan anakku Kradness? Sudah petang begini dia belum kembali ke rumah. ini pasti ulahmu, kan?"

Ya, Ayahnya Kradness yang datang. Tapi tunggu dulu! Beliau mengenal Black Light?

Orang bernama samaran Black Light itu langsung menghampiri dan menarik kerah baju pria itu, "Seharusnya aku yang bertanya padamu, kau kemanakan anakku Luz, hah?!"

Tunggu! Apa? Krad? Luz?

LUZ???!!!

Mereka hampir saja memanas jika saja gue ngga tiba-tiba menampakkan diri, "HEEEIIII!!!! Jangan ribut, dong! Sebaiknya Anda berdua tenang dulu sekarang, oke?"

Sekajap saja semua atensi terpaku pada gue. duh! Gue jadi salting tiba-tiba jadi pusat perhatian gini!

Bapaknya Krad langsung mengenali gue, "Pak Shoose, Bapak ngapain di sini?"

Lain dengan yang satunya, dia auto nedengin pistol ke gue. "Siapa kau?! Beraninya kau muncul di hadapanku?!"

Ayah Krad langsung memukul wajah orang itu, membuat suasana yang tadinya mencair beku kembali. "Kau ngajak ribut, ya, sialan?! Ngapain kau tedengkan juga pistol pada orang itu?!"

"HAH?! Kau yang ngajak ribut, sialan!" balas Tuan Black Light murka.

Oke, gue mulai ngerasa ini jadi opera sabun adegan saling memanggil 'sialan' dan mempunyai judul "Dasar Kau Sialan"

Little Utaite and Their School [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang